icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Teman Tapi Sekamar?

Bab 4 Senja dan Amanda

Jumlah Kata:2110    |    Dirilis Pada: 11/10/2022

arus menyerah jadi pemimpin perusahaan ini." Seorang pria berbicara serius pada anaknya yang dia jemput paksa di gu

datang ke papandayan untuk menjemputnya dan dipinta untuk me

n bebas, kalahlah jika ingin jadi penerus papa. Permintaan papa cum

minuman tersebut membuat dia tak sadarkan diri dan berakhir

er destinasi wisata. Sayang, sejauh mata memandang, ia hanya menemukan kesunyian. Di depan sana, matanya disuguhi pemandangan hamparan pasir pantai dan lautan le

Bali, bukan juga Lomb

n kendaraan. Perahu pun kelihatannya tidak ada. Padahal kalau ada perahu kayu kecil, ia bisa memberanikan diri untuk mendayung sampai di kota. Tapi bagaimana b

ian dan pilu. Embusan angin pantai membuat matanya berair dan kebetulan ia juga ingin menangis. Sekarang bagai

i vila ini. Ia ketergantungan dengan gadget. Pergi ke mana pun pasti membawa ponsel dan tablet. Bahkan tidur dan mandi saja ia selalu dekat dengan ponsel p

onton apa dong, kalau siang nga

rnal. Amanda juga khawatir pada serbuan nyamuk dan udara siang hari yang terik. Kulit

..... Kri

ndra pendengaran Amanda.

masuk untuk memer

ang jahat dan egois. Ada perasaan lega juga di hatinya lantaran sudah ingat bagaimana dia berakhir di tempat ini, yang ia berarti bukan

ya terpaku pada sosok asing yang berdiri di ambang pintu k

Amanda menabrak sofa. Sudah pasti ia malu sekali karena k

atuh, pria itu mendekat

h, ia kagum melihat kulit sang pria yang sawo matang nan eksotis. otot dadanya terlihat jelas karena ia memakai kaus ketat. Mata wanita mana yang tidak terkesima melihat pria macho seperti ini? Amanda seperti me

ang yang kaget karena melihat ada lawan jenis y

njawab dan berdiri mem

a?" tanya p

Ia tak mau menjawab karena penasaran ma

engucapkannya tanpa tersenyum dan tanpa meminta Aman

O, jadi namanya S

atikan Senja lagi. Sosok Senja memang men

nda pun berlagak sombong dengan mem

tangannya di depan dada sambil memalingkan wajah. Hanya de

nget. Kayaknya orang

g di My Roommate." Ia lanjut membaca tulisan itu. Sudah di

ai peserta. Sebuah gelang berwarna keperakan melingkar di pergelangan tangan kiri mereka. Menilik

amar." Amanda tidak menemukan kamar lain sel

harga diri. Ia tidak akan mau tidur satu kasur dengan se

lan karena kesal dengan sikap Senja yang terus-menerus

tanya Senja yang sedikit

ya, lo gue aja." Senja sepertinya seumuran de

tangannya dan berlagak sombong karena punya stasiun televisi. Ia juga anak satu-satunya, otomatis semua harta akan jatuh padanya s

berniat membalas. Benar prediksinya. Amanda so

ng," gumam Amanda yang sadar jemari lent

mana," sahut Senja sinis. "Mana mungkin anak

sebuah keanehan yang harus ia selidiki. Secara logi

uktinya gue ikut." Amanda

ng papamu lebih enak?" Senja mengangkat satu alisnya sambil

ini cowok. Pake ng

ring itu. "Gue lagi pengen sesuatu d

n sinis. "Kalo lo, kenapa ikut a

h uang!" Jelas Senja langsu

penasaran dengan soso

gin kebe

dan gonta-ganti pasang

a bisnis lagi. Saya ingin berpindah-pindah tempat dan tinggal dekat

a menjawabnya hany

... Kri

ung ada suara itu. Kalau tidak, mungkin keduanya berakhir deng

da penasaran. Ia ingin tahu apak

perhatikan hanya terlihat seperti jam biasa. Namun, layar jam itu menayangkan sederet tulisan. Kemungkinan sebu

dulu," u

n nanti siang. Silahkan sarapan dan beres-beres rumah dul

anja Amanda tidak doyan daging dan sayur saat sarapan. Sudah kebiasa

" ajak Senja yang lan

nak!" Ini adalah harapan Amanda y

k sekali makan saja." Senja sudah memeriksa kulkas dan

terpaksa makan juga, seringnya nasi merah. "Emmm, tapi

telurnya." Ini

a Amanda bingung. Masa i

uat kening Senja berkerut.

sih dimak

tidak bisa apa-apa kecuali bersenang-s

alam hati. Senja berbeda 120' dengan Amanda. Ia bisa masak, bisa be

Senja saat melihat pria itu berkutat di dapur.

emudian, sarapan

akan. Tidak tersedia banyak bumbu sehingga ia

Nasinya buat lo semua." Amanda me

u cepet laper," kilah Senja. Mana mungkin ke

gi soalnya. Gue bisa akan bolak balik ke kamar

nasi tanpa memedulikan Amanda. Kini

ni?" tanya Amanda setelah beberapa saat berdiam diri.

