Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pria Miskin Menjadi kaya

Pria Miskin Menjadi kaya

Halu-Biru

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
5
Bab

Semuanya dimulai Ketika Pria Yang hanya seorang Pekerja buruh tani ingin Menyatakan Cinta nya, kepada sang Primadona Desa Di tolak mentah-mentah Setiba nya dirumah sang gadis, dan Musibah yang terus berdatangan, Hingga akhir nya Dia menemukan...

Bab 1 Menyatakan cinta

Max sedang bersemangat. satu minggu ini dia bekerja keras dari pagi hingga sore kini waktu nya dia menuai sedikit hasil jerih payah nya dan sore ini adalah waktu nya mereka para petani gajian setelah enam hari bekerja di kebun sayur Pak wawan. Max sudah mandi dan lumayan wangi, menurut dirinya sendiri dan dia memakai kaos oblong putih polos berpadu celana hitam

Ia tampil percaya diri dan lebih rapi dari biasanya, karena ingin mengajak seorang wanita idaman nya berkencan, Max juga ingin menyatakan cinta untuk yang pertama kali di dalam hidupnya. Kepada Yona Wilona, si kembang desa di kampung nya

"Tumben banget kamu hari ini, Berpakaian rapi dan wangi gini mau kondangan" Bastian menatap Max dari atas ke bawah, lalu mengendus udara sekitar yang tercemar parfum yang hanya bertahan setengah jam itu. yang dipakai Oleh Teman nya.itu

Max ikut mengamati penampilannya di cermin ,Lumayan katanya "Ini semua demi Yona, aku mau ngajak dia nonton bioskop setelah Gajian dari pak wawan."

"Max.. kamu sadar nggak sih Jika Yona itu terlalu cantik untuk orang seperti kita? Dia anak kuliahan putri tunggal orang terkaya di desa, dan banyak banget penggemarnya. Kamu jangan terlalu optimis bisa dapetin Yona!" Bastian memberi saran yang masuk akal sambil menepuk-nepuk bahu Max. dia kasihan karena belum ada hasil yang signifikan dari pedekate yang dilakukan oleh Max selama satu bulan terakhir.

"Apa salahnya jika aku berusaha sedikit? Kamu harusnya juga sadar jangan kelama-an jomblo, Nanti Jamuran kata-kata bijak Max seakan menusuk relung hati terdalam bastian.

"ah bangsat kamu max di nasehati malah balik ngatain"

"haha.a..

Bastian spontan tertawa terbahak-bahak

, "ingat ya hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha, ucap' Max.

"ngaca dulu Max Kita ini pemuda- pemuda miskin, cuma pekerja serabutan, musiman! Sementara Yona?"ujar bastian bertanya

"Yang penting ada pekerjaan dan selagi halal, itu harus kita syukuri Dan ingat bro kredibilitas kita kerja Legal bukan ilegal!" ujar Max sok bijak.

"Aku hanya mengingatkan mu, jika nanti Yona nolak cinta mu... mending Ubah haluan ke Yana saja. Dia sudah lama suka sama kamu ," ucap Bastian sembari tersenyum.

"Astaga, kamu anggap aku cowok apa-an Yana bukan seleraku, Bas!"

"Kamu nggak bakal mampu bersaing sama Arman buat dapetin Yona. Kamu kalah segalanya, Max! Ibarat kamu bumi dan Arman langit nya!" ledek Bastian tanpa rasa kasihan.

Pemuda bernama Arman yang disebutkan Oleh bastian adalah satu contoh pria muda yang lumayan sukses di desa mereka ini. Usaha peternakan ayamnya paling besar dibanding yang lain. Arman Memiliki mobil, dan rumah,

dan lahan pertanian sayur yang cukup luas. Usianya baru 25 tahun.

Banyak gadis-gadis bermimpi untuk menjadi istri Arman yang tampan dan mapan tersebut Namun, beredar kabar bahwa Arman menyukai kembang desa yang tidak lain dan sudah pasti itu Yona

Max tak Memperdulikan. nasehat Bastian yang menurutnya sangat menyebalkan. Sebagai sahabat, seharusnya bastian memberi dukungan padanya? Bukan malah membandingkannya dengan Arman!

Ia memang tidak tampan, dan juga tidak kaya dirinya hanya anak seorang duda yang berprofesi sebagai orang pintar dia sadar kalau dirinya miskin. Tapi bukan berarti ia tidak memiliki kelebihan. Di usianya yang ke-21 tahun, Max terhitung Anak yang Mandiri.

Meski hanya bekerja serabutan, Max termasuk pekerja yang patut diperhatikan

oleh pak wawan karena dia rajin dan teliti. Tubuhnya yang kuat pun bisa diandalkan untuk pekerjaan yang lumayan berat. Tak jarang ia mendapatkan uang tambahan dari Wawan. Yang jelas, ia mandiri dan tidak menjadi beban ayahnya.

Max menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di depan meja kerja pak Wawan "Permisi pak wawan" sapa max.

lalu pak wawan menoleh,

"Oh kamu Max ... mau ambil Gaji ya?" tanya Wawan basa-basi.

"Iya, Pak;! Lagi ada kebutuhan mendadak, makanya aku ambil agak cepat."

"Cie mau ngapel malam mingguan ya? Yang Mana cewek kamu, Max? Perasaan kamu dan Bastian paling sukses memegang predikat jomblo selama kerja ikut aku!"

"Itu... si kembang desa Pak baru mau nembak, Pak doain ya," jawab Max cengengesan.

wawan hanya menggeleng tak"

percaya, Max berani mendekati "Yona? Bukan-Kah Yona sudah punya pacar?"

"Namanya juga usaha, Pak! Tidak boleh nyerah sebelum Janur kuning melengkung?"

jika sudah melengkung kamu Setrika Saja Max biar Lurus kembali.

Hahaaha...

Pak Wawan tertawa dengan candaan nya sendiri Kemudia Dia mengulurkan tangan untuk Memberi amplop berisi uang Gaji Max

"Musim panen ini sudah selesai. Belum ada kerjaan lagi ya Max, nanti jika sudah masa pembibitan aku hubungi kamu lagi ya!"

"Berarti senin Nanti nggak ada kerjaan sama sekali, pak?" Wajah Max berubah kecewa. Jika tidak ada pekerjaan di sawah pak Wawan artinya Dia kembali jadi pengangguran.

"Belum ada. untuk saat ini Udah kamu tidak usah sedih, paling dua minggu lagi pembibitan dimulai buat lahan sebelah Barat!"

"Jangan lupa hubungin ya,Pak,!Jawab Max dan Amplop ini.

Terima kasih ya pak," kalau begitu saya pulang dulu pak.

Ya-ya Hati-hati, Jawab pak Wawan

Max undur diri sambil mengangkat amplop ke depan wajahnya. lalu Menciumnya penuh syukur.

Ia tidak berbasa-basi lagi pada sahabatnya yang mengantri gaji di belakangnya. Pikiran Max langsung Kesal, tiga minggu tanpa pekerjaan bisa membuat kantongnya benar-benar Kering,

Dengan hati galau,dan gundah Max pergi ke rumah si kembang desa mengendarai motor bututnya. jika diperhatikan, dengan seksama motor itu mungkin usianya tak jauh berbeda dengannya.

Tapi mau bagaimana lagi? Motor itu satu-satunya pengganti kakinya agar tidak kelelahan ketika bepergian. Kondisi motor memang sudah tidak Layak, Namun masih bisa dipaksa berjalan jauh.

Sampai di rumah Kembang desa, tampak Yona sedang duduk di teras membaca Koran sambil minum teh wanita. Itu hanya melirik Max sekilas ketika motor butut Max parkir di halaman rumahnya dia mengerutkan kening nya,

Max mengucap salam, lalu menunggu dipersilahkan masuk oleh sang tuan rumah.

Yona tidak Menyuruh Max masuk ke teras atau ke dalam rumahnya tapi menyapanya sambil berdiri malas-malasan. "Max Mau apa kamu kesini?"

"Aku nggak disuruh masuk dulu?" tanya Max tanpa malu.

"Max aku lagi Tidak mau diganggu!" kata Yona tak peduli. Max bukanlah tipe pemuda yang diimpikan olehnya. Selain usia Max yang lebih muda empat tahun darinya, penampilan pemuda itu terlihat kampungan sekali.

"Kamu lagi bad mood ya? Kita nonton yuk! Ada film bagus lagi tayang, aku dikasih tau bastian tadi kalau ceritanya bagus!"

"Emangnya kamu punya uang berapa berani-beraninya kamu ajak aku nonton? Udah siap duit banyak buat traktir aku makan, beli baju, beli skincare?" jawab ketus yona dengan ekspresi merendahkan.

Max bertanya dengan wajah bodoh, "Kamu minta dibelikan baju sama skincare? Berapa kira-kira harganya?"

"satu juta, ada uangnya? Aku juga tidak mau keluar naik motor butut itu, kalau nggak ada mobil kamu bisa sewa harian! Tapi jangan terlalu memaksakan diri kalau memang nggak mampu, maaf.. aku dilarang dekat dengan pemuda miskin seperti kamu sama ibuku!"

Belum sempat Max menjelaskan, Ibu Yona keluar dari rumah. Wanita paruh baya itu langsung membentak tajam, " Kamu lagi, kamu lagi!"

"Selamat sore Bu Rahma, saya mau minta izin untuk mengajak Yona jalan-jalan Max Berbicara sopan pada calon ibu mertuanya.

"Kemana? Dengar ya anak muda... kamu tidak pantas untuk Yona! dengar ya pesan ku dan sampaikan.kepada ayah mu

kamu hanyalah anak duda miskin dan ingatkan ayahmu jangan mimpi bisa besanan dengan keluarga Tomo susono."

Max menatap wajah bu Rahma marah lalu menoleh ke arah pemuda yang baru keluar dari mobil yang parkir di halaman, setelah itu melihat lagi ke arah ibu nya Yona yang siap memberikan ceramah panjang kali Lebar padanya.

"Yona mau kamu kasih makan apa?

Mau kamu ajak tinggal dimana, rumah aja

cuma kontrakan sepetak! Sebelum jatuh

cinta mending kamu Ngaca dulu....

siapa nama kamu?"

"Max, jawab Max pelan. Harga dirinya benar-benar terinjak sempurna setelah ditertawakan oleh pemuda yang langsung mencium tangan calon ibu mertuanya itu dan menggandeng tangan Yona, Mengajak dia duduk di kursi teras depan.

Ibu Yona mencibir sambil mengibaskan tangan seperti mengusir Kucing yang sering kelayapan. "Jangan pernah datang

kesini lagi ya, Max! Kamu harus tau diri kalau Yona itu cocoknya dengan pemuda kaya seperti Arman! Kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan nak Arman, boro-boro mobil... kerjaan tetap saja kamu tidak punya! Bilang sama bapak kamu. untuk pelihara tuyul, dia kan orang Pintar kok bodoh banget. mau nya miskin terus Benar-benar bukan menantu dan besan idaman kalian itu!"

Max mengangguk, dan menelan saliva seandainya ada lubang saat ini dia benar-benar ingin masuk ke situ, kemudian dia pergi meninggalkan rumah Yona dengan perasaan sesal. Bukan karena cintanya ditolak Yuna yang membuat Max sangat sakit, tadi karena penghinaan ibu yuna dan kehadiran pemuda itu.

(To Be Continued)

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Halu-Biru

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku