Amazing World
si. Dalam sekejap bertatapan seo
.," bahkan mereka
u?!" telinga Fraya memerah. Mat
ebenarannya?!" Abi
mulutnya. Refleks ingin menutup mulut Abi
uh dari saya!" mundur satu lan
aaf, Pak!" Fraya
Gue udah gila apa, ya?' kata
Mendengkus dan menatap Fraya tajam. Mau tidak mau Fraya harus mene
mpur masalah ini. Sekarang pulang!"
? Nggak bisa gitu, dong, Pak. Saya juga pengen ...," belum sel
a yang bisa dilakukan oleh kamu? Lagipul
uruh karena kharisma itu, tetapi dia tidak mau dianggap tidak berguna seperti itu. Bolehkah dia marah? Tentu saj
hanya dosen biasa. Kita sama-sama tidak punya hak untuk mencampuri rumor ini, tapi setidaknya biarkan saya mengetahui kebenarannya. Masih
kamu bicara sekeras itu pada saya dan berani mengat
arang saya tanya, Bapak ngapain ke kampus nyalain senter keliling di halaman belakang? Kal
Abi. Berhasil membuat Abi berdesis seperti ter
ntukmu," kata Abi yang
an. Lagian tadi aja dia punya kecurigaan yang sama kayak gue. Tandanya dia bener l
adi nggak usah tanya lagi. Bapak ti
s berat menghadap
iap sampai berkedip kembali, "Tepat sekali! Kesi
rang. Biar saya saja yang mengur
main investigasi." Fraya justru mengipasi waj
besar ini bisa meluas sampai ke sudut kota dan kamu
tenang. Begitulah perasaan Fraya. Tidak ada binar te
siswa biasa seperti yang Bapak maksud bahkan hanya orang asing di mata atasan. Demi nama baik universitas, Pak. Saya hanya mau menolong sebisa saya. Entah kenapa hati saya tergerak untuk mengambil tindakan langsung. Sung
ma, "Wow! Kamu pernah kesetrum belu
ang nempel di telinga Bapak? Padahal saya udah ngoceh panja
gi dan Fraya ingin sekali meremas kepala sendiri. "Saya tidak
ali berdebat. Selagi Fraya melakukannya, Abi tidak sengaja mende
u?' bat
ya meli
wot dengar kata-kata mutiara Bapak, pasti udah angkat kaki dari kampus ini. Hah, saya kasihan sama mahasiswa yang bermasalah sama Bapak. Nasib
ak nggak deng
! Diam,
as. Langsung menarik tangan Fraya mengajaknya be
im tau!" Fraya menahan pekikannya dan berusaha melepaskan genggaman tangan
" bisik Fraya lag
antung gue tolong biasa aja, jangan kayak ge
erasakan kenyamanan itu. Tidak, dia menggeleng kuat untu
ar Abi tanpa menoleh. Sorot matanya hanya tertuju pada perpust
"Yang bener, Pak? Mana? Ada apa emangnya?" i
ra deritan pintu,"
ih mungkin, "Sungguh? Wah, berarti memang ada orang di sini. J
ya. Kamu benar-benar payah!" maki
nggak bisa diajak bercanda. Saya
nya datang dan seketika menghilang mengejutkan Fraya. Be
hone lagi di sana! Itu a
punggung Abi sampai Abi menoleh dan berdecak.
n gini? Saya makin takut, deh,
dengan sabar
h menepuk punggung Abi. Berhenti saat Abi mengend
Kamu pelecehan, ya!
tu namanya kalau bukan pelecehan? Ah, susah ngomong sama Bapak. Itu, tuh, yang jelas sekarang ada apa sama kampus ini? Di perpus ada
kamu mukul saya
nar kagum dengan dosennya ini. Mangg
fisik yang nggak seberapa? Haha, anda patut mendapat
jian dari kamu." melangkah pergi t
na? Jangan tinggalin say
. Membalik badannya d
ngan makan saya!" Fraya mem
tugas. Saya akan memeriksa lantai tiga fakultas ekonomi. Kamu lihat perp
Siap, Pak, laksanakan! Saya
i rak-rak buku perpustakaan. Selamat bertugas!" Abi melam
iri, "Hah?! Pak Abi!
engar hingga ke teling
a, bercandanya nggak asik!" menghentakkan kaki cuk
anas. Kakinya mulai merinding tak kuat berdiri. Bisakah dia bilang
aknya mulai tercemar. Bayangan rektor dan ketua yayasan perlahan menjadi hilang.
Bulatkan tekadmu, Fray
as. Tangannya memegang engsel pintu perpustakaa
sa dingin. Segera melepaskan diri dari pintu dan mundur beberapa lan
ya? Masuk nggak, ya? Gue udah nggak bisa diam-diam lagi sekarang. Dari tadi teriak mulu. Ibarat kata, mah, mending sekalian nyebut so
gin dan perasaan negatif. Mengingat ada Abi yang selalu meledeknya membuat Fraya
g pintu. Lututnya melemas. Hawa mistis menyeruak di eu
gin saya, Pak!" Fraya lari turun tangga ta
melihat anak tangga di fakultas asalkan dia bisa tiba di l
sttt, hentikan teriakanmu, dasar bodoh!" desis Abi taj
nggak berani, sumpah! Kalau nggak percaya lihat sendiri. Terserah Bapak mau bilang saya pe
di belakang Abi. Memegang
r-putar agar Fraya melepaskannya, tetapi Fraya lengket
Nanti kalau hantunya keluar gimana? Salah Bapak juga
gerang merutuki nasib. Fraya menjul
kamu! Jangan sembunyi di belakang saya! Kamu saya hukum karena sudah melewati ba
! Eh, kok, dia hafal nama gue? Wo
rik perpustakaan yang jauh di sana. Dari lantai tiga sangat terlihat jelas dan itu m
ga tidak ada cahaya yang kamu maksud."
ik, "Apa? Kok, bisa? Padah
tidak ada hal mencu
, "Hanya ada aur
hinya berkerut tipis. Fra
astikan ada orang selain
ang bukan hal baru lagi bahwa Abi mampu berpikir tajam. Namun, Fraya lebih m
membuat mereka melarikan
an bibirnya, "B
hukuman yang menanti akan sangat berat. Terdengar helaan nap
Berani pulang sendiri?" tanya Ab
na? Pulang naik apa? Saya nggak lihat
bi menunjuk gerbang yang
ng dan Abi terus menatapnya. Sangat tidak nyaman dan merubah pola pikir y
setelah sekian deti
Sangat kentara kalau dirinya
tentang kamu dan saya melakukan investigasi, jangan harap punya nilai di mata kuliah saya," it
gerti. Lagipula nggak minat ngasih tau
jalan. Ah, ikut say
ah tutup. Di sana ada mobil Abi yang terparkir sendirian. Abi mengambil sesuatu di mobilnya dan membuat Fraya menunggu sebentar. Fraya me
mau tengah malam," gumam gadis i
t menutupi punggungnya yang k
raya te
uk angin. Kembalikan besok dalam keadaan bersih dan
ngatan itu menyalur cepat hingga menembus nadi. Aroma khas parfum Abi m
ncerna dengan benar. Menunduk melihat jas yang terlalu besar
cil, "Pertanyaan
sih terpaku. Abi menyalakan mesin mob
etelah itu dengan cepat
kap dosennya yang berubah-ubah. Seratus persen dia paham apa yang dilakukan
e tolak tadi. Kelihatan bego banget gue di
rnya jas itu benar-benar melekat ditubuhnya. Rasanya kurang nyaman sekaligus hangat. Fraya selalu bergerak-gerak di perjal
atap langit-langit kamar berwarna putih. Lampu kamar pun sudah mati. Semua kejadian tadi te
pi juga sabar. Buktinya tadi cuma menggertak gue aja, nggak marah. Kalau gini terus gue bisa terperangkap jebakan pesona dia. Apa ini yang dilihat cewek-cewek waktu mandang pak Abi? Bukan cuma ketampanan di
hu dia bisa gila jika terus-menerus memikirkan dosennya, sehingga dia me