arena empat hari saya ke Bromo." Saat itu Senja baru turun gunung. Ayahnya mene

mana saja, termasuk menjadi fotografer." Awalnya jelas Senja menolak, tapi setelah berpikir pa

ama partner saya, dia bilang keinginan

fotografer memotret objek mereka? Tidak mustahil suatu saat pria itu men

a tidak suka memotret hal yang aneh-aneh, cu

dikit meremehkan profesi tersebut k

asih banyak lagi Favoritku

lebih lanjut. Telur dadarnya telah habis.

mencuci piring sendiri. Ia tidak mau merepotkan ART. Karena terbiasa naik gunung

nti semua nail artnya bisa rusak. Yang ada juga kulit tangank

nja sambil melirik Amanda sinis.

enghamburkan uang,"

k ada yang meleset. "Astag

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog2 Bab 2 Dunia Terbalik3 Bab 3 Tertidur4 Bab 4 Senja dan Amanda5 Bab 5 Diremehkan6 Bab 6 Adu Mulut7 Bab 7 Oh Tidak8 Bab 8 Hampir Saja9 Bab 9 Berpelukan10 Bab 10 Sedikit Terluka11 Bab 11 Tidur Bersama12 Bab 12 Pose Tidur13 Bab 13 Perkara Makan14 Bab 14 Lunch15 Bab 15 Tidak Betah16 Bab 16 Bergantung Pada Orang Lain17 Bab 17 Perkemahan Pesisir Pantai18 Bab 18 Sisi Lembut Senja19 Bab 19 Hari Pertama20 Bab 20 Cemburu21 Bab 21 Berlaku Lembut22 Bab 22 Lepas Kendali23 Bab 23 Sebuah Alasan24 Bab 24 Membentangkan Jarak25 Bab 25 Diamnya Senja26 Bab 26 Jangan Kasar27 Bab 27 Possesif28 Bab 28 Dialog Manis29 Bab 29 Panah Pesona30 Bab 30 Peraih Poin Tertinggi31 Bab 31 Tentang Poin32 Bab 32 Ciuman Tak Langsung33 Bab 33 Ajakan Senja34 Bab 34 Sedikit Amarah35 Bab 35 Ego Yang Menjauhkan36 Bab 36 Hari Kedua37 Bab 37 Amarah Yang Tiba-tiba Meluap38 Bab 38 Rasa Bimbang39 Bab 39 Kejadian Tidak Menyenangkan40 Bab 40 Terulang Kembali41 Bab 41 Antara Ragu dan Malu42 Bab 42 Sebuah Ajakan43 Bab 43 Selalu Ada Pengganggu44 Bab 44 Perisai Pelindung45 Bab 45 Kelakuan Si Perusuh46 Bab 46 Sebuah Perkelahian47 Bab 47 Merebutkan Amanda48 Bab 48 Gara-Gara Dion49 Bab 49 Amanda Cemas50 Bab 50 Ruang Renggang51 Bab 51 Pura-Pura52 Bab 52 Gejolak Cinta53 Bab 53 Suka Atau Tidak54 Bab 54 Mencuri Perhatian55 Bab 55 Rahasia!56 Bab 56 Berdebar Kencang57 Bab 57 Jadi Salting58 Bab 58 Obat Perangsang59 Bab 59 Terciduk Bercinta60 Bab 60 Tidak berperasaan61 Bab 61 Aroma Tubuh62 Bab 62 Berbahaya Untuk Kesehatan Jantung63 Bab 63 Couple64 Bab 64 Perkara Dandan65 Bab 65 Ada Perbedaan66 Bab 66 Rasa Penasaran67 Bab 67 Pusat Perhatian68 Bab 68 Jatuh Cinta69 Bab 69 Mungkinkah Dia 70 Bab 70 Si Plin-Plan71 Bab 71 Berdua Bersamamu72 Bab 72 Raja Makan73 Bab 73 Tolong Bertahan74 Bab 74 Perhatian Senja75 Bab 75 Dia Jahat76 Bab 76 Murkanya Ayah Amanda77 Bab 77 Tidak Akan Terulang Lagi78 Bab 78 Kedatangan Tamu79 Bab 79 Pencuri80 Bab 80 Fakta81 Bab 81 Balas Dendam82 Bab 82 Kegeeran83 Bab 83 Berciuman84 Bab 84 Pria Dari Kehidupan Amanda85 Bab 85 Cium Paksa86 Bab 86 Kedatangan Jeremy87 Bab 87 Spesies Langka88 Bab 88 Siapa Yang Menang 89 Bab 89 Telah Kembali90 Bab 90 Berciuman91 Bab 91 Jangan Lakukan!92 Bab 92 Ulang Tahun Manda93 Bab 93 Karma Jeremy94 Bab 94 Disusul Bidadari95 Bab 95 Perasaan Aku dan Kamu96 Bab 96 Akhir Berpisah