icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Amazing World

Bab 3 Rumor Asmara

Jumlah Kata:2548    |    Dirilis Pada: 14/10/2022

elah habis. Ruangan ber-AC tidak mampu menghilangkan d

nggak?" tanya

leh polos

i kirinya. Dia nampak melongo seriu

k membuat Fraya

eran paham isi seminarnya ini. Pematerinya ngoceh mulu t

terkesan. Lalu, Chika menoleh dan me

ow

bu rektor sama pak ketua yayasan yang

ya menger

engusap dagunya dengan telunjuk. Matanya kembali tertuju pada dua kursi

ilas. Karena tingkah Fraya, Arya me

bersebelahan? Kalau duduk sama kita, mah, bisa repot ceritanya," bis

gomongin siapa?" Arya bic

kit menjauh. "Heh, nggak usah deket-deket.

p kekeh. Lugunya saat berked

kembali. Fraya sampai menekuk ketiga jariny

gi. Bahasa tubuh emang ngg

raya yang bertanya, melainkan Arya. Dia mendahului

alu dekat, Bego!" desis Fraya pada Arya. Memukul pun

coba lihat, deh. Tangan mereka selalu ngetuk-ngetuk meja. Seolah-olah bicara pakai simbol di sana. Isyarat yang sulit dikatakan sebagai isyarat

asinya. Fraya dan Arya saling pandang.

tanya Fraya baik-baik. "Gue nggak

Itu terlalu berat buat dicurigai

aling cuma pikiran lo d

eng. "Enggak, enggak, ini beda. Jangan-

aya saling

karang? Lama banget nggak kelar-kelar," Fraya celingukan m

mendengarkannya. Dia tahu kalau Chika men

a dari belakang membuat Chika menoleh. Arya me

u jauh. Nggak usah dila

utnya dan memudarkan kerutan di da

apa bisa manis lo?"

g selalu manis. Mata lo

tetap memandang Arya. Itu sudah biasa. Gadis itu sering sekali kagum pada sifat Arya

perhatikan gerak-gerik mereka lebih teliti. Sampai akhirnya seminar itu selesai dan rektor berdiri memberi sambutan. Ternyata tentang bursa kerja di kota sebelah. Berharap dari mahasiswa faku

ang Fraya perhatikan, melainkan mimik wajahnya. Rektor terlihat sangat senang. Satu lagi yang mengganggu benak Fraya, Reno Abraham sang ketua yayasan yang masih duduk terus memperhatikan bu Iv

ika sepenuhnya. Dia benar. Mereka punya bahasa

a yang langsung pulang. Berbeda dengan Fraya yang sibuk mengikuti bu Iva dan pak Reno. Instingnya mulai bekerja. S

pasin gue!" masih ber

an. Seketika Fraya sadar dan ikut berdeham. Tersenyum

bali berta

bilang tersugesti sama omongannya Ch

. Bicara dalam hati, 'K

nggak kepo? Lo pasti juga mikir ha

-enggak beneran tau. Udah, lo nggak usah ikut-ikutan si Chika. Ayo pulang!" a

endekat. Sebelumnya Arya mendelik, tetapi tetap

rlebih dulu selagi masih sempat. Lo nggak lihat anak-anak jurnalistik di sekitar kita tadi? Pasti mereka menyadarinya lebih cepat daripada Chika. Teru

narkan ucapannya seratus persen benar.

tak, sih?" Fraya m

yang buat semuanya jadi bahan gosip, Fraya! Perhatiin ucapan lo. Sadar kalau itu bisa timbul fitnah! Jangan diulangi la

emannya ini. Arya memang punya banyak sifat di segala m

r rektorat, "Iya, iya, gue bakal hati-hati. Tet

r sampai ke rumah baru tau rasa lo." tanpa basa-

sih mau di sini, Arya! Lepasin tangan g

uat baik. Fraya mendengkus kesal selama di perjalanan. Arya bahkan rel m

nya di sana ketika Arya meninggalkannya. Mengeringkan beberapa piring yang te

apa? Marah sama Arya?"

udah diantar aja. Pokoknya habis ini Fraya mau balik lagi. Kalau eng

Itu piring mahal ibumu yang belikan. Dia bisa ma

emperlakukan piring itu deng

ucapkan semua. Panas telinga Ayah sampai panas! Bilangin ibu ka

enghias kue. Stroberi berpadu dengan

g dari ibu buat Ayah, hehe. Fraya senang kalau ibu cer

rharga, jangan sampai pecah

g menindas lawannya begitu? Ayah yakin seyakin-yakinnya lawa

ing dan ukuran. Lalu, kembali menghias lagi. Nampak san

ayahnya jika sang ibu sangat cerewet. Mungkin

rektor dan ketua yayasan beredar disertai kalimat bodoh yang mencuci otak seluruh mahasiswa. Terjerat uang dan pesona, keduanya saling bersama. Itu satu kalimat yang tertulis di baris paling atas. Selebihnya jauh lebih parah. Mengatakan ji

n gemetar. Otaknya dipenuhi hal-hal buruk sekarang. Andai saja dia menye

kan? Gue harus ke kampus sekarang. Apapun y

menancap gas motor menuju universitas tercinta. Dia yakin dua orang itu masih ada di kampus lantar

Reno pertama kali. Namun, rasanya tidak mungkin. Fraya mengusir pemikiran buruk itu. Pasti semua ini ulah dari anak jurnalistik. Tidak, dia juga tidak bisa

angnya tidak ada satu pun orang di sana. Fraya celingukan di lorong tiap ruangan. Mengecek handphone yang selalu b

h aja! Kalau tersebar sampai

dari pintu belakang.

atuh!" Fraya hampi

hayaan kurang. Hanya ada sinar rembulan yang menerangi.

pada satu titik. Di mana ada cahaya yang bergerak-gera

ya, "Ha! Ada maling! Maling

la napas berat. Berkacak pinggang semb

ya yang mau diambil coba? Pasti itu de

perlahan-lahan dan mengendap-endap

egera bersandar di tembok. Serius terus

jar hantu? Gue, 'kan mau cari bu Iva sama pak Reno. Ah, mas

Dia menuju aula auditorium yang luas disebelahnya. Sontak cahaya itu me

tu, melainkan manusia. Melihat Fraya berlari menggunakan pakaian

mencoba membukanya dengan tangan kosong, tentu saja ti

nget, sih? A

aa

menjerit ketakutan. Suaranya menyangkut di tenggorokan. Dia s

rusan! Hantunya ngejar gu

kira. Sampai sekarang pun masih berteriak. Hingga seseoran

ajah Fraya lekat-lekat. Dia

ng tidak asing, Fraya la

mbali memekik, hanya saja lebi

raya dengan sesuatu yang

mengelus dah

hantu!" orang i

Fraya te

a, nampaklah wajah kesal itu. Seketika mulutny

K A

i. Dosen itu mencebikkan bibirnya

ghilangkan kesan tegas sembari menaruh telunjuknya di bibir.

di sini? Malam-malam lagi! Ngagetin aja kayak hantu. Saya sempat ngira ma

tung mau copot aja. Bisa-bisanya dia ngag

wajahnya frustasi, "Astag

diri menantang. "Saya masih t

ng patut dikira hantu! Makanya saya kejar kamu kemari. Sekarang jawab, kenapa kamu

macam apa ini? Terus yang Bapak bawa itu apa?" Fraya

nter handphone, Fraya! Hanya handphone!" memegang benda

bodoh, "Oh, handphone. Hehe, bilang dong dari t

rapa kali lagi? Lupakan! Ada kamu justru

santai. "Huft! Untung aja itu Bapak, kalau orang lain bisa mati gaya saya.

" Abi ingin sekali memukul kepala Fraya lagi dengan handphone. Tangannya sudah terangkat, te

hadiran Abi. Bisa-bisa rencananya gagal. Perasaannya masih mengatakan bahwa kedua orang i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka