Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
PERNIKAHAN SYDEN ADIBA DI LAHORE PAKISTAN

PERNIKAHAN SYDEN ADIBA DI LAHORE PAKISTAN

author adiba

5.0
Komentar
897
Penayangan
19
Bab

🇵🇰 PERNIKAHAN SYDEN ADIBA DI LAHORE PAKISTAN🇵🇰 Kepulangan Adiba ke Pakistan atas permintaan abu dan ummu karena abu dan ummu merasa Adiba di Russia menyembunyikan masalah. Apapun alasannya tetap Adiba harus mematuhi permintaan abu dan ummu sebagai orang tua kandung Adiba. Serapat-rapatnya Adiba menyimpan masalah pasti abu dan ummu tahu karena abu dan ummu selalu mengajarkan indahnya kejujuran meskipun kadang kejujuran itu menyakitkan. Bukan hal yang mudah bagi Adiba pergi meninggalkan Syden laki islam Russia yang tidak hanya berhasil mengobati kesedihan dan sakit hati Adiba tapi Syden juga berhasil membuat Adiba mencintainya seperti syden yang tulus mencintai Adiba. Syden laki islam Russia dulu sempat menjadi teman kuliah Adiba di university of the Philippines. Syden dulu terkenal mahasiswa tampan, pemain basket, cerdas, baik dan jadi idola para mahasiswi meskipun Syden dulu hidup pas-pasan dengan ibunya. Setelah lulus kuliah di Philipina, Syden kembali pulang ke Russia dan berkarir di Russia yang menjadikan Syden pengusaha sukses di Russia. Meskipun Syden dan Adiba berpacaran di Russia tapi tidak mudah meluluhkan hati kedua orang tua Adiba untuk menjadikan Syden sebagai menantu. Bagaimana cara Syden dapat meluluhkan hati kedua orang tua kandung Adiba ?

Bab 1 🇵🇰 PERNIKAHAN SYDEN ADIBA DI LAHORE PAKISTAN 🇵🇰

🇵🇰Bab.1

Alhamdulillah.... Akhirnya pesawat mendarat juga di Allama Iqbaal airport, yaa Alloh. Perjalananku dari khimki, Russia ke Lahore, Pakistan memakan waktu delapan jam cukup melelahkan. Bersama banyak penumpang yang keluar dari pesawat , aku berjalan masuk ke ruang kedatangan penumpang untuk pemeriksaan pasport, visa dan tiket pesawat. Uuppss... Badanku mungil di bandingkan dengan perempuan - perempuan Pakistan pada umumnya, jadi milih amannya biar jalan gak ketabrak-tabrak... lebih baik, minggir dulu. Sudah hal lumrah, mengantri mengambil barang bawaan dan berjalan keluar menuju ruang penjemputan. Masya ALLOH.. banyak sekali penjemput yang berdesakan... bagaimana aku bisa menemukan abu dan ummu di antara para penjemput ??. . sambil mendorong troli berisi banyak barang, aku berjalan keluar bersama para penumpang keluar melewati petugas sekuriti airport, ingin menelepon abu dan Ummu tapi baterai hp habis. Tiba-tiba kudengar suara teriakan yang gak asing di telingaku .....

"Adibaaaaa....adibaaaa.... ".

Kucari asal suara teriakan, kulihat abu memeluk bahu ummu.. mereka berdua berdiri di antara para penjemput dan melambaikan tangan padaku, kulambaikan tanganku sambil berteriak....

" Abuuu.... Ummuuuu.....".

Bergegas kudorong troli berisi barang-barang bawaanku ke arah abu ummu. Aku jatuhkan badanku di depan mereka berdua, kucium kaki mereka berdua...

" Assalam mualaykum, Abu..Ummu, maafkan Adiba baru sekarang pulang menemui abu ummu"

Abu dan Ummu memegang bahuku...

"Waalaykum salam, Adiba.. berdirilah nak. Alhamdulillah.. Alloh mengijinkanmu pulang menemui kami ".

Aku berdiri memeluk abu ummu... Air mataku menetes... Kerinduanku terhadap abu ummu gak bisa kuungkapkan dengan banyak kata..

"Adiba kangen abu ummu".

Aku menangis sepuasku di pelukan abu ummu. Yaa ALLOH, bahagianya memeluk abu ummu. Gak kuperdulikan tatapan banyak orang. Ummu berbisik lembut...

"Kami merindukanmu, Adiba. Ayo kita pulang ke rumah, nak".

Abu berbisik...

"Akhirnya Adiba putri kesayangan abu pulang juga ke Lahore. Ayoo.. kita pulang, nak ".

Aku gak bisa nahan ketawaku melihat mimik wajah abu dan ummu yang terkejut melihat barang-barang bawaanku di troli. Ummu memegang tanganku ..

" Masya ALLOH, Adiba... Tanganmu sekecil ini bisa bawa barang sebanyak itu dari Russia ke Pakistan ?".

Abu mengelus kepalaku...

"SubhanaAlloh... Hebatnya Alloh memberikan kekuatan padamu untuk membawa barang sebanyak ini ".

Aku sendiri baru sadar, ternyata ... Morgan, Rowena, Syden dan Ibunya menambah barang bawaan tanpa sepengetahuanku. Abu mencium keningku...

" Abu membantu mendorong troli barang bawaanmu ke tempat parkir mobil ya, Adiba".

Aku mengangguk, kami bertiga ke tempat parkir mobil. Abu dan ummu membantuku memasukkan barang bawaan ke dalam mobil abu. Ummu berbisik padaku ...

