Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah Suami Sahabatku

Gairah Suami Sahabatku

Penulis Gabut

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
5
Bab

Ketika seorang istri yang selalu ditinggal bekerja oleh suaminya haus belaian dan bertemu dengan lelaki mokondo yang nggragas

Bab 1 1

"Mas, teruskan ohh ... nikmat ahh...," rintih Jasmin kala suaminya menjilat-jilat miliknya yang beraroma wangi semerbak.

Di malam yang sunyi itu, terdengar suara desahan yang berasal dari salah satu kamar yang ada di rumah mewah itu.

"Nikmat Mas ... emhh ... ohh ...," rancau Jasmine yang menggeliat menikmati rangsangan dari suaminya.

Jasmin meremas rambut suaminya untuk menyalurkan hasratnya yang sudah sangat membara.

"Slurrppp ...," sedotan yang sangat kuat itu membuat Jasmin menggeliat dan memekik karena merasakan sensasi luar yang dibuat oleh suaminya.

"Aakkhh ... teruskan Mas ... emhh ...," pekik Jasmin bersamaan dengan suaminya menyedot biji pinknya.

Namun tiba-tiba, Boy malah menghentikan aktivitas panasnya itu.

"Gimana Sayang? Suka?" tanya Boy kepada istrinya usai melepaskan benda kesukaannya itu dari bibirnya.

"Ee-emh Mas. Suka banget ...," balas Jasmin yang memang sangat suka saat suaminya menyedot-nyedot miliknya.

"Mau yang lebih enak lagi?" tanya Boy yang mulai memancing gairah istrinya.

Jasmin hanya mengangguk dengan mata yang sayu karena masih diselimuti rasa sagne yang masih melanda dirinya. Ia hanya bisa pasrah menerima apapun yang akan suaminya berikan padanya. Yang pasti adalah kenikmatan yang tidak bisa diberikan oleh pria lain.

Boy memang sangat berbakat dalam urusan ranjang. Sering kali, Jasmin dibuat klepek-klepek hanya dengan permainan lidah dan jari dari Boy. Apalagi pusakanya yang sangat besar dan berurat, membuat wanita manapun yang pernah merasakannya pasti akan ketagihan.

"Sekarang kamu nungging ya Sayang," ucap Boy yang langsung dilakukan oleh Jasmin.

Jasmin memposisikan dirinya nungging dengan bertumpuan pada lutut dan sikunya. Jasmin dan Boy sangat menyukai posisi itu karena peraduan mereka akan lebih puas dengan tekanan yang disebabkan oleh posisi itu.

Setelah Jasmin melakukan posisi yang ia minta, Boy memulainya dengan menjilati bongkahan kenyal yang mulus itu. Boy sangat menyukai bongkahan kenyal istrinya yang putih dan mulus itu, hingga ia tak pernah melewati bagian itu saat sedang bermain dengan istrinya.

Bongkahan yang semok dan berisi itu membuat pria manapun yang melihat pasti akan terangsang dan membuat pusaka mereka otomatis langsung tegak saat melihatnya.

Body Jasmin memang bak model, ditambah lagi dengan kecantikannya yang paripurna, tubuhnya yang montok, namun tetap terlihat anggunly, membuat Boy langsung jatuh hati begitu melihat Jasmin untuk yang pertama kalinya.

Boy meremas dan menggigit bongkahan Jasmin karena terlalu menggemaskan baginya.

Lagi-lagi Boy menjilatmilik Jasmin yang beraroma semerbak itu.

"Ohh ... emhh ... shhh ...," rintih Jasmin saat merasakan miliknya dilumat oleh suaminya yang hyper segs itu.

"Akkhh ...," Jasmin jembali memekik saat Boy menyedot biji pinknya lagi.

Bersamaan dengan sedotan itu, Jasmin sampai ngompol hingga membasahi kasurnya.

"Mas aku ngompol," ucap Jasmin tampaknya merasa malu karena telah ngompol.

"Nggakpapa Sayang, aku senang karena berhasil membuat kamu ngompol. Itu tandanya kamu puas dengan apa yang aku lakukan," balas Boy yang sangat pengertian.

"Iya Mas, kamu memang sangat pandai memuaskan aku," balas Jasmin yang terbuai dengan kenikmatan yang diberikan oleh suaminya.

"Kita gaya 69 yuk Mas, biar kita bisa sama-sama saling memuaskan," sambung Jasmin sambil menoleh ke arah suaminya.

"Iya Sayang, kamu mau yang di atas apa di bawah?" tanya Boy kepada istrinya.

"Emm ... aku yang di atas aja ya Mas, Mas tinggal terima enaknya aja," balas Jasmin.

Boy langsung memposisikan dirinya berbaring di ranjang empuk itu dan bersiap untuk bertempur. Jasmin menindih tubuh suaminya dengan posisi yang berlawanan, kepala Jasmin berada di selakangan Boy dan kepala Boy berada di selakangan Jasmin.

Dengan cepat Jasmin melahap pusaka besar dan gagah suaminya yang berurat, ia mulai menggerakkan kepalanya maju mundur dan membuat suaminya mulai merintih kenikmatan.

Mendapat kenikmatan itu, Boy juga tak mau kalah, dengan cepat Boy meraih benda kesukaannya yang tak pernah membuatnya bosan, yaitu memiaw berwarna pink itu. Mereka berdua saling memuaskan satu sama lain. Rintihan dan erangan mereka bersahutan memenuhi ruangan kamar mereka.

Mereka berdua sama-sama terbuai dengan kenikmatan yang mereka ciptakan sendiri. Boy dan Jasmine saling mendalami perannya masing-masing.

"Nikmat Sayang ... ohh ...," rintih Boy di sela jilatannya.

"Iya Mas, milikmu sangat besar dan nikmat," balas Jasmin yang ikut memuji pusaka suaminya yang besar dan gagah itu.

Tidak ada wnaita yang tidak tergoda dengan pusaka besar dan gagah seperti pusaka Boy itu. Banyak di luar sana wanita yang mengidamkan pusaka seperti milik Boy. Jasmin adalah satu-satunya wanita yang paling beruntung karena memiliki suami yang meski lokal, namun ukurannya sangat besar.

Setelah puas dengan posisi 69, Jasmin beranjak dari posisinya.

"Mas, kita masukin sekarang ya. Aku yang di atas, malam ini gantian aku yang akan memuaskanmu Mas," ucap Jasmin sambil memposisikan tubuhnya di atas pusaka suaminya yang berdiri tegak.

Jasmin jongkok di atas pusaka tegak suaminya dan membantu memegangi benda itu agar bisa masuk ke dalam miliknya. Karena miliknya sudah licin oleh air liur suaminya, sehingga benda itu dapat masuk dengan mudah di dalam miliknya yang sudah basah itu.

"Eekkhh ...," lenguh Boy saat praduan mereka berhasil bersatu.

"Akkhh ...," rintih Jasmin saat merasakan nikmat luar biasa begitu pusaka besar dan berurat milik suaminya menerobos masuk di dalam miliknya.

Sebelum bergerak naik turun, Jasmin menggoyangkan tubuhnya seperti apa yang ia pelajari dari grub senam khusus dalam hal ranjang. Jasmin melakukan gerakan seperti sedang mengulek sambel hingga membuat Boy tak mampu berkata-kata karena saking nikmatnya.

"Ohh ... nikmat Sayang," puji Boy kepada istrinya.

Boy memegangi bongkahan Jasmin dan meremas-remasnya untuk menyalurkan hasrat dan gairah yang tengah membara. Boy membantu istrinya bergerak naik turun dengan memegangi bongkahan kenyal istrinya itu.

"Plok ... plok ... plok ...," suara itu terdengar sangat nyaring.

"Ahh ... ahh ... ahh ...," rintih Boy dengan mata yang merem melek.

"Emmhh ... shh ... ahh ...," rintih Jasmin yang sangat menikmati tusukan demi tusukan dari pusaka berurat suaminya yang mengobrak-abrik miliknya.

Buah melon Jasmin yang kenyal dan mulus itu terombang-ambing tak tentu arah mengikuti gerakan tubuhnya. Boy yang tak kuasa membiarkan buah melon kesukaannya itu terombang-ambing begitu saja langsung meraihnya dengan kedua tangannya dan melumat salah satu put*ing istrinya yang berwarna pink dan berukuran besar itu.

Jasmin terus bergerak, sementara Boy memainkan buah melonnya dan menikmati servis yang diberikan oleh istrinya yang membuatnya sangat panas itu. Boy terus mengenyot sambil meremas buah melon istrinya yang menggemaskan itu.

"Sayang, stop ahh ...," ucap Boy tertahan.

"Kita gaya doggy sayang, sepertinya aku sudah ingin keluar," sambung Boy.

"Iya Mas, aku juga sudah hampir keluar, kita keluar bareng-bareng ya," balas Jasmin.

Boy mengangguk dan langsung merubah posisi. Kini Jasmin sudah mengambil posisi nungging di atas ranjang dan Boy langsung menyusul di belakangnya. Boy mengambil ancang-ancang untuk menerobos ke dalam goa gelap yang lembab itu dalam sekali hentakan.

"Siap-siap ya Sayang," ucap Boy sambil mengelus bongkahan istrinya.

Hingga dalam hitungan ketiga, Boy sudah berhasil menjebloskan seluruh miliknya ke dalam sana dengan satu kali dorongan yang sangat kuat hingga membuat Jasmin merintih kesakitan.

"Akkhh ...," pekik Jasmin saat pusaka suaminya menerobos miliknya dengan sangat keras.

"Tenang ya Sayang, sebentar lagi juga akan enak kok," ucap Boy yang berusaha menenangkan istrinya yang kesakitan dengan mencium rambut istrinya.

Jasmin hanya mengangguk.

Ukuran pusaka Boy memang cukup besar, sehingga selalu membuat Jasmin merasa kesakitan saat pertama kali berhasil memasukkannya. Boy mulai bergerak perlahan agar milik Jasmin beradaptasi dan tidak begitu kesakitan dengan pusaka beruratnya.

"Ahh ... ahh ...," rintih Jasmin perlahan saat Boy mulai menggerakkan pinggulnya dengan sangat perlahan.

"Udah nggak sakit lagi kan sayang?" tanya Boy sangat lembut sambil mengelus pinggang istrinya itu.

Jasmin hanya mengangguk, pertanda ia sudah sangat nyaman.

"Plok ... plok ... plok ...," suara itu terdengar lebih cepat.

Boy sudah mulai menambah tempo gerakannya menjadi lebih cepat. Jasmin meremas sprei untuk menahan rasa sakit namun nikmat dan enggan untuk diakhiri.

"Ahh ... ahh ... ahh ...," erang Boy sambil terus bergerak maju mundur dan meremas bongkahan istrinya yang semok itu.

Sesekali Boy mengeplak-ngeplak bongkahan semok istrinya itu.

"Shh ... emmhh ... ahh ...," rintih Jasmin yang mulai menikmati. Gerakan Boy menjadi dipercepat dengan kecepatann tinggi, sepertinya tidak lama lagi ia akan keluar.

"Ahh ... ahh ... ahh ...," erang Boy dengan gerakan yang semakin brutal.

Buah melon Jasmin terombang-ambing tak karuan mengikuti gerakan mereka.

"Sayang ... ahh ... aku akan keluar ...," rancau Boy yang sudah tak tahan lagi untuk segera menembakkan benihnya di dalam rahim istrinya.

"Iya Mas aku juga akan keluar empphh ....," balas Jasmin yang ternyata juga sama-sama akan keluar.

Gerakan Boy semakin cepat dan tak beraturan hingga saat hentakan terakhir yang sangat dalam, dari milik mereka keluar cairan kenikmatan yang mengguyur di dalam milik Jasmin, diikuti erangan mereka berdua.

"Akkhh ...," erang Boy dan Jasmin bersamaan dengan ledakan itu.

Nafas mereka tersengal-sengal usai pelepasan itu. Tenaga mereka terkuras habis dan Boy masih membiarkan miliknya menancap di dalam milik istrinya hingga cairan sper*manya benar-benar habis. Setelah pusaka itu mulai menyusut dan terlepas dari keberadaannya, tubuh Boy ambruk menimpa tubuh Jasmin dalam posisi tengkurap.

"Huh ... Makasih sayang, malam ini sangat nikmat," ucap Boy dengan suara lemas sambil mencium punggung istrinya.

"Iya Mas, aku juga sangat puas karena bisa keluar bersamaan," balas Jasmin.

Karena kelelahan, akhirnya Jasmin tertidur. Boy yang masih segar bugar beranjak dari ranjang dan menutup tubuh telanj*ang istrinya dengan selimut tebal. Boy memastikan jika istrinya benar-benar sudah tidur agar tidak curiga dan mencari dirinya yang meninggalkan kamar tengah malam.

Setelah semuanya dipastikan aman, Boy langsung mengenakan boxernya dan melarikan diri ke tempat tujuannya.

**

Malam itu bukan kali pertama Boy dan Kinan melakukan hubungan selayaknya suami istri di belakang Jasmin.

"Tok ... tok ...," suara ketukan pintu itu terdengar tidak asing di telinga Kinan. Boy dan Kinan memang mempunyai kode ketukan pintu rahasia dan hanya mereka yang tau.

Mendengar suara ketukan pintu yang memang sudah ditunggu oleh Kinan, dengan cepat Kinan langsung membuka pintu kamarnya. Boy yang sudah terbiasa, dengan sangat handal menyelinap masuk ke dalam kamar Kinan. Dengan cepat Kinan menutup dan mengunci pintu usai Boy, kekasih gelap yang tak lain adalah suami sahabatnya masuk ke dalam kamarnya.

"Ceklek ... ceklek ...," Kinan segera mengunci pintu kamarnya kembali.

"Huh, akhirnya semuanya berjalan dengan lancar dan aman Mas," seloroh Kinan sambil menghela nafasnya.

Boy langsung memeluk tubuh kekasih gelapnya itu dari belakang dan meremas kedua gunung kembar yang sangat besar, kenyal dan montok itu.

"Gimana dengan Jasmin Mas? Aman kan? dia nggak akan mencarimu kan Mas?" tanya Kinan yang memastikan jika sahabatnya tidak akan mengganggu malam indah mereka.

"Aman Sayang, istriku sudah tidur, dia nggak bakalan bangun karena sepertinya sudah sangat kelelahan," balas Boy sambil meremas buah melon kekasih gelapnya yang ukurannya sama dengan buah melon istrinya itu lebih kuat.

Body Jasmin dan Kinan memang sebelas dua belas jika dibandingkan, kecantikan mereka juga sama, karena mereka memang selalu melakukan perawatan di salon yang sama, sehingga sangat aneh jika Boy berselingkuh dari istrinya yang juga sangat cantik, seksi dan semok.

Boy mengendus tengkuk kekasih gelapnya itu sambil sesekali menjulurkan lidahnya membuat Kinan mulai sagne dan hanya bisa memejamkan matanya. Kinan langsung gelendotan dan mulai bertingkah manja kepada suami sahabatnya itu.

"Mas, aku kangen ...," ucap Kinan dengan nada manja.

"Baru juga aku tinggal beberapa jam, masa udah kangen sih Sayang?" balas Boy yang masih berada pada posisi yang sama, yaitu memeluk Kinan dari belakang dengan kedua tangannya yang sibuk memainkan buah melon Kinan.

"Iya tapi aku sudah sangat merindukanmu Mas. Bahkan saat ditinggal suamiku pergi bekerja hingga tiga bulan lamanya, aku nggak serindu ini," balas Kinan sambil mendongakkan kepalanya.

"Bohong, pasti kamu hanya menganggapku sebagai pelarian saat kamu kesepian kan Sayang? Disaat suami kamu kembali dan kamu sedang bersama suami kamu, kamu lupa sama aku," tuduh Boy.

"Nggak Mas, aku cinta sama kamu. Aku nggak menganggapmu sebagai pelarian saja, namun kamu adalah cintaku. Bahkan cintaku padamu jauh lebih besar dari cintaku ke suamiku," balas Kinan sambil memutar tubuhnya dan melayangkan ciuman di bibir suami sahabatnya itu.

"Bener ...? Apa buktinya?" selidik Boy sambil mencubit hidung kekasih gelapnya itu dengan gemas.

"Buktinya ... aku selalu berusaha membuat Mas Boy puas dan kecanduan untuk bercinta denganku," balas Kinan sambil menggerayangi selakangan Boy yang sudah mulai tegang.

"Mulai jahil ya ...," goda Boy sambil mencium pipi dan menggelitik perut sahabat istrinya itu.

"Ihh geli Mas ... Plis berhenti Mas ...," rengek Kinan yang memang sangat sensitif terhadap rangsangan di perut.

Merasa kasihan, akhirnya Boy menghentikan gelitikannya.

"Mas, kok udah tegang aja, emangnya tadi belum main sama Jasmin?" selidik Kinan kepada Boy.

"Main Sayang, tapi cuma sebentar," balas Boy sambil memegang dagu lancip Kinan.

"Pasti Mas Boy menikmati kan main sama Jasmin. Pasti Mas Boy keenakkan kan saat main sama Jasmin. Aku cemburu tau nggak Mas?" gerutu Kinan sambil memonyongkan bibirnya.

"Tapi mainnya Kinan lebih enak kamu Sayang. Kamu lebih liar dan menggairahkan," timpal Boy yang membandingkan permainan istrinya dengan selingkuhannya itu.

Mendapat nilai plus dari Boy, Kinan langsung besar kepala.

"Beneran Mas?" timpal Kinan.

"Iya Sayang, masa kamu nggak percaya sih sama aku," balas Boy dengan rayuan mautnya.

"Mas, kira-kira mungkin nggak kalo suatu saat nanti kita akan menikah?" tanya Kinan yang berharap jika suami sahabatnya itu akan menghalalkan hubungan terlarang mereka.

Seketika itu juga Boy langsung tersedak oleh air liurnya hingga terbatuk-batuk. Pertanyaan itu sungguh sangat mengejutkan bagi Boy

"Uhuk ... uhuk ...," Boy batuk karena syok oleh pertanyaan selingkuhannya yang sangat menjebaknya itu.

"Mas kamu nggakpapa? Minum dulu gih," ucap Kinan sambil mengambilkan botol minumnya dan memberikannya kepada Boy.

Boy minum beberapa teguk air yang diberikan oleh Kinan dan sedikit membuatnya lebih baik, namun dibalik itu, ia masih terngiang-ngiang oleh pertanyaan Kinan yang sangat menyulitkannya itu.

Sebenarnya dalam menjalani hubungan perselingkuhan itu, Boy hanya ingin bersenang-senang saja dengan Kinan tanpa ada niat untuk menikahi Kinan. Boy memang suka dengan Kinan, namun ia hanya menjadikan Kinan sebagai pemuas nafsunya saja dikala ia bosan dan jenuh dengan istrinya. Berbeda dengan Kinan yang sangat mencintai Boy dan berharap suatu saat nanti Boy akan menikahinya dan mereka akan hidup bahagia bersama.

"Sayang, kita langsung main aja yuk. Aku udah nggak sabar nih," ucap Boy yang mengalihkan pertanyaan Kinan, bahkan ia tak berniat untuk menjawabnya.

"Iya Mas, aku juga udah merindukan milikmu yang jauh lebih besar dan lebih nikmat dari milik suamiku itu," balas Kinan yang sangat mengagumi pusaka Boy yang sudah membuatnya ketagihan karena ukurannya yang lebih besar dari milik suaminya.

Boy menurunkan kimono berbahan satin yang sangat licin itu, dan kini hanya lingerie berwarna merah maroon yang menghiasi tubuh montok Kinan. Itu bukan kali pertama tubuh Kinan dilihat oleh Boy sehingga Kinan sama sekali tak merasa malu meski berte*lanjang di depan Boy.

Boy langsung melorotkan boxernya yang tanpa dilapisi oleh cd, sehingga begitu boxer itu dilorotkan, pusaka besarnya langsung mengacung tegak dan siap mematuk mangsanya.

"Mas, udah tegak aja adiknya," ucap Kinan sambil mengusap lembut pusaka monster kesukaannya itu.

"Melihat kamu yang seksi dan montok ini, mana bisa pusakaku untuk tidak bangun Sayang," balas Boy sambil menggesekkan pusakanya di selakangan Kinan yang masih tertutup oleh lingerie dengan model tali yang saling terhubung.

"Mas Boy suka banget deh muji-muji aku," balas Kinan yang malu-malu mendapat pujian dari suami sahabatnya.

