Amazing World
Trotoar Jakarta sangat sulit ditaklukkan. Dia lari dari kampus yang jaraknya sekitar seratus meter. Tidak cukup jauh, te
Gila! Gue bisa pingsan!" p
oja yang tak berbunga. Daunn
tas ekonomi. Sayangnya tidak pandai di bidang akademik. Usianya dua puluh tah
kenapa harus mogok, sih? Perasaan sempurna banget penderitaan gue hari ini. Gara-gara pensil tua doan
hitam itu telah kehilangan cairan. Dia sungguh butuh tumpangan. Menggeleng, mengusap kering
atu jam lagi. Gue sempat, lah, k
kantor pengadilan. Gerbang kantor itu sudah terlihat dari kejauhan. Namun, sebuah mobil berhe
a mana, nih?" g
l? Familiar, deh,' s
melotot selebar-lebarnya.
mbarangan?!" pekiknya tanpa ragu.
r mulut gue!' dalam h
nghinggapi. Kharisma yang nyata nan sempurna. Dia lah Abiraksa Zein Alfaro, dosen arogan dari fakultas ekonomi. Dia masih la
ap Fraya dari ujung kepala sampai kaki.
dengan santai m
apa main ngatain saya? Ini udah panas jangan bikin kepala sa
kamu luntang-lantung di jalanan? S
. Matanya yang tajam dan teduh secara bersamaan terlihat meny
ibilang luntang-lantung? Bapak sendiri ngapain di sini? Ngik
p. Fraya semakin
anget, deh. Bukannya jaw
kan gara-gara Bapak. Kalau begi
nya baru selangkah ke depan, Abi tiba-tiba mengunci mobil dan berjalan bersama
kan dengan siyarat mata. Kedua tanga
"Bapak ngapain
ikuti mendadak oleh orang yang bahkan jarang berinteraksi santai
nya mengernyit silau, "K
pertanyaan saya, Bapak
ruh telunjuknya di bibir, "Ssttt!
ya melengking terlalu keras. Sebelumnya tidak pernah sama sekali Abi menginterupsi tingkah Fraya. Bicara pun hanya sebatas mahasiswa dan dosen. Walaupun mereka sering berdebat
h, Pak, tapi maaf saya tidak but
bil," Abi menggunakan hak-nya sebagai dosen. Dia melirik mobil di belakangnya. Tahu betul
kat penyelamat. Pengadilan agama udah dekat, kok, Pak. Jadi Bapak bisa pergi dengan tenang tanpa harus menghirauk
Bikin jantung nggak aman a
Pengadilan agama? Kamu
mau cerai? Nikah aja belum. Eh, nggak bole
u. "Apa yang bisa dilakukan mahasiswi bodoh seperti kamu di pen
meneleng mengiku
ebih dulu memotongnya, "Kamu menghancurkan rumah tangga orang sampai terlibat ke penga
si tidak percayanya bagai aktor papan atas. Fra
Pak?! Wah, penghinaan ini namanya! Pak Abi kebangetan, deh! Sekalinya ngomong panjang lan
anpa ragu. Fraya
caran aja nggak pernah, jadi mana mungkin
di sini sebagai dosen. Ayo cepat jalan! Sidangnya dimulai jam berapa?" tang
ya Fraya menjawab dan berhasil men
iri. Jadi benar sidang perceraian? Astaghfirullah, apa
u, Pak! Saya harus jelasin gimana, sih? Saya orang baik-baik tau
n banget gue jahit mulutnya. Argh, n
Kalau alasan kamu tidak bermutu, saya
l mekanik tua ini soalnya dia nggak bakal bisa perang di meja hijau kalau nggak pegang pensil ini. Anggap aja jimat keberuntungan atau barang penting yang buat kecanduan, terserah! Saya cuma mau
Fraya sudah tenang dia bar
etap temani kamu. Ucapanmu tidak bisa diperc
ebelinnya minta ampun! Bapak ken
ya marah-marah sendiri karena Abi tidak lagi menanggapinya. Orang-orang menyaksikannya dengan panda
k mau menunggu di luar. Dia ikut masuk kala Fraya sedang berinteraksi dengan ibunya. Itu terjadi cukup singkat. Selebihnya Fraya tersingkirkan dan ib
ituasi macam apa ini?" men
semenyenangkan itu?Fraya memutar bola matanya malas kala mereka selesai bicara. Mereka pergi bersama m
pasti irit senyum. Cuma tadi doang dia kaget jelas di mata gue. Berasa kayak
anaknya bisa pengangguran?" t
i mulut cabe,
kuliah semester tiga, Bapak Abiraksa yan
erti kamu yang malas-malasan," Abi pun t
eninju mulut Abi yang selalu seenaknya. N
a yang dipacu dua puluh empat jam. Selal
ten!" Abi menegaska
namanya kompeten? Memangnya Bapak kerja apa waktu kuliah? Ah, maaf, nggak perlu d
gu!" gumamn
Fraya." Abi
s yang dibuat-buat,
tegangan dalam diri Fraya luntur. Dia menoleh sepe
? Baterainya hab
ngkap polisi," k
Fraya me
nya yang terparkir sembarangan. Ada tiga polisi yang sedang ber
isi dulu, Pak. Selamat kena ceramah polisi." tangan
nyapa. Fraya tidak peduli. Dari kejauhan berhasil mendapat ojek yang siap mengantarnya ke bengk
lap gulita. Gadis itu mematung di koridor lantai dua. Dia dilanda geli
ara gue pulang?"
. Padahal akan membantu sang ayah membersihkan gudang di toko kue mereka. Keluarga kecil yang harmonis. I
purn
erat sampai menggetarkan dadanya. Suara petir bahkan
elum pulang juga?" t
gue semalam?! Cewek-cewek ada yang lihat nggak, ya? Kalau ada
a. Lagi dan Fraya merasa dirugikan karenanya. Dia
laki-laki tampan
ibilang sempurna? Kayak cemeti yang ngamu
m begini. Hujan lagi, jadi pas gitu. Kalau sendirian Kak
keh, "Masa,
saran mahasiswi cantik dan setiap harinya pasti mendapat pernyataan cinta. Dia lah Varo Aditya Nugraha. Di usia dua
oalnya hujannya belum terlalu deras," Fraya mengawali pembic
ya tidak tenang. Gadis itu tanpa
anis begini mana tahan? Kak Varo ganteng banget, sih!
r, "Emm, males aja. Terus kebetulan lihat cewek yang n
"Eh? Fraya, dong?" men
"Kenapa? Nggak
poran keuangan dari proyek mahasiswa semester lain yang bandel-bandel? Mana gitu habis nyuruh main pergi aja jadi nggak ada waktu buat nolak. Kalau nggak dilakuin juga nilai yang bakal
an sesuatu
alik lantaran mengenal suara merdu itu. Sangat
lut dan mata F
ntu ruang kelas Fraya. Varo hanya memb
ejak kapan?!" suara Fraya mem
osen. Kenapa sekarang ada di kelas gue? Jangan bilang emang udah
dingin, dan sepi. Hanya ada dua orang
i begitu saja. Suara sepatunya menggema di tiap
rang? Nggak ngerti
ni tangga. Fraya tetap memandangnya her
aran dari kamu, Fray
di sudut bibir Abi sebelum dosen itu pergi. Dia sampai menepuk pipinya berkali-kali untuk
udnya dia ngancam gue begitu?" masih
il menutupi kepalanya dengan tangan. Ruangan itu memang terle
asihan kehujanan," Varo
gak perlu, Kak. Beneran nggak perlu dikasihani. Lihat sendir
in aja, nggak usah didengerin. Oh, ya, besok ada seminar jurnal
-mau! Kebetulan lagi nganggur.
a tetap dapat menikmati waktu bersama Varo sampai hujan reda, walaupun itu berakhir pada pukul empat sore. Memang terbilang cukup lama. Kemudian,