Harta, Tahta, Perjodohan
Wha
ga Aes
a
a
ibilang kalo mau chat tuh ucap
u G
Ngajarin yang
a So
g kayak l
u G
mulu an
a
a. Jadi, secara nggak langs
a
, ma. L
a So
, pe
keluarga aesthetic-nya ini. Semenjak ia dijodohkan, ia selalu saja dipojokkan. Seakan-
dering berdurasi satu detik itu terden
ga Aes
a
l Arsakha, tolong segera datang ke
a So
a siraman r
beranjak dari ranjangnya. Ia sebenarnya sangat mager. Tapi, demi menjaga reputasi sebagai an
-
g membukanya. Baru saja masuk beberapa langkah, suara setan Sella
suk ke ruangan orang, ucap salam. Jangan nyelonong masuk aja
an. Berusaha menahan amarahnya dan m
kum, calon pe
ntas menganggukan kepalanya dan
uk, Kak. Ocehan Mama sama
at di hadapan kedua orang tuanya. Biru sudah menyiapkan mentaln
h, Kak. Biar n
enjadi. Ia tidak tahu, itu berlaku untuk ke semua orang atau justru hanya ke dirinya saja. K
ar, pendiam
Tiara dengan intonasi lembutnya. Anak perempuannya itu langsung meng
ik,
adalah anak yang patuh kepada kedua orang tua. Mengingat perlakuannya kepa
Edo memulai rapat keluarganya. Membuat Biru yang menjadi
tahu pake banget apa yang mau papa o
sebelah alisn
agi kalo bukan tentang perjodohan
Sok ta
atanya sambil menatap ibu da
kan?" u
Edo akan kembali mengoceh agar kakaknya itu
ang papa seburuk apa sih sampe ka
Akutuh suka liat Kak Biru kayak merasa dipojokkan p
bisa-bisanya mama ngeluarin an
"Biru, Sella hasil karya
Tidak ada yang berpihak kepada dirinya. Hanya ibunya yang sek
ra menengahi. Wanita itu
Kalau nggak bisa di
Kok gitu sama anak sendiri? Nggak baik. Bisa-bisa Biru
oh kok salah aku? Sella tuh yang ngehu
yang main jodoh-jodohin Kak Biru. Kan kasian Kak B
kan saja kepalanya mendengar pembelaan diri Sella ya
Sel, oleng kubu." B
u diam. Mas, jadilah ayah yang tegas. Dan Biru, den
bukan main ngerinya. Walau wanita itu memang tipikal ibu lembut.
enarkan duduknya, "Oke, p
ih tahu sesuatu yang
h bilang itu tadi," ucap Biru.
seluruh perusahaan Arsakha Company ke pu
k u
hat sangat serius. Hingga kedua matanya berkaca-kaca. Bukan karena t
n. Lalu, anggukan dari ayahnya mem
" ser
i ..
dari ayahnya membuat gadis itu te
" ucap
s menikah
s itu sangat suka melihat kakaknya dalam masalah
ggak jadi da
ke
elumnya begitu mendominasi, kini senyap. Gadis itu m
l yang ia inginkan dari separuh rencananya. Edo berdiri dari duduknya
ea
as jabatan tangan itu dan
ya melepaskan jaba
nya? Lusa? Atau, hari ini?"
a perusahaan, sampai
-
a rumah tangga yang ingin masuk ke ruang kerja ayahn
g bukain pin
melihat ayahnya gelagapan untuk membereskan sesuatu yang langsung ia sadari adalah botol-boto
. Rivan tidak sempat untuk m
nyum, "Ngga
nggak sakit?" tanya Luna lagi. Gadis itu tidak
etahuan, "Ini vitamin, Luna. Papa kecapean. Jadi
uk di satu kursi kosong. Sambil menatap ayahnya y
r? Semua penyakit berawal da
obat yang belum sempat ia singkirkan. Seraya
ek kok. Dan
okternya?"
tirahat yang cukup, beso
ah atau adiknya sakit. Ia tidak ingin hal-hal buruk terjadi.
santai jika menyangkut kesehatan orang yang ia sayangi. Lupakan sejenak soal tata krama karen
bisa melunturkannya karena perhati
an Tuhan yang selalu sehat. Papa cuman manusia yang
. Menatap Rivan deng
maafi
papa. Papa senang kam
ua sudut bibirnya. Lalu, ter
suatu yang mau
at sebelah al
ke sekolahnya
a. Bingung dengan apa yan
. Random sekali ayahnya memintanya un
nya nggak aesthetic aja, dua anak pa
t andil?" ucap Luna yang sangat tidak percaya dengan apa yang ayahnya lakuka
g papa bilang. Kamu mau kan? Papa udah urus semua
pa-apa. Tapi, tiba-tiba saja ia besok pindah seko
anpa dosa, "Iya, b
ya sekolah hanya karena alasan tidak aesthetic. Dan juga, kenapa tidak Akhtar saja yang pindah ke sekolahnya?
an?" tanya
h urus se
"Udah. Seragam k
entar lagi uji
kamu itu, sebelas dua belas. Nggak mungkin anak papa
Mengangguk dengan ragu mengi
ursinya meninggalkan ruang kerja ayahnya. Sedangkan Rivan, pria
a ke dua sud