icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Amazing World

Bab 4 Investigasi

Jumlah Kata:2703    |    Dirilis Pada: 14/10/2022

si. Dalam sekejap bertatapan seo

.," bahkan mereka

u?!" telinga Fraya memerah. Mat

ebenarannya?!" Abi

mulutnya. Refleks ingin menutup mulut Abi

uh dari saya!" mundur satu lan

aaf, Pak!" Fraya

Gue udah gila apa, ya?' kata

Mendengkus dan menatap Fraya tajam. Mau tidak mau Fraya harus mene

mpur masalah ini. Sekarang pulang!"

? Nggak bisa gitu, dong, Pak. Saya juga pengen ...," belum sel

a yang bisa dilakukan oleh kamu? Lagipul

uruh karena kharisma itu, tetapi dia tidak mau dianggap tidak berguna seperti itu. Bolehkah dia marah? Tentu saj

hanya dosen biasa. Kita sama-sama tidak punya hak untuk mencampuri rumor ini, tapi setidaknya biarkan saya mengetahui kebenarannya. Masih

kamu bicara sekeras itu pada saya dan berani mengat

arang saya tanya, Bapak ngapain ke kampus nyalain senter keliling di halaman belakang? Kal

Abi. Berhasil membuat Abi berdesis seperti ter

ntukmu," kata Abi yang

an. Lagian tadi aja dia punya kecurigaan yang sama kayak gue. Tandanya dia bener l

adi nggak usah tanya lagi. Bapak ti

s berat menghadap

iap sampai berkedip kembali, "Tepat sekali! Kesi

rang. Biar saya saja yang mengur

main investigasi." Fraya justru mengipasi waj

besar ini bisa meluas sampai ke sudut kota dan kamu

tenang. Begitulah perasaan Fraya. Tidak ada binar te

siswa biasa seperti yang Bapak maksud bahkan hanya orang asing di mata atasan. Demi nama baik universitas, Pak. Saya hanya mau menolong sebisa saya. Entah kenapa hati saya tergerak untuk mengambil tindakan langsung. Sung

ma, "Wow! Kamu pernah kesetrum belu

ang nempel di telinga Bapak? Padahal saya udah ngoceh panja

gi dan Fraya ingin sekali meremas kepala sendiri. "Saya tidak

ali berdebat. Selagi Fraya melakukannya, Abi tidak sengaja mende

u?' bat

ya meli

wot dengar kata-kata mutiara Bapak, pasti udah angkat kaki dari kampus ini. Hah, saya kasihan sama mahasiswa yang bermasalah sama Bapak. Nasib

ak nggak deng

! Diam,

as. Langsung menarik tangan Fraya mengajaknya be

im tau!" Fraya menahan pekikannya dan berusaha melepaskan genggaman tangan

" bisik Fraya lag

antung gue tolong biasa aja, jangan kayak ge

erasakan kenyamanan itu. Tidak, dia menggeleng kuat untu

ar Abi tanpa menoleh. Sorot matanya hanya tertuju pada perpust

"Yang bener, Pak? Mana? Ada apa emangnya?" i

ra deritan pintu,"

ih mungkin, "Sungguh? Wah, berarti memang ada orang di sini. J

ya. Kamu benar-benar payah!" maki

nggak bisa diajak bercanda. Saya

nya datang dan seketika menghilang mengejutkan Fraya. Be

hone lagi di sana! Itu a

punggung Abi sampai Abi menoleh dan berdecak.

n gini? Saya makin takut, deh,

dengan sabar

h menepuk punggung Abi. Berhenti saat Abi mengend

Kamu pelecehan, ya!

tu namanya kalau bukan pelecehan? Ah, susah ngomong sama Bapak. Itu, tuh, yang jelas sekarang ada apa sama kampus ini? Di perpus ada

kamu mukul saya

nar kagum dengan dosennya ini. Mangg

fisik yang nggak seberapa? Haha, anda patut mendapat

jian dari kamu." melangkah pergi t

na? Jangan tinggalin say

. Membalik badannya d

ngan makan saya!" Fraya mem

tugas. Saya akan memeriksa lantai tiga fakultas ekonomi. Kamu lihat perp

Siap, Pak, laksanakan! Saya

i rak-rak buku perpustakaan. Selamat bertugas!" Abi melam

iri, "Hah?! Pak Abi!

engar hingga ke teling

a, bercandanya nggak asik!" menghentakkan kaki cuk

anas. Kakinya mulai merinding tak kuat berdiri. Bisakah dia bilang

aknya mulai tercemar. Bayangan rektor dan ketua yayasan perlahan menjadi hilang.

Bulatkan tekadmu, Fray

as. Tangannya memegang engsel pintu perpustakaa

sa dingin. Segera melepaskan diri dari pintu dan mundur beberapa lan

ya? Masuk nggak, ya? Gue udah nggak bisa diam-diam lagi sekarang. Dari tadi teriak mulu. Ibarat kata, mah, mending sekalian nyebut so

gin dan perasaan negatif. Mengingat ada Abi yang selalu meledeknya membuat Fraya

g pintu. Lututnya melemas. Hawa mistis menyeruak di eu

gin saya, Pak!" Fraya lari turun tangga ta

melihat anak tangga di fakultas asalkan dia bisa tiba di l

sttt, hentikan teriakanmu, dasar bodoh!" desis Abi taj

nggak berani, sumpah! Kalau nggak percaya lihat sendiri. Terserah Bapak mau bilang saya pe

di belakang Abi. Memegang

r-putar agar Fraya melepaskannya, tetapi Fraya lengket

Nanti kalau hantunya keluar gimana? Salah Bapak juga

gerang merutuki nasib. Fraya menjul

kamu! Jangan sembunyi di belakang saya! Kamu saya hukum karena sudah melewati ba

! Eh, kok, dia hafal nama gue? Wo

rik perpustakaan yang jauh di sana. Dari lantai tiga sangat terlihat jelas dan itu m

ga tidak ada cahaya yang kamu maksud."

ik, "Apa? Kok, bisa? Padah

tidak ada hal mencu

, "Hanya ada aur

hinya berkerut tipis. Fra

astikan ada orang selain

ang bukan hal baru lagi bahwa Abi mampu berpikir tajam. Namun, Fraya lebih m

membuat mereka melarikan

an bibirnya, "B

hukuman yang menanti akan sangat berat. Terdengar helaan nap

Berani pulang sendiri?" tanya Ab

na? Pulang naik apa? Saya nggak lihat

bi menunjuk gerbang yang

ng dan Abi terus menatapnya. Sangat tidak nyaman dan merubah pola pikir y

setelah sekian deti

Sangat kentara kalau dirinya

tentang kamu dan saya melakukan investigasi, jangan harap punya nilai di mata kuliah saya," it

gerti. Lagipula nggak minat ngasih tau

jalan. Ah, ikut say

ah tutup. Di sana ada mobil Abi yang terparkir sendirian. Abi mengambil sesuatu di mobilnya dan membuat Fraya menunggu sebentar. Fraya me

mau tengah malam," gumam gadis i

t menutupi punggungnya yang k

raya te

uk angin. Kembalikan besok dalam keadaan bersih dan

ngatan itu menyalur cepat hingga menembus nadi. Aroma khas parfum Abi m

ncerna dengan benar. Menunduk melihat jas yang terlalu besar

cil, "Pertanyaan

sih terpaku. Abi menyalakan mesin mob

etelah itu dengan cepat

kap dosennya yang berubah-ubah. Seratus persen dia paham apa yang dilakukan

e tolak tadi. Kelihatan bego banget gue di

rnya jas itu benar-benar melekat ditubuhnya. Rasanya kurang nyaman sekaligus hangat. Fraya selalu bergerak-gerak di perjal

atap langit-langit kamar berwarna putih. Lampu kamar pun sudah mati. Semua kejadian tadi te

pi juga sabar. Buktinya tadi cuma menggertak gue aja, nggak marah. Kalau gini terus gue bisa terperangkap jebakan pesona dia. Apa ini yang dilihat cewek-cewek waktu mandang pak Abi? Bukan cuma ketampanan di

hu dia bisa gila jika terus-menerus memikirkan dosennya, sehingga dia me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka