Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dokter Tampan dan Pasien

Dokter Tampan dan Pasien

Author_Mars

5.0
Komentar
1.4K
Penayangan
38
Bab

Han Jang Woo adalah seorang dokter cemerlang yang sangat dikagumi oleh rekan-rekannya. Ketampanannya dan keahliannya yang luar biasa membuatnya menjadi pusat perhatian di rumah sakit tempat ia bekerja. Di antara pasiennya, ada Kim Ae Jin, seorang wanita muda yang tergila-gila dengan ketampanan Jang Woo sehingga selalu melarikan diri setiap kali harus menjalani pemeriksaan payudara olehnya. Rasa malu dan canggung membuatnya selalu menghindar dari dokter tersebut. Namun, tidak ada yang mengetahui masa lalu Jang Woo dan Ae Jin. Apa sebenarnya yang terjadi di antara mereka di masa lalu? Kenangan dan rahasia kelam mulai terungkap, memperlihatkan hubungan yang lebih dalam dan kompleks dari yang terlihat di permukaan.

Bab 1 Pertemuan Pertama

Suatu malam hujan yang begitu deras, terlihat seorang wanita yang berlari sambil melirik ke belakang dan ketakutan. langkah kaki seorang pria yang sedang mengejarnya tanpa berhenti.

Wanita itu pun menuju ke jembatan untuk menjauh dari pria itu. tidak ada yang tahu apa yang terjadi dan siapa mereka berdua.

Wanita tersebut yang sudah tidak larat untuk berlari, pada akhirnya ia hanya bisa memilih mengakhiri hidupnya.

Di saat dirinya memanjat ke atas besi pembatas jembatan, ia berteriak," Aku lebih rela mati dari pada bersamamu...." teriakan wanita itu yang kemudian melompat ke laut dengan pasrah.

Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi di antara mereka. Pria yang mengejarnya frustasi dan berteriak di saat wanita itu melompat ke laut untuk mengakhiri hidupnya.

3 Tahun Kemudian.

Di tengah-tengah kota Seoul, berdiri megah sebuah gedung rumah sakit terbaik di Korea Selatan. Dari luar, bangunan tersebut tampak modern dan mewah, layaknya sebuah hotel bintang lima. Di dalamnya, fasilitas yang tersedia sangat lengkap dan canggih, menjadikan rumah sakit ini sebagai pilihan utama bagi para pasien yang membutuhkan perawatan khusus.

Suatu malam, langkah mantap seorang pria berjaket kulit hitam terhenti tepat di depan salah satu pintu kamar pasien. Rambutnya hitam legam, dan mengenakan masker. Matanya menelisik nama yang tertera di papan nama di depan pintu, "Kim Ae Jin."

Perlahan, pria itu membuka pintu kamar pasien dan melangkah masuk. Ruangan itu tampak bersih dan tertata rapi, dengan dinding berwarna putih dan jendela yang memperlihatkan pemandangan kota Seoul yang indah. Di sudut ruangan, ada seorang wanita berparas cantik yang tengah tidur pulas di atas ranjang pasien.

Pria itu mendekat ke ranjang pasien dengan langkah yang pelan dan hati-hati, Matanya memandangi wajah wanita tersebut dengan penuh perhatian.

Pria berjaket tebal itu menatap lembaran data pasien yang tergantung di ujung ranjang, membaca dengan seksama setiap detail yang tertulis di sana. Setelah cukup lama mempelajari informasi tersebut, pria itu menggantung kembali lembaran data pasien dan melangkah mendekati Kim Ae Jin.

Dengan lembut, ia mengecup dahinya, tak ada yang tahu siapa sebenarnya pria itu. Ia datang dengan wajah yang tertutup, seolah-olah tak ingin ada yang mengenali dirinya.

"Kim Ae Jin, kamu hanya bisa menjadi milikku," ucapnya.

Tak lama setelah itu, pria misterius tersebut meninggalkan Kim Ae Jin yang masih tertidur pulas.

Keesokan harinya, Kim Ae Jin terbangun dari tidurnya. Suster yang bertugas memeriksa kondisinya datang seperti biasanya, menanyakan kabar dan memastikan bahwa Kim Ae Jin dalam kondisi yang baik.

"Suster, Apakah semalam ada yang datang melihatku?" tanya Ae Jin yang penasaran.

"Semalam tidak ada yang datang," jawab suster itu.

"Aneh sekali, kenapa aku sepertinya merasakan seseorang mencium dahiku," batin Ae Jin.

"Nona, kita akan ke ruangan pemeriksaan. sebentar lagi Dokter akan datang untuk memeriksamu. Jadi buka semua bajumu dan menunggu di sana!"

"Suster, Siapa dokter yang mengobatiku? Dokter wanita, kan?" tanyanya yang berharap.

"Tenang saja! Dokter wanita atau Dokter pria juga akan menjalani pembedahan," jawab Suster.

"Ini ketiga kalinya aku ganti rumah sakit, karena dokter pria yang akan memeriksa payud4r4ku. Semoga kali ini bukan Dokter pria lagi," gumam Ae Jin.

Di sisi lain, seorang pria muda tampan, berpostur tinggi melangkah masuk ke dalam rumah sakit besar itu. Kehadirannya menarik perhatian semua wanita yang ada di sana. Pesona pria itu memabukan semua orang yang melihatnya. Ia adalah seorang dokter muda lulusan kedokteran dari Amerika yang baru saja pulang ke Seoul untuk melanjutkan kariernya sebagai dokter bedah. Pria itu memiliki wajah yang tampan dengan rambut hitam lembut yang tersisir rapi. Matanya yang tajam seolah menembus jiwa orang yang dilihatnya, membuat para wanita di sekitarnya merasa terpesona dan berdebar kencang.

Selain itu, senyum yang kerap menghiasi wajahnya membuat siapa pun yang melihatnya merasa hangat dan nyaman. Dirinya juga dikenal sebagai seorang dokter yang pintar dan berbakat dalam hal pembedahan. Ia telah menangani banyak kasus sulit dan berhasil menyelamatkan nyawa pasiennya.

Sementara Ae Jin berada di ruangan pemeriksaan. Ia melepaskan baju dan bra nya sehingga terlihat dua dadanya yang bulat dan mulus.

"Silakan menunggu sebentar! Dokter akan segera datang," ucap Suster itu dengan nada sedikit tegas.

"Suster, Aku ingin tahu, Dokter pria atau wanita?" tanya Ae Jin yang penasaran lagi.

"Kalau ingin sembuh, Kenapa harus tahu siapa doktermu," jawab suster itu dengan nada sedikit kesal dan beranjak dari sana.

"Aneh sekali, Padahal aku hanya bertanya. Apa salahnya," gerutu Ae Jin yang kemudian naik ke atas ranjang dan menarik selimut menutupi tubuhnya.

Seorang pria tampan berjubah dokter itu melangkah mantap memasuki ruangan, diikuti oleh suster yang menemaninya. Dengan senyum ramah dan mata tajam, ia menatap sekeliling ruangan, mencari pasien yang ditunggunya.

"Dokter Han, pasiennya sedang menunggu," ujar suster dengan suara halus, memberi isyarat pada Dokter Han untuk segera menemui pasien tersebut.

"Baik, terima kasih," sahut Dokter Han, dengan suara yang merdu dan berwibawa. Suaranya terdengar begitu jelas hingga ke telinga Ae Jin yang sedang terbaring di ranjang.

Mendengar suara itu, Ae Jin merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia penasaran ingin melihat siapa pria yang memiliki suara seindah itu. Ae Jin segera bangkit dari ranjangnya, dan mengintip dari balik gorden pembatas.

Begitu matanya tertuju pada sosok Dokter Han, Ae Jin langsung terpana. Pria itu memiliki wajah tampan yang mempesona, membuat Ae Jin merasa jantungnya berdegup kencang. Tak bisa menahan rasa kagumnya, Ae Jin terus memandangi sosok Dokter Han yang tengah berbicara dengan suster dan memeriksa berkas pasiennya. Ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya.

"Aku sudah kabur dari dua rumah sakit karena dokternya adalah seorang pria. Tapi, kali ini lebih parah lagi malah seorang Dokter yang begitu tampan. Harus letak di mana wajahku. Tidak mungkin aku membiarkan dia memeriksa dua bola seksiku," gumam Ae Jin yang mengambil bajunya dan kembali naik ke atas ranjang.

Tak lama, dokter itu masuk dan menarik gorden yang menutupi tempat Ae Jin berada.

Dia tersenyum ramah dan memperkenalkan dirinya, "Nona Kim, saya adalah Dokter Han yang akan mengobati penyakit Anda."

Ae Jin menutupi wajahnya dengan selimut. Ia menunduk dan menggigit bibirnya karena malu.bingung harus bereaksi seperti apa.

Dokter Han menyadari kegelisahan Ae Jin, lalu berusaha menenangkan hati Ae Jin dengan menunjukkan sikap profesional dan sopan. "Jangan khawatir, Nona Kim. Saya akan memastikan pemeriksaan ini berjalan dengan baik dan Anda merasa nyaman," ujarnya dengan lembut.

Namun, Ae Jin tetap merasa tidak nyaman dan bingung menghadapi situasi tersebut. Dia berusaha keras untuk menenangkan dirinya, namun tetap saja hatinya berdebar kencang saat dokter tampan itu akan memulai pemeriksaan.

"Ehm...itu...Maaf...Aku tidak ingin diperiksa," ucap Ae Jin yang masih menutup wajahnya agar tidak dikenali.

"Nona Kim, Kalau begitu Anda bisa tentukan sendiri kapan ingin diperiksa. Sebenarnya ini hanyalah pemeriksaan saja. Bukan pemeriksaan yang memakan waktu lama," kata Dokter Han.

"Iya, Aku tahu. Tapi, aku belum siap," jawab Ae Jin dengan alasan. Ia sangat malu dan tidak ingin diperiksa Dokter tampan itu. Bahkan menatapnya saja ia tidak sanggup.

"Baiklah, kalau begitu. Hubungi suster ketika Anda sudah siap," ujar Dokter Han dengan senyum.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Author_Mars

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku