Mr. G itu Bos-nya!
erdapat coretan hitam yang sepertinya ia dapat dari kecerobohannya. Sok ingin memperbaiki mobilnya, tanpa sadar tangannya meny
terdengar melihat Briana yang saat ini membersihkan wajahnya meng
mineral yang harusnya untuk mobilnya untuk membersihkan wajahnya. Merasa kesu
mbil video Briana yang membersihkan wajahnya. Dan apa
mobilmu!" kata Fatar dengan taw
kanku. Lagipula, kenapa dia tidak memberitahuku?" Melirik Fatar sekilas dan kembali membersihkan wajah." Dan tepat setelah ia
n wajahnya. Bagaimana ia bisa tidak menyadarinya? Hingga
sihkan wajahnya? Tak ingin semakin malu, Briana bergegas pergi, mengambi
er G di sana?" protes Briana saat telah berdiri
anya. "Kau tidak tanya," j
ana kesal mengabaikan pangka
rus minta maaf padanya, lo
? Kenapa?" tanyanya dengan wajah polos
iagnosa terkena virus mematikan," ujar Fatar seraya berbali
pa? Memangnya
rus bertang
gat ia hafal. Ia pun tak berani menoleh ke belakang
egakkan punggungnya saat Briana menceng
ngaja!" ucap Briana yang
rti seekor kucing menggendong anaknya. Namun Briana semakin kuat mencengkram kemeja Fatar bahkan memeluknya. Dirinya benar-benar takut melihat wajah Mr. G yang bagai monster. Dan t
. Seketika Briana tersadar dan melepas pelukannya dari perut Fatar membuatnya terhuyung ke bela
buhnya yang ditimpa Briana juga ka
an aku! Maafkan aku!" ucapnya yang tak tahu harus berbuat apa melihat Mr
ol di depan mata. Harusnya tadi ia merekamnya dan
teriak Mr. G oada Fatar saat melihat pria
a yang belepotan hitam. "Kau y
ajimu! Dan aku akan memecatmu!" teriak Mr. G yan
a tersebut. Tidak apa jika dirinya dipecat, tapi ia kasiha
Mr. G dan menepuk bahunya. "A
tolak Mr. G dengan masih merintih. S
ngnya ia tak kuat karena tubuh Gavin yang seperti sebongkah batu. Bukannya berhasil membantu Mr. G berdiri
Maafka
urd dua orang di depan matanya. Ia sampai berjongkok deng
eriak Briana. Padahal dirinya sedang kesu
"Makanya, ayo cepat pegang bahuku!" perintahnya
rut. Dengan hati-hati satu tangannya memegang bahu B
nya sebagai tumpuan. Namun lagi-lagi ia tak kuat karena bera
p ribuan kata maaf. Sementara Mr. G, dirinya tak sanggu
*
ng di ranjang rumah sakit namun pria itu mengabaikannya. "Ayolah, jangan mar
segera membawanya ke rumah sakit. Dan dokter mengatakan Mr. G m
in aku sudah menghabisimu," ucap Mr.
yang tercetak di wajah Fatar. Ia justru ber
," ucapnya seraya meraih makan malam Mr. G di atas meja samping ranjang. "Seharus
imu dengan asisten bar
amun di saat itu pintu terbuka dimana