Mr. G itu Bos-nya!
menyedihkan. Masih ada waktu sekitar sepuluh menit sebelum jam kerja dimulai, dan ia masih berada di toilet berusaha menjernihkan pikiran. Ia masih
enggeleng keras. "Tidak-tidak. Bisa saja dia telah melupakan semuanya, menganggapku angin lalu se
ia punya ide. Mungkin berpura-pura lupa atau
annya dan berniat segera menuju ruangannya. Sesampainya di luar toilet, ia be
berusaha setenang mungkin
na yang bergegas pergi. Sayangnya d
rus segera ke ruanganku! Sebentar lagi jam kerja dimu
itu menggodaku adalah karyawanku sendiri. Ka
rnyata dia mengingatku?
ukkan kedua tangannya ke saku celana.
f. Bagaimanapun ia masih butuh pekerjaan dan
pada karyawan nakal sepertimu? Potong gaji? A
bar. "Tapi, Mister, kurasa bukan tindakan profesional mencampurkan urusan pribadi d
seketika menutup mulutnya. Terlalu terkejut dengan kata
moh
i ia tak mengerti m
kan surat pengunduran dirimu," perintah
m lantai. Untuk saat ini tidak apa-apa merendahkan diri, yang t
matanya berkaca-kaca dan memoh
tolong maa
r Briana yang malam itu ia nikmati. Ia menelan ludah, melihat posisi Briana seperti ini justru mengingatkannya pada mala
ang dengan gig–" Seketika Briana membungkam mulutnya. Kedua tangannya menutupi mulut saat tersadar nyaris mengucapkan kata terlarang. Tak ingin
Briana sayangnya Briana memeluk kakinya s
masih harus membiayai sekolah ad
kakinya, mendorong Briana namun Briana kian me
Sekarang l
ak. Dengan mata berkaca-kaca
lak tawa dari ruangan Mr. G
nti te
kembali ke ruangannya setelah d
a lakukan, tawa itu tak bisa ia tahan. "Ma– maaf," ucapnya dengan
mengatakan pada orang lain, Briana kembali memeluk kakinya dan mengucapkan terima kasih sampai ia
ukan? Hati-hati, lho Jangan sampai niatmu mempermainkann
melirik malas Fatar yang berdiri di depan meja.
g ringan kemudian menatap
cukup lebar menghantam tepi meja. Rasanya benar-benar memalukan mengingat apa yang baru saja ia alami. Padahal dirinya sudah mendapat lampu hijau terselamatkan, tapi kembali mempermalukan diri sendir
h Briana menatapnya cemas. Briana menoleh tanpa mengangk
tik berikutnya, Briana b
*
erat. Dan saat matanya terbuka sempurna yang
apa yang terjadi. Ia bangun menegakkan punggungnya
ah s
yang saat ini berdiri di depan me
a terjadi?" tanya B
angannya ke atas meja kemudia
gsan," j
ni?" Karena seingatnya ia b
matkan nyawamu," jawab pria itu kembali disertai kekehan ringan. Pria itu
, aku harus s
ngg
i ranjang namun suara te