"Ini fakta Sayang, tubuh kamu sangat seksi dan montok. Pasti di luar sana banyak pria yang ingin menikmati tubuhmu," balas Boy sambil mendongakkan dagu Kinan lalu meraih bibir pink Kinan dengan bibirnya.

Mereka berdua saling berpagutan dan menikmati bibir pasangan sek*s mereka. Mereka sudah lupa diri dan tidak ingat dengan pasangan masing-masing karena terbuai dengan kenikmatan dunia yang membelenggu mereka.

Kinan dan Boy saling bertukar liur tanpa rasa jijik. Kinan menjulurkan lidahnya dan dengan cepat Boy menyesap lidah Kinan yang sudah sering ia nikmati itu. Sambil memagut bibir, tangan Boy menggerayang dan meremas bongkahan kenyal yang montok itu. Boy sangat gemas dan terus memainkan bongkahan kenyal Kinan.

Kinan merem melek menikmati apa yang Boy lakukan pada dirinya. Mendapati Boy yang sangat agresif, Kinan juga tak mau kalah, tangannya mulai meremas-remas rambut Boy dengan remasan erotis yang mampu membuat gairah mereka semakin membara.

Mereka berdua terbuai dengan kenikmatan sesaat itu dan enggan untuk segera mengakhirinya. Sambil terus berpagutan lidah, Boy berusaha melepaskan bra tipis yang menutupi buah melon Kinan. Karena merasa kesulitan untuk melepaskan bra itu, akhirnya Boy memutuskan untuk menyobek dan membuang lingerie tipis berwarna maron itu ke lantai. Kini buah melon Kinan sudah terekspos bebas dan tak ada yang melindungi lagi.

Tangan Boy mulai meraba buah melon itu dan langsung meremas-remasnya dengan penuh gairah dan masih mempertahankan permainan lidah mereka. Kini hanya cd dengan model tali yang menutupi harta karun Kinan yang menjadi candu Boy.

Boy pun langsung menyobek cd lingerie Kinan karena mengganggunya dan melemparkan ke segala arah. Tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuk semok dan montok Kinan. Boy sudah disuguhi pemandangan indah yang memanjakan mata dan hasrat birahinya.

Boy kembali menyesap bibir bawah Kinan dan Kinan menyesap bibir atas Boy. Selama beberapa saat mereka berada dalam posisi itu dan sangat menikmatinya.

"Emmhh ...," lenguh Kinan saat tangan Boy meremas buah melonnya.

Tangan Boy mulai merayap dan kini turun ke bawah hingga berhenti tepat di selakangan Kinan. Jari jemari Kinan menyelusup di antara sela-sela benda yang menjadi favoritnya itu. Kinan mengangkangkan kedua kakinya sehingga membuat miliknya merekah dan terbuka lebih lebar membuat Boy lebih mudah memainkannya.

Boy menyelusupkan jarinya di dalam milik Kinan yang sudah sangat basah. Satu jari ia masukkan ke dalam lubang yang sudah becek itu. merasa kurang puas karena terlalu longgar, akhirnya Boy menambahkan satu jarinya lagi, hingga kini dua jari Boy sudah berada di dalam ruangan yang becek itu.

Boy mulai menggerakkan jarinya keluar masuk di dalam ruangan becek itu hingga menimbulkan suara berkecipak dan membuat Kinan merintih menikmati apa yang kekasih gelapnya itu lakukan. Pasangan selingkuh itu terbuai oleh kenikmatan sesaat tanpa mengingat status mereka masing-masing yang sudah memiliki pasangan.

"Emmhh ... ohh ... nikmat Sayang ahh ...," rintih Kinan dengan mata terpejam.

Boy menyantap bibir Kinan yang nganggur dan melumatnya dengan penuh nafsu. Boy sama sekali tidak memikirkan bagaimana perasaan Arman, suami Kinan yang juga sangat akrab dengannya yang sudah ia khianati. Yang paling penting bagi Boy adalah, nasfu birahinya tersalurkan.

Gerakan jari Boy yang mengobrak-abrik secara brutal di bawah sana membuat Kinan semakin basah dan sudah tidak sabar untuk melakukan hal yang lebih nikmat lagi.

"Mas ... emhh ... masukin ...," pinta Kinan dengan mata sayu.

"Sabar ya Sayang, nikmatin dulu apa yang aku berikan," balas Boy sambil terus mengobel lubang becek itu.

Kinan tak kuasa menahan gairahnya yang semakin panas. Ia menggigit bibir bawahnya untuk menyalurkan gairahnya. Tangannya terus meremas sprei dengan mata yang terpejam, Kinan dibuat melayang oleh aksi jari Boy.

"Emmhh ... nikmat banget Mas ... kenapa suamiku tak bisa seperti ini ...," rancau Kinan yang malah membandingkan Boy dengan suaminya.

Boy terus mengobel lubang becek itu sambil melumat pu*ting Kinan dengan penuh nafsu. Saat mereka sedang asyik menikmati perzinahan malam itu, tiba-tiba ponsel Kinan berdering. Mengetahui ponselnya yang terus berdering dengan suara yang sangat nyaring, Kinan membiarkan ponselnya dan memilih untuk menikmati apa yang suami sahabatnya itu berikan.

"Sayang, angkat dulu teleponnya. Mungkin itu dari suami kamu," ucap Boy yang sangat paham dengan kebiasaan Arman yang selalu menelepon Kinan di tengah malam.

"Males ah Mas ahh ...," sanggah Kinan yang sangat tak acuh.

"Kasihan suami kamu loh, pasti lagi pengen dan minta kamu layanin dia via online," balas Boy yang terkesan meledek Arman.

"Tapi Mas, kamu tetap kobel aku ya," pinta Kinan manja.

"Iya Sayang iya ...," balas Boy yang sangat memanjakan Kinan dengan kenikmatan.

"Emhh ... oke deh ...," balas Kinan.

Kinan langsung mengambil ponselnya yang berada di sebelahnya. Ia menerima panggilan video dari suaminya, namun ia hanya menampakkan wajahnya saja. Sementara Boy masih terus memainkan milik Kinan.

Apa yang akan Kinan lakukan itu sangat menantang adrenalin, ia harus pura-pura baik-baik saja di hadapan suaminya saat lelaki lain memainkan miliknya. Kinan harus berusaha untuk terlihat tidak sedang sagnebdan tetap anggunly.

"Ha ... lo Mash ...," ucap Kinan sambil tersenyum dan terdapat desahan tersembunyi.

"Halo Sayang, kok angkat teleponnya lama, Mas kangen banget sama kamu," balas Arman yang tidak menyadari keanehan pada istrinya.

"Iya Mas aku juga emmh ...," balas Kinan diikuti desahan yang tak begitu terdengar jelas.

"Tampakkan tubuhmu yang tela*njang dong Sayang, udah dua hari nggak aku keluarin nih," pinta Arman memelas.

"Maaf emh Mas, aku nggak bisa, soalnya aku lagi haid dan lagi deres-deresnya," balas Kinan yang dengan teganya membohongi suaminya yang sedang mencari nafkah untuknya.

"Ya udah, lihatin buah melonmu saja ya. Udah lama aku nggak mainin mainan kesukaanku itu," balas Arman yang nurut saja dibodohi istrinya yang brengsek itu.

Kinan melirik ke bawah, memberikan kode kepada Boy agar tak mendekati area buah melonnya yang akan terkena zoom.

Kinan langsung menampakkan setengah tubuhnya dan mempersilahkan suaminya untuk melihat buah melonnya yang sekel dan montok itu.

"Loh Sayang, kamu ternyata udah telanjang ya," ucap Arman.

"Iya Mas, soalnya tadi aku baru saja mengoleskan krim," balas Kinan yang lagi-lagi berbohong.

"Oh, krim biar semakin besar ya. Makasih ya Sayang karena kamu sudah selalu merawat diri untukku dan memberikan yang terbaik untukku," ucap Arman yang menganggap jika dirinya lah satu-satunya pria yang dapat menikmati tubuh istrinya itu.

"Emmhh ...," desah Kinan saat Boy kembali menyeruput lubang dibawah sana.

"Sayang, kamu mendesah ya?" tanya Arman yang tampaknya mulai curiga dengan gelagat aneh Kinan.

"Em, iya Mas. Aku ingin membantu kamu keluar," balas Kinan beralasan.

"Iya Sayang, aku akan mengo*cok milikku ditemani dengan desahanmu," balas Arman yang terlalu polos sehingga mudah dibodohi oleh istrinya yang brengsek itu.

Arman yang sudah menggenggam pusakanya yang ukurannya lebih kecil dari Boy, bersiap untuk mengo*coknya. Arman memperlihatkan pusakanya pada layar ponselnya untuk dilihat istrinya.

"Lihat Sayang, udah tegang banget dan keras," ucap Arman sambil mengo*cok miliknya sendiri dan menunjukkan kepada istrinya.

"Aahhh ...," rintih Kinan saat Boy menjebloskan miliknya di dalam lubangnya.

Arman mengira jika istrinya merintih untuknya dan karenanya. Arman terus mengo*cok miliknya sambil melihat wajah istrinya di layar ponselnya yang sedang merem melek menikmati sodokan pria lain.

"Ohh ... emmhh ... ahh ...," erang Arman sambil terus mengo*cok miliknya sendiri.

"Shh ... ahh ... ahh ...," rintih Kinan saat Boy bekerja keras menggempur miliknya yang sudah sangat becek.

"Sayang ... aku ingin keluar ahh ...," rintih Arman yang mempercepat koco*kannya.

Begitupun Boy yang juga semakin mempercepat gerakannya. Boy mengangkangkan kedua kaki Kinan lebih lebar dan menggenjot lebih cepat hingga membuat Kinan menjerit.

"Ahh ... ahh ... ohh ...," erang Kinan saat pusaka jumbo Boy menerobos sangat dalam lubang miliknya.

"Sayang, aku akan keluar akkhh ...," pekik Arman diikuti muncratnya cairan sangat kental berwarna putih di lantai.

"Ahh ...," lenguh Arman usai ledakan dahsyat itu.

Namun hingga Arman selesai meneteskan tetes terakhirnya, Kinan masih merem melek.

"Sayang ... kok kamu masih ....?" ucap Arman yang mulai curiga dengan gelagat istrinya yang sangat aneh. Apalagi tubuh istrinya yang bergerak naik turun seperti mendapat tekanan dari bawah. Seorang lelaki pasti paham dengan gerakan itu.

"I ... iya Mas ... stopp ...," ucap Kinan yang memberi kode kepada Boy agar menghentikan sodokannya, namun namanya lelaki, saat gairahnya sudah membara, tidak mungkin ia mau untuk mengakhiri itu.

"Mas aku tutup dulu ya, aku pengen pipis," ucap Kinan yang mengalihkan pembicaraan dan membohongi suaminya jika dirinya ingin pipis.

Dengan cepat Kinan langsung menutup video call dari suaminya itu.

"Ahh ... ahh ... ahh ...," Kinan melanjutkan rintihannya akibat kenikmatan yang ia dapatkan dari genjotan suami sahabatnya.

Boy menindih tubuh Kinan dan langsung melahap bibir Kinan yang menggemaskan itu. Sambil melumat bibir Kinan, Boy terus menggerakkan pinggulnya.

"Sayangku ini pandai membohongi suaminya yaa ...," ucap Boy sambil terus menciumi bibir kekasih gelapnya itu.

Kinan hanya tersenyum sayu.

Boy terus menggerakkan tubuhnya maju mundur dan membuat miliknya keluar masuk ke dalam goa itu dengan nikmat.

"Shh ... ahh ... ahh ...," erang Boy yang merem melek menikmati jepitan dahsyat di bawah sana.

"Ohh ... ahh ... ahh ...," erang Kinan sambil meremas rambut Boy.

Gerakan Boy menjadi lebih cepat dan lumatannya berpindah ke telinga Kinan hingga membuat Kinan histeris karena merasakan sensasi yang sangat luar biasa.

"Ohh ... emmhh ... ahh ...," rintih Kinan sambil menjambak rambut Boy. Hingga tiba-tiba gerakan Boy menjadi semakin cepat dan ledakan itupun tak terelakkan lagi.

"Aaarrgghh ...," pekik Boy saat pusakanya menyemburkan benihnya di dalam rahim istri orang.

Mendapat tembakan benih dari suami sahabatnya, Kinan juga hanya diam saja, ia sama sekali tak berusaha untuk menghindari.

Tubuh mereka berdua lemas dan berpelukan dengan posisi milik Boy masih menancap di dalam milik Kinan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Penulis Gabut

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku