Harta, Tahta, Perjodohan
tnya masing-masing di sampingnya. Hendry yang menepuk-nepuk pu
banan. Mungkin pengorbanan lo itu ya ....
langsung menggetuk kepala cowok
aja, nggak usah memperkeruh suasana," kesal Hendry. Bukannya
isa diem,
riak hingga semua orang yang mampir ke Warung
ran gue?" Nada bicara Biru terdengar seperti hendak men
nangis?" t
jeran gigi rapinya. Kesal dengan Rayan karen
harus banget disuruh nikah apa gimana?" tanya Hendry. Mereka haru
h lah, anjim!" sahut Tama. Hendry hanya me
y angkat suara lagi. Sepertinya Bir
alu mengeluarkannya kasar, "Iya,
ya Hendry lagi. Sedangkan Tama dan Rayan, kedua cowok it
saat itu, membuat dirinya merinding. Merasa sangat tidak mungkin ia bisa bersatu dengan gadis darah s
k ngga
diingat-ingat, Luna memang cantik. Saat pertama melihatnya pun, B
kami nggak bakalan cocok! Sifat kami aja bertolak belakang. Emang ngadi-ngadi bokap sembarangan
rinya. Membenarkan dudukny
ma lo! Harusnya riset dulu kan, ya. In
tu mendarat keras di kepala Tama. Memang bena
an banget? Boros kata!" sarkas Hendry. Ia lagi serius men
galak banget?" Tama sampai istighfar. Peras
galak karena keadaan. Nggak kaya
snya. Lalu menatap Rayan yang hanya diam
e." Biru menepuk-nepuk punggung Rayan. Lantas berdiri dari duduknya meninggalkan
nya Tama melihat Biru yang
enatap ke arah ketiga sahabatny
a gimana caranya
-
k B
h, suara menyebalkan itu datang menyambut kedat
ucap Bi
lagi eror pake ban
p saja menyebalkan. Cowok itu mengeluarkan ponselnya dari saku cel
ot aja ke gue. Dasar
unya acuh, "Bodo. Yang pen
a yang sudah berada di udara. Namun
ngkah saja menuju kamarnya tidak ingin meladeni Sella. Mungkin jika ia
t bahagia melihat kakaknya sengsara. Biru tidak menggubrisnya. Melanjutkan saja langkahny