Mengemis nafkah suamiku

Mengemis nafkah suamiku

Pelangisenja04

5.0
Komentar
7.7K
Penayangan
74
Bab

Ajeng Samudra, wanita yang bak mengemis nafkah suaminya sendiri, karna, Alfandra, sang suami lebih mengutamakan memberi uang pada mantan istrinya dengan alasan memberi nafkah pada sang anak. di satu sisi saat dia akan bekerja sendiri, suaminya melarang karna di suruh merawat dirinya dan rumah saja, di tambah mertua yang juga mengandalkan uang suami, padahal dia juga mempunyai anak lain yang lebih kaya.

Bab 1 MNS 1

"Sayang, itu uang gajian buat kamu, aku taruh di meja ya!"

Suara Alfandra, terdengar di telinga Ajeng yang sedang memasak.

"Iya mas!"

Setelah tak lagi terdengar suara langkah kaki, Ajeng bangkit setelah mematikan kompornya. Memang masakannya pun sudah jadi, tinggal menatanya di meja makan.

Dia menoleh ke depan, suaminya itu telah diluar dan berbincang bincang dengan tetangga komplek perumahan, hari ini hari minggu, setiap weekend suaminya memang sering menyempatkan waktu untuk olahraga pagi dengan teman temannya satu komplek.

Dia masuk kemar dan melihat amplop berwarna putih yang di ada diatas nakas. Ajengpun lantas menghampirinya, untuk melihat.

Setelah dibuka, dia mendapati 10 lembar uang bermata seratus ribuan.

Lagi lagi Ajeng menghela nafas, satu juga untuk sebulan baginya sangatlah mepet, namun bagaimana lagi. Setiap bulan suaminya itu hanya memberikannya uang segitu. Untuk make up saja kadang dia sudah ngirit. Bahkan kadang dia pun harus menahan keinginan makan di luar untuk menuruti keinginannya.

Terlebih kadang listriknya melonjak, bahkan pernah sehari hampir 200 ribu.

Tak lama kemudian dia mendengar suara notif ponsel, saat dia menoleh dia mendapati ponsel sang suami berkedip bertanda pesan masuk. Ajengpun meletakkan kembali uang itu, dan berjalan menghampiri ponsel itu.

Setelah di lihat ternyata nama Runa, bertera disana.

'Runa' adalah anak dari Alfandra dari istri pertama. Memang, sebelum menikah dengan Ajeng, Alfandra duda anak satu, namun anak itu ikut dengan sang mama. Dan mantan istri Alfandra pun telah menikah.

"Makasih ya mas transferannya, uang dua jutanya berarti buat Runa, karna bisa beli mainan yang dia pengenin kemaren, makasih banyak mas!"

Itu pesan yang Diana, mantan istri Alfandra kirimkan.

Ajeng menghela nafas, memang setiap bulan Alfandra juga menjatah uang bulanan pada Runa, dan jumlahnya jauh lebih besar daripada dirinya.

Ajeng menghela nafas, padahal kebutuhan dia sendiri juga kurang, kadang tabungannya sendiri dulu sampai dia ambil untuk menutupi semua kekurangan untuk kebutuhan dapur.

Tak lama kemudian, suara dering dari ponsel yang dia pegang berdering, dan dia langsung bisa melihat nama mama Tia yang tertera disana.

Memang, meskipun mama Alfandra tidak satu rumah dengannya, Ajeng tak terlalu menyukainya karna.

"Al, kok kamu cuma transfer mama satu juta sih, kan mama udah bilang kalau mama pengen beli perhiasan yang mama bilang kemaren. Tambahin satu juta lagi ya!"

Ajeng terdiam di tempat, tak tau harus berbuat apa, dia bukan typikal orang yang suka berdebat, apalagi masalah uang. Hanya saja semakin kesini dia semakin muak dengan tingkah keluarga suaminya itu.

"Ma, Aca kan udah kerja, dan posisinya juga sama sama suami aku. Gajinya juga lumayan, kenapa mama nggak minta tambahan dari Aca juga ma!" Ajeng memberanikan diri untuk memberitahu mertuanya dengan cara yang dia kira sudah sangat halus.

"Oh kamu Jeng, pantes. Kamu yang ngelarang suami kamu buat transfer mama lebih ya? Kamu itu, udah nggak kerja tinggal minta uang sama suami kamu aja kok ngatur. Lagian Aca belum nikah, dia masih butuh uang buat perawatan dia sendiri. Dan juga hangout sama temen temannya." Terdengar dari nada suaranya, mama mertuanya itu tengah marah.

"Tapi ma, asal mama tau. Aku perbulan juga cuma di jatah mas Al cuma sejuta ma! Dan mama bilang apa tadi? Aku nggak kerja juga mas Al yang ngelarang!"

"Ah udah lah, kasih ponsel ini ke suami kamu. Mau mama bilangin biar bisa didik istrinya biar nggak suka ngebantah orang tua!"

"Mas Al lagi joging!"

Setelah mengatakan itu, Ajeng langsung mematikan ponselnya. Dia sungguh kesal. Kenapa. Mertuanya itu tak mau mengerti. Jika memang mau memahami Aca yang bisa hidup hedon. Kenapa nggak bisa memahami dirinya yang hidup pas pasan.

Ajeng menghela nafas, lalu berjalan keluar untuk membersihkan rumah. Memang mereka membeli rumah di area perumahan yang cukup mewah, cukup luas juga. Mereka membeli rumah itu saat masih kuliah dulu.

Mengingat kuliah, Ajeng tak sampai menyelesaikan kuliahnya. Karna keburu menikah dengan Al, bukan karna insiden hamil duluan atau apa, namun mama mertuanya itu yang menyuruhnya untuk menikah dulu nanti bisa meneruskan kuliah. Itu awalnya, namun pada akhirnya, Ajeng di suruh dirumah saja, karna berfikir jika kodrat seorang istri adalah menjaga rumah dan suaminya saja. Meskipun Ajeng tau jika mama mertuanya itu takut jika menghabiskan uang Al jika memutuskan untuk kembali melanjutkan kuliah.

Nasi sudah menjadi bubur, karna rasa cintanya dulu pada Al membuatnya buta hingga dia mau mau saja nikah di usia yang terbilang muda, yaitu 20 tahun.

Terlebih, yang membuatnya lebih menyesakkan adalah dia harus kehilangan keluarganya karna memaksa untuk menikah dengan suaminya ini.

Memang, keluarganya tidak setuju. Terutama sang papa, sangat menentang hubungannya dulu dengN Al karna Al yang duda, terlebih saat dia mengatakan akan berhenti kuliah untuk menikah. Dengan terang terangan papanya mengusirnya dan tak menganggapnya anak lagi.

Menyesal pun kini tak ada gunanya, jika pun dia memaksa kerja, dia hanya bisa kerja di toko. Mentok juga cafe yang kerja 24 jam. Kerjanya melelahkan, dan gajinya tak sebanding.

Selesai menyapu dan mengepel seluruh ruangan, Ajeng memutuskan keluar untuk menyiram bunga di pekarangan kecil yang dia buat sendiri untuk mengisi kejenuhan yang dia rasakan.

"Pagi mbak Ajeng," sapa Santi, tetangga samping rumahnya yang memang cukup akrab dengannya.

Ajeng membelas senyum Santi, "pagi juga san, habis darimana?" Tanya Ajeng begitu melihat sekantung plastik belanjaan yang di tenteng wanita satu anak itu.

"Ini tadi beli bubur ayam didepan, mas Rama lagi nggak enak badan. Jadi aku beliin bubur deh!"

"Oh, sakit apa mas Rama? Emang sih tumben banget nggak ikut joging sama mas Al dan yang lainnya,"

"Iya, kepalanya pusing katanya, sejak kemaren pulang kerja udah ngeluh sakit mulu. Eh malamnya malah badannya panas banget!"

"Oh, yaudah deh San semoga mas Rama cepet sembuh ya!"

"Iya makasih ya mbak. Duluan!"

Setelah Santi pergi, Ajeng kembali berkutat dengan bunga bunganya.

"Sayang, ayok masuk. Kita sarapan dulu!"

Rupanya Alfandra sudah selesai joging, Ajeng mendongak untuk melihat suaminya itu, wajah nya masih di penuhi keringat sehabis membakar kalori di pagi itu.

Memang, wajah tampan Alfa tak pernah berubah, rasa cintanya pun tetap saja besar, namun ketidak tegasannya itu terkadang membuat Ajeng muak.

"Mas mandi aja dulu, nanti aku nyusul dan siapin makanan,"

"Oke, aku masuk dulu!"

"Hm!"

Setelah Alfa masuk, Ajeng segera menyelesaikan pekerjaannya dan segera menyusul masuk untuk mempersiapkan sarapan suaminya.

"Pagi Jeng!"

Ajeng menoleh, dan mendapati pemuda yang 2 tahun lebih muda darinya.

Dialah Diro, orang yang menyukai Ajeng sejak Ajeng ada di kompleks ini!

-----

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Pelangisenja04

Selebihnya

Buku serupa

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Mengandung Anak Tuan Serigala

Mengandung Anak Tuan Serigala

Linsing
5.0

Fang Yi Lan adalah seorang mahasiswi jenius dari jurusan kedokteran. Walaupun memiliki otak yang jenius, tetapi Yi Lan benar-benar buruk dalam menilai seorang pria. Di hari ulang tahunnya yang ke-20, Yi Lan tidak sengaja memergoki kekasihnya sedang berselingkuh dengan adik tirinya. Belum cukup sampai disana, Ayahnya malah menyuruhnya untuk merelakan kekasihnya untuk adik tirinya itu. Selain itu, dia malah dipaksa untuk menerima lamaran dari seorang pria hidung belang. . Yi Lan tentu saja tidak bisa menerima keputusan Ayahnya. Dia langsung memberontak sejadi-jadinya. Dia merasa takdirnya benar-benar kejam dan tidak adil. Dengan segala daya upaya, Yi Lan akhirnya berhasil melarikan diri dari rumah Ayahnya. . Di dalam pelariannya, Yi Lan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang sedang terluka parah. Pria itu berwajah sangat tampan dan dingin. Tubuhnya juga terlihat sangat kekar dan kuat. Tetapi sayangnya, ketika pria itu pingsan, pria itu tiba-tiba berubah wujud menjadi seekor serigala hitam yang berbulu lebat. . Yi Lan benar-benar terkejut saat melihat perubahan pria itu. Dia refleks langsung berusaha untuk melarikan diri. Tetapi sayangnya, hati nuraninya sebagai seorang dokter melarangnya untuk meninggalkan pria itu. Karena dibebani oleh rasa iba, Yi Lan akhirnya menolong pria itu. . Setelah luka-lukanya diobati, pria itu akhirnya kembali berubah wujud menjadi manuisa. Tetapi sayangnya, bukannya berterima kasih kepada Yi Lan, pria itu malah mengigit leher Yi Lan sampai meninggalkan jejak. Setelah itu, pria itu langsung memperkos4 Yi Lan dengan ganas. . " Wangimu benar-benar enak Nona..., mulai malam ini, kau adalah pasanganku, aku akan membuatmu mengandung anak-anakku... !!" . Yi Lan hanya bisa menangis histeris saat diperkos4 oleh pria itu. Dia merasa nasibnya benar-benar sangat buruk. Kesialan menimpanya tanpa henti. Seandainya memungkinkan, dia ingin mati sekarang juga.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku