Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Penyesalan setelah Ditalak

Penyesalan setelah Ditalak

LanRi

5.0
Komentar
193
Penayangan
1
Bab

Puspa Dewi 25 tahun, harus menelan pil pahit. Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba suaminya Adrian melontarkan jatuh talak 3 pada Puspa. Padahal mereka sudah di karuniakan seorang anak laki-laki yang tampan dan lucu berusia 4 tahun, Puspa tidak tahu apa alasan suaminya menalak 3 padanya. Suatu hari Adrian tidak sengaja melihat Puspa yang sudah sukses dan cantik, kini kehidupan Adrian berbanding terbalik dari Puspa. Ada rasa penyesalan di hatinya setelah jatuh talak pada Puspa. Akankah Puspa menerima kembali mantan suaminya?

Bab 1 Jatuh talak

Adrian yang baru saja pulang ke rumah, di sambut hangat oleh Puspa. Akan tetapi, Puspa melihat raut wajah suaminya tampak tidak menyukai seperti ada masalah.

"Kamu kenapa mas?" tanya Puspa dengan lembut, berharap suaminya jujur akan pertanyaannya.

"Tidak ada apa-apa, di mana Alfa?" tanya Adrian dengan nada yang tidak biasa.

"Lagi main di luar Mas, mau aku panggilkan?"

"Tidak, tidak perlu. Aku hanya ingin berbicara denganmu saja."

Tiba-tiba saja dulu si anak pun mendadak dingin dan gemetaran, Iya merasa belum siap mendengar ucapan suaminya. Namun, di hatinya ia sangat penasaran akan ucapan Adrian.

"Mau bicara soal apa Mas?" tanya Puspa hatinya menggebu-gebu.

"Lihatlah wajah kamu itu, tidak secantik dulu. Bahkan bau tubuhmu saja seperti bawang goreng, apalagi badan kamu sangat besar!" celetuk Adrian tanpa sadar pun sudah menggores luka hati Puspa.

Puspa hanya bisa diam dan mematung, Seraya memainkan jari jemarinya mendengar ucapan suaminya.

"Apa kamu tidak punya kesempatan untuk memperbaiki dirimu? Bahkan aku saja malu melihatmu tubuhmu yang sebesar gajah ini, makanya aku tidak pernah membawamu pergi kemanapun!" Adrian membuang nafas kasarnya.

Jleb!

Istri mana yang tidak sakit hati mendengar ucapan suaminya seperti itu, bahkan ia berubah pun karena demi anak dan suaminya nyaman di rumah serta makanan pun selalu di sediakan agar tidak kelaparan. Meskipun uang bulanan yang di berikan Adrian tidak pernah cukup.

"Mas, aku bukannya tidak mau perawatan. Tapi uang bulanan kamu itu cukup untuk kita makan sehari-hari. Bahkan uang jajan Alfa saja masih kurang," balas Puspa. Terpaksa mengeluarkan uneg-unegnya selama ini.

"Apa kamu bilang? Uang yang aku kasih selama ini tidak cukup! Makanya jadi perempuan itu harus pintar mengatur uang, kalau bisa Kamu kerja sana! Sudah ah aku muak di sini lama-lama, mulai sekarang kamu aku jatuh talak 3!"

Jedar!

Bagaikan tersambar petir di siang hari, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Adrian mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan bagi seorang istri.

"Mas, apa salahku. Kalau soal perawatan aku akan usahakan lagi Mas, tolong jangan ceraikan aku," mohon Puspa.

"Ah sudahlah, semuanya sudah terlambat! Aku sudah ada pengganti baru, dan jangan pernah menghubungi aku lagi!" gertak Adrian membuat Puspa tidak percaya akan ucapannya.

"Jadi kamu, selama ini selingkuh Mas?" tanya Puspa dengan menautkan kedua alisnya.

"Iya! Karna aku sudah muak setiap pulang melihat rumah berantakan, apalagi melihat kamu yang tubuh seperti gajah serta bau badan yang anyir!" ucap Adrian sembari meragakan orang mual.

"Jahat kamu, mas! Jahat!" isak Puspa seraya memukul tubuh Adrian yang kokoh, Adrian yang tidak ingin di sentuh Puspa pun refleks mendorongnya dengan keras.

Bugh!

Tubuh Puspa pun terjatuh di atas lantai, sedikit terasa getaran bagi Adrian yang tidak menyukai istrinya. Adrian pun melangkahkan kakinya keluar rumah tanpa memperdulikan istrinya yang terjatuh.

"Mas, kamu mau kemana?" pekik Puspa mencoba menahan kepergian suaminya, Adrian sedikit menoleh melihat Puspa yang sedang kesulitan bangun.

"Lihatlah dirimu, bangun saja tidak bisa!" Adrian membuang nafas kasarnya, tiba-tiba Alfa pun pulang bermain langsung memeluk ayahnya begitu melihat Adrian berada di ambang pintu rumah.

"Ayah!" pekik Alfa terlihat dari raut wajahnya bahagia melihat ayah pulang.

"Kita jalan-jalan yuk, yah," seru Alfa.

"Maaf sayang, ayah tidak bisa. Ayah banyak pekerjaan, kamu sama ibu kamu saja ya," ucap Adrian dengan lembut, buru-buru Adrian pergi dari rumah karna ia tidak sanggup melihat tangisan Alfa.

"Maafkan ayah, nak!" ucap Adrian dalam hati.

Puspa langsung memeluk Alfa dari belakang, tidak ingin Alfa mengajar ayahnya yang tidak memikirkan nasib anaknya ke depan.

"Cup .... Cup .... Sayang Ibu jangan nangis lagi ya, ayo kita pulang ke rumah kakek sekarang." ajak Puspa. Hanya itu jalan satu-satunya yang ada di pikiran Puspa.

Puspa pun telah berberes untuk kembali ke rumah orang tuanya, ia tinggalkan begitu saja rumah yang penuh kenangan itu.

Sementara itu, Adrian yang sudah tiba di rumah selingkuhannya langsung merebahkan tubuhnya secara kasar di atas sofa yang sudah tersedia di ruang tamu.

"Kenapa sayang? Kok terlihat sedih, gimana kamu udah menceraikan istrimu yang gajah itu?" tanya Citra penasaran dengan jawaban pacarnya.

Tanpa pikir panjang, Adrian langsung berdiri dan memeluk erat tubuh Citra yang terlihat langsing, putih dan cantik serta wangi parfum yang semerbak di udara.

"Kamu tenang saja sayang, semuanya sudah beres." goda Adrian melampiaskan hawa nafsunya pada Citra.

Di tempat lain, Puspa pun tiba di rumah kediaman orang tuanya. Semenjak menikah ia tidak pernah lagi menginjak rumah tersebut, karna orang tuanya tidak pernah setuju dengan pernikahan anaknya dan Adrian. Termasuk papanya Puspa. Ia mengetahui gelagat buruk menantunya.

"Assalamualaikum, pa, ma ...." pekik Puspa seraya menggedor pintu dengan kuat.

Terdengar suara langkah kaki datang membuka pintu.

Ceklek!

Daun pintu sedikit terbuka, terlihat sosok pemilik rumah berdiri di balik pintu.

"Sudah kuduga, kamu akan kembali lagi ke sini!" ketus papa Rangga.

"Pa, apa kabar?" tanya Puspa seraya menyambut tangan papanya ingin mencium punggung tangan.

"Hm ... Seperti yang kamu lihat!" papa Rangga pun masih terlihat tidak senang, tiba-tiba saja mam Yunita datang dari belakang papa Rangga.

"Siapa yang bertamu, pa?" tanyanya di balik punggung papa Rangga. Karna penasaran yang amat besar Mama Yunita pun menerobos ke depan.

"Puspa! Ya Allah nak, akhirnya kamu datang juga. Betapa rindunya mama sama kamu!" mama Yunita langsung memeluk erat anaknya, melepas rindu yang selama ini di tahan.

"Kakek?" panggil Alfa dengan suara mungilnya, papa Rangga langsung melirik ke arah Alfa. Ia juga tidak tega melihat cucu kesayangannya terlantar.

"Sini nak, sayang kakek sudah besar," ucap papa Rangga tiba-tiba melunak melihat anak kecil.

Mereka pun masuk ke dalam rumah, begitu sudah duduk di atas kursi masing-masing. Puspa menceritakan kejadian yang membuatnya datang kembali menginjak rumah tersebut. Hati ayah mana yang tega melihat anaknya sengsara setelah menikah, apalagi anak perempuan satu-satunya.

"Papa sudah bilang dari awal, kamu masih saja membelanya. Lihat bagaimana kehidupan kamu sekarang?" sentak papa Rangga mengingatkan kembali kejadian masa lalu.

"Maafkan Puspa, pah. Puspa salah, kali ini Puspa akan menuruti kemauan papa," balas Puspa seraya menundukkan kepalanya.

"Sudah pa, yang lalu biarlah berlalu. Sekarang Puspa sudah kembali."

"Baiklah, papa minta kamu yang mengurus perusahaan papa. Apapun itu papa serahkan semuanya dengan kamu."

"Papa gak bercanda kan?" ulang Puspa takut papanya salah kata.

"Tidak akan, Papa serius demi kebahagiaan cucu papa."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Penyesalan setelah Ditalak
1

Bab 1 Jatuh talak

30/08/2023