"Adiba duduk di depan dekat abu, biar Ummu duduk di belakang saja ".

Aku duduk di depan dekat abu, melihat Lahore yang sekarang berbeda jauh dengan Lahore lima tahun yang lalu. Ummu tertawa sambil menepuk bahu abu dari belakang...

" Abu, lihatlah Adiba anak kita yang melongo melihat Lahore yang sekarang".

Abu menoleh ke arahku dan tertawa terbahak-bahak.

"Lahore sekarang makin banyak kemajuan dan berubah menjadi makin lebih baik kan, Adiba".

Aku memeluk bahu abu.

" Iya abu, Adiba jadi kaget sekali lihat Lahore yang sekarang.. bagus sekali ya".

Aku menoleh ke belakang melihat ummu ....

"Ummu, Adiba kangen sama eamm Hassan dan eama Hanifah".

Ummu tersenyum ,

"Kita sekarang ke rumah mereka ya, pasti mereka terkejut melihatmu datang, nak".

"Ummu, apa mereka gak tau kalo Adiba hari ini pulang ke lahore ?".

Abu langsung tertawa mengelus kepalaku...

"Kami sengaja tidak memberitahu kedatanganmu pada mereka, biarlah ini menjadi kejutan bagi mereka , Adiba ".

Aku tertawa membayangkan eama hanifah dan eamm Hassan pasti terkejut melihatku. Mobil abu mendekati rumah eama hanifah dan eamm Hassan. Banyak sekali jalan yang berubah, pembangunan di Lahore benar-benar drastis sekali. Mobil abu berhenti di depan rumah eama Hanifah adik kandung perempuan abu. Ummu berkata ...

" Adiba tunggu di mobil yaa, abu dan ummu masuk rumah mereka dulu".

Abu dan Ummu keluar dari mobil , mengucapkan salam...

"Assalam mualaykum, Hanifah.. Hassan ".

Eama hanifah dan eamm Hassan keluar rumah, membalas salam..

"Waalaykum salam, masuklah ".

Kulihat dari dalam mobil, abu dan ummu masuk rumah eama Hanifah sambil berkata ...

"Hanifah.. Hassan.. tolong kalian berdua ke mobilku, ada sesuatu buat kalian di mobil".

Eama Hanifah dan eamm Hassan berjalan ke mobil dan membuka pintu mobil, langsung aku teriak ...

"Assalam mualaykum, adibaaaaa pulang ".

Eama Hanifah dan eamm Hassan terkejut gak percaya , langsung berteriak...

"Waalaykum salam.... Ada adibaaa ... ".

Eama Hanifah menangis sambil memelukku...

" AllohuAkbar... Adiba keponakanku pulang. Setiap di sepertiga malam eama Hanifah ini menangis di tiap sholat tahajud.. ".

Eamm Hassan berteriak kegirangan.

" Adibaaaaa... Ayo masuk rumah, kita makan bersama ".

Eama Hanifah dan eamm Hassan masuk rumah sambil memeluk bahuku. Eama hanifah berteriak...

"Astaghfirullah al adzim... Kalian gak beritahu aku kalau hari ini Adiba pulang ke lahore... Sungguh keterlaluan, aku hampir pingsan tadi melihatnya duduk di dalam mobil. Masya ALLOH... Aku kira mimpi ternyata ini kenyataan ".

Abu dan ummu tertawa terbahak-bahak. Ummu menjawab..

"Sengaja kami tidak memberitahu kalian karena kami tahu kalian pasti membuat pesta menyambut kedatangan Adiba ".

Eamm Hassan mengambilkan kurma untukku..

"Aku dan Hanifah istriku menganggap Adiba bukan keponakanku tapi Adiba anak kami juga dan kami tetap merayakan kepulangan Adiba ".

Eamm Hassan keluar rumah dan berteriak...

" Alhamdulillah, hari ini Adiba pulang dan besok setelah Maghrib kalian semua harus datang makan-makan di rumahku".

Eamma Hanifah menatapku...

" Besok setelah magrib semua tetangga kemari dan kita harus pesta makan-makan , Adiba".

Ada saudara sepupuku kembar... Mohammed dan Mohammad pulang sekolah , mereka anak-anak eama Hanifah dan eamm Hassan. Mereka terkejut melihatku...

"Ukthy Adiba ?. Benar ukthy Adiba kan ?".

Aku tersenyum sambil mengangguk, mereka berdua lari memelukku.

"Ukthy Adiba, kami merindukan ukthy Adiba. Kami kira ukthy Adiba gak kembali lagi ke lahore ".

Aku tertawa sambil mengelus kepala mereka berdua..

" Kalian berdua sekarang tinggi sekali yaa.. ukthy Adiba bawa oleh-oleh buat kalian berdua".

Masya ALLOH, dulu aku pergi dari Pakistan.. Mohammed dan Mohammad masih kecil umur dua belas tahun. Sekarang mereka sudah umur tujuh belas tahun.. tinggi sekali badan mereka, yaa ALLOH. Eamm Hassan masuk rumah mengajak makan di restoran...

" Ayo, kita semua sekarang makan di restoran".

Abu tersenyum...

" Istriku sudah masak banyak makanan, ayolah kalian harus menginap sekalian makan-makan di rumah kami. Ayoo si kembar Mohammed Mohammad ikut sekalian ".

Eama Hanifah gak melepaskan aku dari pelukannya.

"Adiba biar naik mobil bersama eama Hanifah saja yaa...".

Aku melihat abu dan ummu yang mengangguk.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh author adiba

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku