Mr. G itu Bos-nya!
ng menatap kekasihnya. Beberapa detik sebelumnya dengan mata kepalanya sendiri dirinya m
pa aku tak salah lihat? Sayang, lihat ini. Kekasihmu berniat memberimu kejutan dengan memakai lingerie
dikitpun dari kekasihnya, Alex Rangga. Apa pria yang sangat dicintainya itu tengah membuat lelucon untu
Briana berniat memberikan kegadisannya pada Alex sebagai hadiah ulang tahun serta hadiah anniversary mereka yang pertama. Tapi dirinya justru dikejutkan
air mata menggenang. Kue yang ia buat khusus dan spesial di har
Briana dengan
ya. Ia mendongak menatap pria tampan yang sedari tadi hanya diam. "Sayang, tidak adakah yang
akai lingerie seksi yang seharusnya ia berikan pada Mila. Sayangnya, lingerie itu terasa lebih sempurna di tubuh Briana. Ini pertama kalinya ia melihat Br
ngkah dan tanpa sengaja menginjak kue cinta yang kini telah hancur sama seperti ras
, ini salah paham. Aku bisa menjelaskannya
nyataan yang lolos dari mulut Alex. Padahal mereka telah
terdengar. Sampai akhirnya suara teriakan dan rintihan kesakit
Alex terdengar dengan tangan memega
pada Briana yang sebelumnya memberi hadiah
ag
lik Alex membuat pria itu perlahan mer
g Briana. Sayangnya sebelum tangan Mila berhasil me
i cengkraman Briana. Sayangnya Briana justru kian menguatakan cengkramannya k
lan tangan kue yang telah hancur kem
ng barang bekas yang sudah tak berguna!" ucap Briana kemudian membuka lingerie yang dipakainya dan melemparnya ke wajah Mi
elangkah ke kamar. Mengambil pakaiannya dan
asa di bawah sana, ia menahan tangan Briana saat berjalan melewatinya. Sementara Mila telah menghilang darion dengarkan penjelasanku
na tanpa mengangkat
Mila yang terus mengejarku, Bri," jelas Alex meyakinkan.
ak. Hingga dengan gerak cepat, ditendangnya kembali
. Ia seolah tak belajar dari kesalahan sebelumnya, terlupa ji
uar dari rumah Alex. Ia tak peduli apa yang akan terjadi pada Alex atau Mila, dua orang
alir deras tiada henti. "Apa yang kau lakukan? Jangan menangis! Jangan menangis!" racaunya dengan tangan mengusap kasar air matanya. Sebelumnya ia berhasil menaha
ana terhenti. Menahan tangisnya, dirinya terlih
mputnya. Tepatnya di sebuah bar di pinggiran kota. Untuk saat ini yang ia butuhkan ada
kosong. Ingatan saat melihat Alex dan Mila bercumbu membuat ulu hatinya seolah ditusuk ribuan
l
embuat rasa panas mengaliri tenggorokan. Meletakkan gelasnya de
iak Briana dengan mengetu
Briana dengan pandangan tak terbaca. Samp