Velia harus rela menggantikan sang kakak yang kabur di hari pernikahannya dengan Daniello. Laki-laki yang memiliki kelakuan menyimpang, sampai dimana sang ayah mertua meminta janji pada Velia agar mengubah sang anak menjadi laki-laki yang normal. "Berjanjilah pada papah, bahwa kamu. Akan membawa anak papah ke jalan yang benar," "Tapi..." Dengan memelas ayah mertua Velia Tuan Samanta memohon pada dirinya, membuat Velia tak bisa berbuat apa pun. Dan belum lagi cinta masa lalu Velia dan Daniello yang kembali, saat mereka saling cinta. Akankah mereka bersama? Ikuti kisah Velia dan Daniello.
Di sebuah kamar tengah terjadi kehebohan, dan kepanikan yang telah terjadi. Bagaimana tidak panik, pengantin wanita yang ingin dinikahkan beberapa jam lagi kabur entah kemana.
"Velia ... Velia, bagaimana ini? Kakakmu pergi," pekik Mommy Mila.
"Mommy tenang dulu yah! Tarik nafas, buang, tarik nafas buang." Instruksi Velia.
"Heh kamu... Bukan saatnya tarik nafas hembus," omel Mila.
"Memangnya mau melahirkan apa," kesal Mila.
"Lalu mommy maunya apa?" Velia pun ikut kesal juga.
"Cepat cari kakakmu Sherlin, kalau tidak! Kamu... Kamu yang akan menggantikan kakakku menikah dengan Daniello," cetus mommy Mila.
"What?" Pekik Velia.
"Mommy, aku gak mau ahh." Protes Velia.
"Velia mommy mohon, kalau tidak. Usaha keluarga kita bakal bangkrut sayang, Tuan Samanta mau membantu usaha kita dengan melunasi hutang-hutang yang daddy mu tinggalkan nak!"
"Tapi mommy..."
"Velia mommy mohon," pinta mommy Mila memelas.
"Atau kita harus mengganti uang, pada tuan Samanta sebanyak 10 Milyar nak!"
"What?" pekik Velia lagi.
Velia menghembuskan nafasnya secara pelan, dia bukannya tak mau membantu Mommynya. Tak ada orang yang tahu, jika Daniello itu penyuka sesama jenis. Dari mana Velia tahu?
****
Saat itu Veli sedang menemani Indi ke club malam, Velia hanya diam di depan meja bartender. Dia sedang memperhatikan bartender yang sedang melayani pelanggan.
"Si Indi mana sih? Lama banget," kesal Velia.
Tak lama Indi pun datang dengan seorang laki-laki, namun laki-laki itu agak melambai. Tapi Velia tak peduli, dia pun menatap tajam Indi.
"Kenapa sih? Ngeri banget tatapannya setajam silet," kekeh Indi.
"Dari mana sih lo? Lama," cibir Velia.
"Sabar dong say," sahut lelaki tersebut, mendorong Velia yang hampir tersungkur.
"Shit... Kurang asem nih cowok," umpat Velia.
Indi mengenalkan lelaki yang bernama Ello tersebut pada Velia, dengan ogah-ogahan Velia menerima uluran tangan Ello.
"Di, ini beneran gini? Sayang loh ganteng-ganteng, kaya gini ish..." bisik Velia bergidik ngeri.
"Ya gitu lah, entah apa yang buat dia kaya gini."
"Terus, ngapain lagi sih kita disini?" tanya Velia, sudah mulai risih karena banyak laki-laki hidung belang yang menatapnya.
"Nunggu pacarnya si Ello," jawab Indi.
"Pak Alvaro," pekik Velia.
Namun pekikan Velia tersebut terdengar oleh Indi dan Ello, membuat Ello menatap tajam Velia.
"Loh Velia! Kamu disini? Sedang apa?" tanya Alvaro.
"Eumm... It-itu pak anu saya..."
"Ahh... Saya sedang menemani teman saya pak," jawab Velia melirik ke arah Indi.
Alvaro hanya beroh saja, kemudian dia memeluk Ello dan menciumnya dengan mesra di hadapan Velia. Bagi Indi itu sudah hal biasa, namun bagi Velia itu tak biasa, dia sampai melongo di buatnya.
"Astaga Tuhan," batin Velia.
"Mata gue udah gak suci lagi," lanjutnya lagi dalam hati.
Sementara Indi menatap ciuman panas mereka, Velia pun menarik Indi dari pasangan belok tersebut.
"Ish... Apaan sih lo Ve, main tarik-tarik aja?" kesal Indi.
"Gila lo ya Di, mata gue udah tercemar tau gak?" cetus Velia.
"Lo kok gak bilang sih kalo mereka itu...." Velia membuat tanda V dengan dua jarinya lalu memberikan tanda kutip.
"G*y maksud lo?" ujar Indi frontal.
"Iya gitu lah, geli gue liatnya. Gimana pedang sama pedang beradu," kekeh Velia tertular mesum dari Indi.
Membuat Indi pun tertawa terbahak, mereka pun memutuskan untuk pulang. Tujuan Indi ke club adalah untuk mempertemukan Ello dan Alvaro, karena Alvaro adalah sepupu sekaligus orang yang di bayar Alvaro. Agar tak ada orang yang curiga bahwa Alvaro menyimpang.
***
Lamunan Velia buyar, saat sang mommy Mila melempar bantal tepat pada wajahnya.
"Mommy," pekik Velia.
"Apa..apa? Apa hah?" marah mommy Mila melotot pada Velia.
"Bukannya bantuin mikir, malah bengong. Sekarang gimana Ve? Bentar lagi pernikahannya mulai loh!" ujar mommy Mila dengan lirih, dia pun harus pasrah jika istana yang dia bangun bersama mendiang suaminya diambil oleh tuan Samanta.
Saat seperti ini, salah satu staf WO masuk dan memberitahu pada Mila. Bahwa mempelai pria sudah datang, dan sedang berada di kamar ganti pria.
Mila memegang dadanya yang terasa sesak, dan memijat pangkal hidungnya.
"Tolong katakan pada nyonya dan tuan Johnson, kalau pernikahannya batal. Dan kami rela menggantinya dengan uang," ujar Mila dengan lirih.
"Mommy."
Velia pun merasa iba melihat sang ibu, dan dia pun memutuskan untuk menerima tawaran mommy-nya. Untuk menikahi laki-laki tersebut.
"Mom, aku bersedia menggantikan ka Sherlin," celetuk Velia, membuat Mila langsung berbinar menatap sang anak.
"Benar? Gak bohong kan?" tanya Mila, menangkup pipi sang anak.
"Engga mom," lirih Velia.
"Terima kasih sayang," Mila memeluk Velia dengan erat, dia masih bisa mempertahankan perusahaan keluarganya.
Sementara Velia di rias, Mila keluar untuk menemui Nyonya Grasia Johnson yang sedang menemani Tuan Samanta Johnson.
"Tuan, nyonya," sapa Mila dengan ramah.
"Hai Mila, saya sudah dengar semua. Dan saya bersyukur anak mu Velia mau menggantikan kakaknya," ujar Samanta.
Mila pun hanya tersenyum saja, mereka pun berbincang sebentar. Lalu Mila meminta izin untuk melihat sang anak, saat tiba di kamar Velia. Mila dibuat kagum akan kecantikan sang anak, tubuh Sherlin dan Velia memang sama. Sehingga gaun pernikahannya tak perlu dicari yang lain.
Velia nampak cantik walau sedang cemberut sekali pun, gaun pengantin berwarna putih tulang dengan model Sabrina tanpa lengan. Dan tiara yang menghiasi rambut yang telah ditata sedemikian rupa, membuat Velia seperti putri dongeng saja.
"Kamu cantik sekali sayang," puji Mila.
"Aku memang cantik mom, dari lahir malah," ketus Velia, membuat Mommy Mila tertawa
"Ayok acara sudah mau mulai," ajak Mommy Mila, Mommy Mila pun menutup tudung wajah sang anak dan menggenggam tangan anaknya menuju altar pernikahan.
Walau terkesan terpaksa, namun pernikahan tanpa sosok ayah. Membuatnya sedih, tak ada sang ayah yang menggenggam tangannya yang ada hanya paman kesayangan Velia. Milano.
"Jangan sedih, daddy mu pasti bahagia." Ujar Milano.
Milano pun menyerahkan Velia pada Daniello, dan menepuk pundak Ello. Sejak tadi Velia merasakan Ello menatapnya dengan tajam tanpa ekspresi, membuat Velia risih dan berdebar.
Perkataan pendeta mengalihkan atensi mereka, dan memulai ritual pernikahan.
Ello dan Velia pun sah menjadi suami istri, Ello membuka penutup wajah Velia. Dan untuk sesaat Ello mengagumi wajah cantik Velia, Ello pun mencium bibir Velia dengan sedikit melumat.
"Ciuman pertama gue," teriak Velia dalam hati.
"Astaga bro, sabar dong." Teriak teman-teman Ello, yang Velia tahu mereka pun belok.
Namun entah mengapa mereka bisa terlihat macho jika di depan umum, sama dengan Ello. Dia pun bersikap laki di depan orang tuanya.
Setelah selesai pemberkatan, Velia dan Ello menghampiri para tamu undangan. Yang kebanyakan rekan kerja orang tua Ello dan orang tua Velia, resepsi akan diadakan pada malam hari pukul delapan malam.
"Abang," pekik seorang gadis yang mirip dengan Ello.
"Selamat yah, akhirnya laku juga. Aku kira abang g*y," celetuk Helena adik Ello, Velia melirik sekilas Ello yang menatap tajam sang adik.
"Lena," tegur Grasia, ibu dari Ello dan Helena.
"Sorry mom, bercanda." Kekehnya.
Setelah selesai menyalami para tamu, Velia dan Ello masuk ke dalam kamar hotel. Yang akan di gunakan malam pertama oleh mereka, namun mereka memasuki kamar hotel yang di gunakan Velia ganti baju.
"Ingat ini hanya sementara, untuk menutupi siapa aku sebenarnya. Jika aku sudah mendapatkan apa yang aku mau, bersiaplah untuk pergi." Ucap Ello, setelah mereka sampai kamar hotel.
Velia pun menatap Ello dengan tajam, tak perlu diingatkan pun dia akan ingat.
"Tak perlu diingatkan pun, aku ingat tuan Daniello." Balas Velia dengan sinis.
"Baguslah."
Ello pun keluar dari kamar, entah akan pergi kemana laki-laki jadi-jadian itu. Velia tak peduli, dia meratapi nasib hidup yang berantakan. Menggantikan sang kakak untuk menikahi laki-laki, yang menyimpang.
Velia menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia pun duduk menghapus riasannya dan akan beristirahat sebelum nanti malam melakukan resepsi. Velia melirik jam menunjukan pukul enam sore, masih ada dua jam lagi untuk dia istirahat sebentar sebelum di rias.
bersambung...
Maaf typo
Buku lain oleh AriNovanie
Selebihnya