Belum tiga bulan pernikahan kontrak Adelia dengan CEO Arsenio Arfandra. Adelia justru tiba-tiba diusir oleh ibunda Arsenio karena ketahuan berbohong. Satu bulan berlalu, Adelia telah mengandung benih dari Arsenio. Namun, penolakan yang diterima oleh Adelia ketika ia meminta pertanggungjawaban dari Arsenio. Arsenio ternyata menyesali perbuatannya. Ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Adelia. Namun, keberuntungan tidak berpihak kepada Arsenio. Ia malah diundang ke acara pernikahan karyawannya sendiri, sang manajer yang bernama Vino telah bersanding dengan Adelia. Bagaimana hubungan mereka selanjutnya? Apakah Adelia akan mengakui kepada Vino jika Arsenio adalah ayah dari Giovanni? Atau akan menyembunyikannya?
Sore hari, mobil Arsenio tiba-tiba harus mencium pohon kersen. Dia membanting stir ke kanan demi menghindari tabrakan lebih parah. Dia lalu turun dari mobil dan menghampiri orang yang menabrak mobil dia.
"Berengsek! Bisa bawa motor tidak sih?" Arsenio menatap tajam mata Adelia.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja." Adelia mengangkat kedua tangannya memohon lalu memperhatikan mobil Arsenio. "Ya ampun mobilnya rusak parah lagi," batin Adelia.
"Aku tidak peduli kamu sengaja atau tidak! Lihat mobil depanku, kamu harus mengganti kerusakannya!" marah Arsenio.
"Iya, pasti saya ganti, tapi jangan hari ini saya benar-benar tidak ada uang." Adelia memelas kepada Arsenio.
Arsenio menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan Adelia. "Kapan kalau bukan hari ini? Waktuku sangat berharga, aku tidak mau buang-buang waktu berurusan dengan orang tidak penting macam kamu!" desis Arsenio lalu merogoh dompet di saku jas dan mengambil Kartu nama.
"Aku kasih waktu sampai besok, kamu harus bisa menggantinya." Arsenio menyerahkan kartu nama kepada Adelia.
Adelia membelalakkan matanya. "Besok ...."
"Pokoknya aku tidak mau tahu. Besok kamu harus bisa menggantinya!" Arsenio memotong ucapan Adelia. "Besok uang dua puluh juta harus ada. Mobil mewah ini bukan mobil biasa.
Perbaikannya tidak main-main. Hanya orang-orang penting dan berduit tebal yang mempunyai mobil ini," desis Arsenio.
Adelia hanya bisa menelan salivanya sendiri setelah mendengar ucapan Arsenio.
***
Malam hari, Adelia sedang berada di kamarnya. "Bagaimana ini? Tidak ada yang punya uang segitu. Pinjam ke Bu Tari tidak mungkin aku masih punya hutang. Itu pun dipotong tiap bulan. Bilang sama ibu juga tidak mungkin, ibu jangan sampai tahu masalah ini," monolog Adelia.
***
Keesokan hari, Adelia sudah berada di perusahaan Arsenio. Dia sudah duduk di sofa. Begitu pun dengan sang CEO, dia ditemani asisten pribadinya bernama Bagas.
Arsenio mengerutkan keningnya memperhatikan Adelia. "kenapa diam saja? Kamu datang ke sini untuk membayar kerusakan mobilku 'kan? Jangan buang-buang waktu. Setengah jam lagi aku akan rapat." Arsenio melihat jam tangannya.
"Iya, maaf, Pak Arsenio. Saya ... saya hanya punya uang dua juta saja. Nanti separuhnya saya cicil." Adelia menatap Arsenio lalu menundukkan wajahnya.
Arsenio menyunggingkan senyum setelah mendengar ucapan Adelia. "Makanya bawa motor yang benar!" ketus Arsenio, "dan aku tidak mau menerima uang dua juta dari kamu.
Aku hanya ingin uang dua puluh juta dari kamu Kurang satu peser pun aku tidak akan mau menerimanya. Mengerti kamu!" desis Arsenio.
Adelia pun bingung sendiri setelah mendengar ucapan Arsenio, dia berpikir sejenak lalu berbicara kepada sang CEO. "Tolong kasih saya waktu. Saya akan mencarinya dalam seminggu ini," pinta Adelia.
"Seminggu kamu bilang? Kamu mau mempermainkanku!" bentak Arsenio.
"Tidak kok. Siapa yang mau mempermainkan Anda," sahut Adelia, "saya hanya butuh waktu karena buat saya uang segitu sangatlah besar."
"Apa jaminannya kalau dalam seminggu kamu tidak bisa mendapatkan uang dua puluh juta?" tantang Arsenio.
"Emm ... Pak Arsenio boleh melakukan apa saja kepada saya," kata Adelia.
Setelah Arsenio mendengar ucapan Adelia, dia langsung memperhatikan Adelia secara intens. Dia lalu menoleh kepada Bagas yang duduk di sampingnya sambil tersenyum miring.
"Asisten Bagas kamu saksi kalau dia akan melakukan apa saja. Jika dia tidak bisa membayar tepat pada waktunya," ucap Arsenio.
"Iya, Pak Arsenio," sahut Bagas.
Adelia merasa bingung melihat Arsenio seperti itu. Dia memperhatikan Arsenio lalu kepada Bagas.
"Gawat, sepertinya aku salah bicara," batin Adelia.
"Melakukan apa saja? Kamu tidak takut aku minta macam-macam sama kamu karena kamu bilang apa saja," tanya Arsenio.
"Iya, Pak. Tapi bukan melayani dalam hal ranjang. Yang lain saya akan melakukannya saya berjanji. Asalkan bukan masalah tidur bersama," urai Adelia.
Arsenio menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan adelia. "Kepedean sekali kamu mengatakan hal itu. Lagian siapa yang mau tidur denganmu?
Jangan sok, kepedean jadi perempuan. Aku pun tidak berminat tidur denganmu dan aku sedikit pun tidak tertarik denganmu," decit Arsenio.
"Baguslah," gumam Adelia lalu menunduk.
"Apa kamu bilang? Kamu bicara apa barusan?"
"Tidak, Pak, saya tidak bicara apa-apa," kelit Adelia.
***
Adelia sedang berada di tempat kerjanya. Dia sedang membungkus pakaian yang sudah dipesan oleh pembeli sambil melamun. Dia bekerja di toko online milik Bu Tari.
"Hei, Adelia, kamu malah melamun lagi." Mita menyenggol badan Adelia. "Kamu belum dapat uang sebanyak itu?" tanya Mita.
"Aku bingung harus cari ke mana lagi. Ini saja aku sudah malu pinjam sama teman-temanku termasuk kamu. Walaupun aku sekarang bisa pinjam lagi ke Bu Tari."
"Aku tidak mungkin pinjam uang sebanyak itu. Aku harus pinjam ke mana lagi?" urai Adelia lalu memajukan bibirnya.
"Sorry ya, Del. Aku tidak bisa bantu kamu." Mita merasa tidak enak.
"Sudah tidak apa-apa. Aku kesal saja sama CEO itu. Dasar tuh, CEO sialan! Dia benar-benar tidak mau dicicil. Wajah saja tampan, tapi gayanya amit-amit," umpat Adelia.
***
Seminggu berlalu saatnya Adelia bertemu Arsenio. Mereka janjian di cafe di jam makan siang.
"Ternyata Pak Arsenio belum datang." Adelia melihat jam tangannya.
Adelia kemudian duduk di kursi kosong. Dia sudah bingung sendiri, bagaimana akan menjelaskan kepada Arsenio. Tidak lama kemudian Bagas datang menghampiri Adelia.
"Asisten Bagas! Emm, Pak Arsenionya ke mana?" Adelia merasa bingung karena yang datang asisten pribadi Arsenio.
"Maaf, Nona, Pak Arsenionya sedang ada keperluan. Jadi saya yang mewakili Pak Arsenio," jawab Bagas lalu duduk di kursi bersebrangan dengan Adelia.
"Bagus deh," celetuk Adelia.
"Kenapa Anda senang sekali tidak bertemu dengan bos saya?" tanya Bagas.
"Bos Anda sangat menyeramkan."
"Makanya, Anda jangan sekali-kali berurusan dengan Pak Arsenio. Apa lagi kesalahan Anda fatal karena telah merusak mobil kesayangan Pak Arsenio," timpal Bagas, "ya sudah langsung ke pokok permasalahan. Mana uangnya?" lanjut Bagas.
"Em, maafkan saya, asisten Bagas. Saya tidak bisa melunasi semuanya. Saya cuma punya uang tujuh juta saja," kata Adelia.
"Kamu, 'kan bilangnya hari ini akan dilunasi. Kenapa tidak tepat waktu? Anda jangan mempermainkan Pak Arsenio," ucap Bagas.
"Saya tidak mempermainkan Pak Arsenio. Saya sudah berusaha, tapi tetap saja saya tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu," keluh Adelia.
"Oke, karena Anda tidak bisa menepati janji dan Anda pernah mengatakan Anda akan melakukan apa saja untuk Pak Arsenio. Jadi Anda tidak akan bisa menolak permintaan Pak Arsenio. Camkan itu!"
"Iya ... iya." Adelia menjawab terbata.
"Ada pilihan lain jika Anda tidak bisa melunasinya. Hutang Anda akan dianggap lunas, asalkan Anda bersedia menikah kontrak dengan Pak Arsenio!"
Bab 1 Bos Anda sangat menyeramkan
06/01/2025
Bab 2 Saya tidak mau melayani Pak Arsenio di atas ranjang
06/01/2025
Bab 3 Istrimu tidak menunda kehamilan, 'kan
06/01/2025
Bab 4 Arsen kuat, 'kan di atas ranjang
06/01/2025
Bab 5 Aku ingin sekali bercinta
06/01/2025
Bab 6 Menjadi Boomerang
08/01/2025
Bab 7 Cantik-cantik ternyata tukang tipu
08/01/2025
Bab 8 Aku membutuhkanmu
08/01/2025
Bab 9 Kenapa kamu gegabah
08/01/2025
Bab 10 Ini semua kesalahan mamamu
09/01/2025
Bab 11 Nanti ketularan apesnya
09/01/2025
Bab 12 Lebih tampan siapa
09/01/2025
Bab 13 Batalkan pernikahannya!
09/01/2025
Bab 14 Anak itu mirip sekali denganku
09/01/2025
Bab 15 Jangan pernah meninggalkanku
09/01/2025
Bab 16 Aku harus mendapatkan Adelia kembali
09/01/2025
Bab 17 Dianggap menghilang tak tersisa
09/01/2025
Bab 18 Adelia benar-benar membuangku ke laut
09/01/2025
Bab 19 Jangan sampai suamimu tahu sendiri
09/01/2025
Bab 20 Kamu mau menghancurkan rumah tanggaku
09/01/2025
Bab 21 Kamu tidak menginginkan Giovanni
22/01/2025
Bab 22 Seandainya waktu dapat kuputar
23/01/2025
Bab 23 Pikir-pikir dulu
24/01/2025
Bab 24 Tetap dengan pendiriannya
25/01/2025
Bab 25 Ada apa di antara mereka
26/01/2025
Bab 26 Benar-benar bodoh
27/01/2025
Bab 27 Aku belum siap mengatakannya
28/01/2025
Bab 28 Pantas saja kamu masih membenciku
29/01/2025
Bab 29 Aku yang gigit jari
30/01/2025
Bab 30 Lagi hamil jangan banyak marah
31/01/2025
Bab 31 Papanya Giovanni hanyalah Vino
01/02/2025
Bab 32 Jaga diri kamu baik-baik
02/02/2025
Bab 33 Sangat kritis
03/02/2025
Bab 34 Papa harus sembuh
04/02/2025
Bab 35 Kritis lagi
Hari ini08:31
Buku lain oleh My_Ndrati
Selebihnya