Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
92
Penayangan
15
Bab

Setiap orang memiliki kenangan yang indah dan juga kenangan yang buruk. Hanya saja setiap orang juga memiliki caranya masing-masing untuk melupakan kenangan buruk miliknya dan hidup bahagia dengan kenangan indah mereka. Tapi bagaimana kalau akhirnya kita tidak bisa mengingat sama sekali kenangan bahkan tentang diri kita sendiri. Kita tidak bisa menghapus kenangan buruk yang sangat ingin kita hapus bahkan harus hidup dengan kenangan itu. Apa yang harus kita lakukan? Disinilah kita akan mengerti bahwa ingat dan mengingat adalah salah satu hal penting dalam kehidupan

Bab 1 Hal Penting

Apartemen, 16 Februari 2019

Hai, namaku Vianni Gracella, kalian boleh memanggilku Vianni dan ini adalah pertama kalinya aku menulis sebuah diary. Sangat aneh untukku menulis di diary ini karena aku benar-benar bingung harus menuliskan apa, aku tidak mengingat apapun. Hal terakhir yang aku ingat adalah tadi pagi aku tersadar di sebuah kamar rumah sakit dengan seseorang yang tidak aku kenali menunggu di sampingku.

Setelah itu aku hanya berbicara dengan dokter yang katanya menanganiku selama aku terbaring di rumah sakit dan yang membuat aku syok adalah aku sudah tertidur di sana selama dua hari. Dokter itu menanyakan kepadaku beberapa hal dan yang bisa aku jawab hanyalah tidak tahu karena memang aku tidak mengingat apapun yang terjadi kepadaku. Bahkan ketika mereka menanyakan tentang keluargaku, aku sendiri juga tidak mengingatnya.

Aku hanya ingat namaku dan sebuah kejadian buruk dimana seorang laki-laki berusaha menyiksaku, aku bersumpah itu adalah kejadian yang ingin sekali aku lupakan namun nyatanya kejadian itu melekat di ingatanku.

Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dokter itu mendiagnosa kalau aku menderita Amnesia Anterograde, amnesia yang membuat penderitanya tidak bisa mengingat kejadian yang baru. Penyakit ini mengakibatkan penderitanya akan melupakan kejadian itu setelah dia terbangun dari tidur dan itulah yang mungkin terjadi padaku yang tidak ingat kenapa aku bisa berakhir di rumah sakit itu. Aku mungkin mengidap penyakit itu setelah kenangan menyakitkan yang melekat di otakku bukan karena kejadian baru-baru ini, setidaknya itu yang dikatakan dokter.

Aku mulai menyadari kalau laki-laki yang menungguku sampai aku sadar juga mendengarkan semua perkataan dokter tentang penyakitku, menurut dokter dia adalah waliku selama beberapa hari aku tinggal di rumah sakit. Nyatanya laki-laki ini baru mengenaliku saat dia membawaku ke rumah sakit ini yang berarti dia bukan keluargaku dan dia juga tidak bisa menjelaskan asal-usulku.

Sejujurnya aku tertarik dengan laki-laki ini saat pertama kali dia menanyakan keadaanku ketika aku tersadar dan mulai panik memanggil dokter. Saat berada di rumah sakit, dia selalu memakai masker jadi yang ditangkap oleh mataku adalah matanya yang teduh dan menyimpan kekhawatiran apalagi setelah dia mengetahui penyakitku. Hal yang membuat aku bingung adalah dia memaksaku untuk tinggal di apartemennya sampai aku sembuh dari penyakit ini atau sampai aku menemukan keluargaku padahal aku adalah orang asing untuknya.

Namanya Niscala Ardhi Nata, dia memintaku untuk memanggilnya dengan nama Niscala saja dan ketika memasuki apartemen ini walau dia tidak menceritakan apa-apa kepadaku tapi aku mengerti dari semua piala penghargaan itu, dia adalah seorang artis terkenal. Aku semakin deg-degan, apakah tidak menimbulkan masalah kalau aku tinggal di rumahnya? Aku harus terbiasa menjaga kelakuanku dan sebisa mungkin tidak memunculkan wajahku ke tetangga dekat rumahnya.

Oh iya, Niscala juga yang memberikan aku diary ini karena menurutnya aku bisa menuliskan segala kejadian hari ini di diary ini agar besok ketika aku terbangun aku masih bisa membaca semua yang aku lewati kemarin dan mulai mengingatnya. Hanya saja saat ini menuliskan segala hal tentang Niscala adalah hal yang paling penting buatku, aku tidak mau melupakan seseorang yang sudah berjasa menyelamatkan kehidupanku.

Niscala, sikapnya sangat lembut tapi juga tegas, tubuhnya sangat proporsional mungkin itulah yang menjadikan dia seorang artis. Niscala juga mempunyai lesung pipi yang sangat manis, aku mungkin tidak mengingat kalau aku mungkin pernah bertemu dengan orang lain yang punya lesung pipi yang manis seperti dia tapi karena saat ini aku hanya bertemu dia maka dialah seseorang berlesung pipi yang paling tampan menurutku.

Aku tidak tau harus sampai kapan aku mengidap penyakit seperti ini, apakah aku akan sembuh atau harus terus hidup seperti ini? Hanya saja jika aku diijinkan mengingat satu hal saja maka aku ingin mengingat tentang segala hal tentang Niscala Ardhi Nata. Aku berharap aku tidak memberikan masalah padanya sampai aku bertemu dengan keluargaku atau orang yang mengenalku.

***

Suara bunyi bel mengagetkan Vianni, kegiatan membersihkan rumahnya terhenti dan dia langsung berlari ke samping Niscala yang tengah duduk santai menonton TV. Niscala memandang Vianni heran, "Ada apa Vianni, kok pintunya malah nggak dibuka?" Vianni malah memandang wajah Niscala dengan penuh kekhawatiran dan sepertinya Niscala mengerti perasaan Vianni.

"Nggak usah takut Vianni, orang yang datang ke rumahku adalah orang-orang yang sangat akrab denganku jadi sudah pasti mereka adalah orang-orang yang baik. Nanti aku akan mengenalkan kamu pada mereka dan mudah-mudahan kalian bisa menjadi akrab supaya mereka juga dapat membantumu." Niscala kemudian membuka pintu itu dengan Vianni yang masih setia bersembunyi di belakangnya.

"Lama sekali sih bukan pintunya, jarak dari ruang menontonmu ke pintu kan nggak terlalu jauh!" Ternyata seorang perempuan yang sedari tadi mengetuk pintu apartemen Niscala, dia masuk sambil terus mengomel. Hal itu membuat Niscala berbalik ke Vianni, dia pasti mengerti kalau Vianni semakin ketakutan karena ketidakramahan perempuan itu.

"Pelankan suaramu Jasmine, kau sangat menakutkan kalau marah-marah seperti itu." Niscala kembali membalikkan wajahnya ke Vianni membuat perempuan itu juga memperhatikannya.

Perempuan itu menatap Vianni intens, "Dia siapa, Niscala?!"

"Ehm ... Jasmine, kenalin ini Vianni Gracella, panggil aja Vianni, dia bakalan tinggal di apartemen untuk sementara ini. Vianni, kenalin ini manajer aku sekaligus sahabat dekat aku namanya Jasmine Patricia, panggil saja Jasmine. Aku harap kalian bisa ngobrol banyak dan bisa saling membantu." Mata Jasmine justru membulat karena kaget.

"Ini kan cewek itu?! Kamu nggak gila kan Niscala sampai membawa cewek ini ke sini!" Niscala berusaha mengkode Jasmine agar tetap diam, ini bukan saatnya berbicara jelek tentang orang lain saat dia masih ada di sini, kan?

"Vianni, bisa tinggalin kita berdua sebentar, ada hal penting yang mau aku bicarakan dengan Jasmine." Vianni mengangguk dan meninggalkan mereka, Niscala tau kalau Vianni bukan orang bodoh, dia hanya kehilangan ingatannya bukan perasaannya. Sudah pasti hatinya merasa sakit dengan perkataan dan penolakan kasar dari Jasmine tadi.

Niscala langsung saja menumpahkan kekesalannya kepada Jasmine, "Kamu gila yah, Jasmine?! Orang yang kamu bicarakan dengan kasar itu masih ada di dekat kamu bahkan dia mendengarkan semua perkataan kasar kamu. Kamu nggak bisa apa menghargai perasaan orang, dia itu lagi sakit, Jasmine!"

"Kamu yang gila Niscala, ngapain juga sih kamu pakai bawa perempuan itu ke sini?! Emangnya dia nggak punya teman atau keluarga apa? Kalau sampai media tau kamu nyembunyiin perempuan di apartemen kamu, agensi nggak akan memperpanjang kontrak kamu dan fans kamu akan menyerang kamu habis-habisan tau nggak!" Jasmine juga tak kalah marahnya.

"Kamu nggak tau Jasmine, dia nggak ingat keluarga dan rumahnya sendiri karena dia menderita amnesia. Lagipula aku juga bertanggung jawab atas apa yang terjadi sama dia kemarin." Niscala memasang wajah sendu, dia juga takut kalau sampai Vianni tertangkap oleh media tapi dia tidak mungkin meninggalkan Vianni di rumah sakit jiwa sesuai anjuran dokter itu.

Vianni sudah menderita dengan penyakit yang dialaminya, dia tidak bisa mengingat apapun saat dia terbangun. Masa harus ditambah dengan dia berkumpul dengan orang-orang yang kesehatan mentalnya terganggu, itu malah akan menambah parah penyakit Vianni.

"Bertanggung jawab apa sih Niscala, dia masih hidup sampai sekarang itu sudah menjadi suatu bentuk tanggung jawab dari kamu buat dia. Sekarang aku bakalan cariin keluarga dia, dia boleh tinggal di apartemen ini sampai menemukan keluarganya tapi jangan sampai ada media atau tetangga kamu yang ngelihat dia keluar dari apartemen kamu! Kalau sampai dia ditemukan oleh media atau kalau sampai dia menghambat karir kamu, aku nggak akan segan-segan untuk melenyapkan dia dari kehidupan kamu!" Jasmine tidak main-main dengan perkataannya. Niscala tau itu maka dari itulah dia mengangkat Jasmine jadi manajernya karena dia sangat tegas dan bersungguh-sungguh.

Sekarang yang harus dipikirkan olehnya adalah bagaimana caranya menyembunyikan Vianni dari khalayak ramai sampai Vianni menemukan keluarganya.

***

Perdebatan yang sengit antara Niscala dan Jasmine jujur membuat Niscala lelah, dia sebenarnya tidak bisa melawan Jasmine seperti yang selama ini dia lakukan tapi ini semua demi kebaikan Vianni. Vianni adalah perempuan yang baik, setidaknya itu yang ada di mata Niscala saat pertama kali menemukannya. Meninggalkan dia sendirian dengan semua penyakit itu membuat Niscala tidak tega.

Niscala melewati kamar Vianni dan mengintip, sepertinya Vianni habis menuliskan sesuatu di diary yang dia berikan. Pandangan Vianni kosong dan itu membuat Niscala merasa sedih, "Apa yang kamu lamunkan?" Vianni sedikit kaget dengan kemunculan Niscala di kamarnya.

Vianni terdiam sebentar, "Tidak ada apa-apa." Singkat dan jelas tapi tidak dapat menenangkan hati Niscala.

"Kalau ini tentang masalah yang tadi, aku rasa kamu tidak perlu khawatir dengan Jasmine. Dia memang sangat tegas dan cerewet tapi setelah lama mengenalnya kamu akan tau kalau Jasmine adalah seseorang yang sangat lembut dan pengertian. Aku yakin besok-besok dia akan mulai bersikap baik kepadamu dan mengajakmu untuk mengobrol." Mereka berdua kembali terdiam.

"Niscala ..." Wajah Niscala terangkat memandang Vianni serius.

"Apa nanti aku tidak akan mengganggu pekerjaanmu? Jasmine benar, agensi dan fansmu akan marah kalau tahu kamu selama ini menyembunyikanku." Niscala menarik tangan Vianni pelan dan mengelus punggung tangannya untuk menenangkannya.

"Itu tidak akan terjadi selama kau berada disampingku dan mau mendengarkan setiap ucapanku." Vianni mengerti, dia tidak akan pernah menentang Niscala. Apa arti hidupnya tanpa Niscala yang menolongnya, sudah seharusnya dia patuh dengan perkataan Niscala bukan?

Niscala memperhatikan diary yang terbuka lebar di meja Vianni, "Apa yang pertama kali kau tulis di buku ini, apa ada tentang aku?" Vianni tertunduk malu.

"Sudah seharusnya kan kamu ada disetiap halaman diary yang aku tulis ini karena aku tahu kalau aku tidak boleh sedikit pun melupakanmu." Perkataan jujur Vianni membuat Niscala tersenyum.

"Tulislah semua yang kau pikirkan tentang aku, semua yang menurutmu penting bahkan seluruh kehidupan yang kau jalani selanjutnya. Aku tidak akan membacanya sampai kau sembuh nanti, aku berharap saat nanti aku membacanya aku tidak terlalu banyak menemukan tulisan-tulisan yang memperlihatkan kekecewaan atau kesedihanmu tentang aku. Aku mohon jangan terlalu banyak sedih atau kecewa karena aku, aku tidak mau diarymu penuh dengan kesedihan apalagi tentang aku." Niscala kembali tersenyum dan lagi-lagi Vianni terpesona akan senyuman itu, lelaki berlesung pipi yang akan selalu dia coba untuk ingat lagi dan lagi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku