SEBEL TAPI KANGEN

SEBEL TAPI KANGEN

Endah Tari

5.0
Komentar
726
Penayangan
24
Bab

"Di balik kebencian Fuji terhadap orang kaya, tersembunyi luka mendalam dari tragedi yang menimpa keluarganya. Ketika dia bertemu dengan Andrew, CEO sombong yang menyebalkan, pertengkaran menjadi bumbu dalam hubungan mereka. Namun, kebencian Fuji semakin memuncak ketika dia mengetahui bahwa Andrew adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian kakaknya. Apakah cinta bisa menaklukkan kebencian, ataukah dendam akan terus membara?"

Bab 1 Di pecat

Fuji Maharani, 21 tahun, memulai hari pertamanya bekerja di restoran berbintang. Malam ini, restoran tersebut menyelenggarakan pesta peresmian perusahaan Tree Stars.

Saat membawakan nampan minuman, Yuni, sahabat Fuji, mencolek bahunya. "Lihat pemuda tampan di atas panggung, kayaknya orang kaya!" Fuji menoleh dan melihat Andrew, pemuda tampan berpenampilan eksekutif.

"Benar, Yun. Katanya, tamu undangan malam ini adalah pengusaha," kata Fuji.

Seorang waitress meminta Fuji dan Yuni kembali bekerja. Fuji membawa nampan dan menghampiri tamu undangan. Setelah selesai, ia melihat acara di atas panggung. Andrew memulai sambutannya.

"Selamat malam, terima kasih atas kehadiran Anda semua. Malam ini Saya Andrew Tanusagara dengan bangga meresmikan Perusahaan Tree Stars sebagai kemajuan bisnis Tanusagara Group. Mari Kita rayakan, Cheers!" Andrew membuka minuman bersoda, dan air soda muncrat keluar.

Tepuk tangan riuh meramaikan acara. Fuji tersenyum, berpikir, "Enaknya jadi orang kaya, banyak teman, dihormati semua orang."

Yuni memberikan nampan berisi wine kepada Fuji. "Lekas bawa ini, malah bengong!"

"Iya, Yun, bawel banget!" jawab Fuji.

Fuji bergegas membawa nampan berisi wine menuju tamu undangan. Namun, sebelum sampai tujuan, Andrew yang berjalan tergesa-gesa menabraknya.

"Akkh!!" pekik Fuji kaget.

Gelas-gelas wine jatuh ke lantai, dan wine tumpah mengenai jas mahal milik Andrew. Wajahnya juga terkena cipratan wine, matanya melotot ke arah Fuji.

"Dasar pelayan bodoh! Kamu jalan gak pake mata! Harga jas ini 10 kali lipat dari gajimu!!" bentak Andrew.

"Lho, kenapa Anda yang nyolot? Anda sendiri yang menabrakkan diri! Makanya kalau jalan pake mata, gara-gara Anda pekerjaan saya jadi terhambat!!" jawab Fuji sembari mendelik.

"Beraninya Kamu! Kamu gak tau siapa Saya, Hah?" hardik Andrew.

"Saya gak mau tau siapa Anda, tapi Anda harus ganti rugi karena sudah menumpahkan wine-wine tamu kehormatan di sini!!" jawab Fuji melotot.

Keributan antara Fuji dan Andrew menarik perhatian tamu-tamu. Yuni dan Manager Restaurant yang bernama Tomy, mendekati mereka.

"Ada apa ini?" tanya Yuni.

"Ini, Yun, laki-laki gak tau diri! Dia sengaja menabrakku dan menyalahkanku!" jawab Fuji.

"Karyawan baru sudah buat ulah!" ucap Tomy.

Tomy melihat Andrew dengan takut. "Maaf, Pak, dia karyawan baru, gak tau kalau Pak Andrew CEO di sini."

Fuji terkejut. "Mati aku ..." katanya pelan.

"Siapa yang menerima perempuan bodoh ini kerja di sini?!" tanya Andrew.

"Pak Andrew sendiri yang menerima saat seleksi," jawab Tomy.

Andrew marah. "Owh, kalau begitu, dia saya pecat sekarang!!"

Fuji protes. "Lho, kok main pecat-pecat aja? Saya gak tau Bapak itu CEO."

Yuni memberitahu Fuji dengan nada pelan, "Pak Andrew."

Fuji mengangguk tanda mengerti yang di katakan Yuni. "Karena Pak Andrew CEO di sini, boleh kok, mecahin gelas-gelas wine sebanyak-banyaknya. Gak usah ganti rugi."

Andrew menggerutu, "Cewek gila!" dan berjalan pergi.

Fuji mengejar Andrew, memegang tangannya. "Maafkan saya, ya, Pak. Saya jangan dipecat."

Andrew membentak, "Lepaskan tangan saya!!" dan mengibaskan tangannya, membuat Fuji terjatuh.

Andrew melanjutkan langkahnya, meninggalkan Fuji yang terluka.

Yuni membangunkan Fuji. "Fujii, lututmu berdarah!"

"Cuma lecet sedikit, Yun, gak usah khawatir. Yang sakit ini," Fuji memegang dadanya.

"Tabah, ya," Yuni menghibur.

"Iya, makasih, Yun. Tapi jangan berhenti kerja karena aku dipecat. Kamu butuh biaya kuliah."

Tomy mendekati mereka. "Fuji, ini gaji satu hari. Silakan keluar dari sini sebelum kami semua terkena imbasnya."

"Terima kasih. Saya mengerti," Fuji menjawab, lalu pergi meninggalkan Yuni dan Tomy yang memandangi kepergiannya.

***

Sesampainya di area parkir ketika akan menyalakan motor, kunci motornya tidak ada. Dia baru ingat kalau kunci motor ada di dalam tas, dengan rasa kesal Fuji berbalik arah masuk kembali ke dalam restaurant untuk mengambil kunci motor berikut tas yang tertinggal di loker. Setelah mendapatkan kunci, dia melihat Andrew yang sedang berjalan di sisi kolam renang kemudian Fuji langsung bersembunyi untuk menghindarinya.

Sementara itu, Andrew berjalan terburu-buru. Di sana juga ada sepasang kekasih sedang bertengkar hebat. Wanita itu sangat marah dan mendorong kekasihnya.

Dorongan itu menyebabkan kekasihnya menabrak Andrew, membuatnya terjatuh ke kolam renang. Fuji menyaksikan kejadian itu dari jarak jauh, tak percaya.

"Karma memang cepat datang," gumam Fuji, tersenyum sinis.

Yuni datang mendekati sahabatnya yang sedang bersembunyi di balik tanaman hias, "Fuji, Kamu kagi ngapain? Kenapa kamu balik lagi?" tanya Yuni heran

Fuji tak menjawab, ia hanya menunjuk ke arah kolam renang, "Lihat, Yun. Tuan CEO yang angkuh itu jatuh ke kolam,"

Yuni terkejut, "Oh my god! Apa yang terjadi?"

Fuji tersenyum tipis, "Sepasang kekasih bertengkar, dan dia terdorong ke kolam."

"Hihihihi, ironis sekali." jawab Yuni

Fuji tersenyum puas, "Aku gak akan menolongnya,"

"Tapi, Ji. Dia bisa tenggelam!"

"Tenang di sana banyak orang, pasti ada yang menolongnya,"

Yuni berlari penasaran ingin melihat dari dekat, Fuji pun menyusul sahabatnya itu

mendekati kerumunan. Terdengar teriakan Andrew meminta bantuan, tapi mereka semua acuh.

"Toloong!!" teriak Andrew

Blup bluup!

"Toloong!!" teriak Andrew timbul tenggelam

Tomy terlihat panik, namun tak bisa berbuat apa-apa karena dia tak bisa berenang. Karyawan restaurant dan tamu undangan yang tidak suka dengan Andrew berkata sembari menatap sinis.

"Biarkan saja dia tenggelam!"

"Angkuh, dia pantas mendapatkannya!"

"Syukurin, biar mati sekalian!"

Fuji mendengar komentar-komentar tersebut dengan rasa terkejut. Jiwa kemanusiaannya muncul, hati nuraninya berkata. "Tolong dia"

Tanpa fikir panjang lagi gadis itu segera melepas kedua sepatunya dan lonpat masuk ke dalam kolam renang untuk menyelamatkan Andrew yang sudah hampir tenggelam.

Byuuurr!!

Kecipak! Kecipuk!

Fuji, gadis mungil itu, berenang dengan sekuat tenaga melawan hawa dingin untuk menyelamatkan Andrew. Dia meraih tubuhnya dengan tangan kanan, sementara Andrew merangkul bahu Fuji dengan lemah. Sebelum kesadarannya hilang, ia sempat melihat wajah penolongnya, yang terlihat seperti dewi penyelamat.

Fuji berhasil membawa tubuh pria yang memecatnya ke tepian kolam, dari atas Tomy dan Yuni membantu mengangkat tubuh Andrew ke daratan. Fuji pun berenang lagi menghampiri tangga untuk naik ke darat. Dari kerumunan tiba-tiba menyeruak seorang perempuan cantik ekspresinya mengkhawatirkan keadaan Andrew, ternyata wanita itu bernama Rida asisten pribadi Andrew.

"Pak Tomy ada apa dengan Pak Andrew?!"

"Mbak Rida dari mana aja sih, itu Pak Andrew barusan tenggelam,"

"Aku habis dari toilet,"

Rida panik berusaha menyadarkan Andrew dengan menepuk-nepuk pipinya, Fuji yang melihatnya sampai heran sepengetahuannya cara menyadarkan orang tenggelam bukan begitu caranya. Wajah Andrew semakin pucat, Fuji mulai khawatir segera ia turun tangan membantu. Gadis itu menekan-nekan dada Andrew beberapa kali, Namun pria itu belum juga sadar. Akhirnya Fuji nekad memberikan nafas buatan untuk menyelamatkan nyawa Andrew.

Rida, Yuni dan Tomy sampai melongo di buatnya. Setelah memberikan nafas buatan sampai tiga kali, Andrew belum juga siuman. Namun Fuji tak putus asa, ia mencoba sekali lagi menarik nafas dan mengumpulkan oksigen pada mulutnya, kembali ia menyatukan mulutnya pada mulut Andre.

"Aduhh. Itu Boss kesayanganku bibirnya di perawanin! udaaah. Aku ajaa, Aku juga bisa!!" Rida berteriak sambil menarik rambut Fuji, mata mereka bertemu dalam kemarahan. Tiba-tiba ...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku