Harta, Tahta, Perjodohan
engah memaka
Pria yang sebentar lagi juga akan berkepala lima,
arapannya
enggeleng cepat menjawab
Pa," ucapnya denga
yum tipis, "
ak ada kok, pa. Ujian sebentar l
uknya dan tangannya terulur mengusap lemb
Berapa pun nilai kamu, papa
i biar papa lebih bangga," balas Luna. Rivan lagi-lagi tersen
an terlalu, ya.
seraya mengan
elalu katakan untuk jangan terlalu mengusahakan, justru membuat Luna semakin gen
a Luna dan menunggu hasil yang ia dapatkan. Jangan ada campur tangan tentang apa yang a
ng, Papa da
dan mencium pipi Rivan dan Luna secara bergantian. Lalu,
k yang bernama Akhtar itu tersenyum
tar melihat kakaknya yang super disiplin itu masih di
tar
elan, merutuki dirinya yang selalu lupa untu
akan terkabul. Ayahnya itu tidak segan akan melemparnya ke pesantren jika tidak bisa menjaga sikap.
a. Akhtar langsung menunduk dan
akanya bisa telat," balas Luna m
erani mengangkat wajah karena masih dalam s
ggantung ucapannya. Membuat Rivan langsung menghentikan
nggak
na katakan. Akhtar yang juga tidak bisa berkata apa
kamu .... " Ucap
ri," sela Luna cepat. "Papa tahu
apa yang putrinya lakukan dengan keputusan sendiri, selalu saja membuahkan hasil. Jadi, te
ekalipun dengan pasangan aku. Aku bisa cari pasangan aku
una janjikan itu untuk tidak akan mengecewakannya. Tetapi, u
hannya dibatalin." Luna menggenggam tangan ayahnya yang ada di atas meja. Berharap, apa
uk, "Iya, papa
. Biar Biru yang menemui Luna, hingga putrinya itu berkata kalau orang ya
-
ie, L
ia memasuki ruangan kelas. Gadis itu bingung sendiri.
a gila karena seorang cowok ya
nutup mulut cempreng Nada. Walau sebenarnya sudah terla
na dijo
a si
ampilkan tampang watadosnya. Ia berdecak, baru saja
i gara-g
g menutup mulutnya. Menatap sekitar dan benar saja,
nge-halu Luna dijodohin
alu ter
ran Luna mau
a be
emang ceroboh, tapi bisa menyelesaika
atap Luna dengan
adi kebongkar," kekeh Nada. Luna hanya
ak salah? Se-ngenes itukah lo sampe dijo
genes itu sampe ner
ya dengan kedua tangannya, "Jad
. Menjawab dua
rkejut dengan ucapannya sendiri. Gadis itu jadi ingat dengan sinetron-sinetron yang biasa ibunya
. Dia muda
dengan topik ini, "Se
bisa. Lo kira perjodohan co
dada, "Kali aja kan tua. Terus banyak
"Lo kira gue
n tentang perjodohan itu. Ia percaya, ayahnya akan membatalkannya. Tidak
rtama berbunyi. Seketika seluruh siswa/i SMA Garuda
-
juin perjodohannya,"
t sejak duduk dibangku SMA itu tengah mendiskusikan hal yang akan membuat persahabatan merek
jodohan," ucap Rivan juga. Pria itu terlihat sangat sedih. Ia harus segera membuat Luna terikat dengan Biru. Rivan h
jawab. Ia hanya memikirkan bagaimana reaksi Luna dan Akhtar jika kedua anaknya itu tahu tentang penyakitnya. Rivan tidak i
karena kondisiku. Setidaknya, aku masih bisa melihat mereka bahagia
dah berkaca-kaca. Hingga ia pun menunduk, buliran ben
angan pikirkan hal lain dulu. Masalah Luna, percayakan sama aku." Edo berkata dengan yakin. Sambil memegang erat tangan sahabatnya yang
annya di depan anak-anaknya. Hingga Rivan bisa mendidik Luna dan A
ngelewatin ini semu