Duda itu Suamiku
elum mengikhlaskan kepergian Bryan. Namun, sebisa mungkin di
ecil itu tetap menangis dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Bianca melihat kepergian Bryan. Dia tahu bagaima
a sambil mengelap air matanya namun ai
perti ini, bagaimana kalau Bea berhenti menangis dan Mama berjanji akan membawa Bea ke pasar
alka
pun menganggukkan kepalanya, gadis kecil itu cepat-cepat men
menulut pa
kalau sekarang Bea dan Mama ber
tuj
uk bermain bersama. Hingga sore harinya, Bea mengatakan jika dirin
nanti dia bisa memiliki anak seperti Bea yang begitu baik dan cantik. Bianca tersenyum, sesekali melihat ke arah cermin
seperti berharap dia bisa selalu bersama Bea sampai ka
l itu membuat Bianca ter
uatu?" tanya Bianca sambil menyampingk
ni kan?" tanyanya denga
enemani Bea sampai tidur
untuk melihat pemandangan yang lumayan mengesankan. Taman kecil yang menjadi tempat dirinya
m hati. Dia benar-benar bingung dengan
a memilih berjalan-jalan saja daripada memikir
rbangun karena mendengar suara pintu terbuka. Setelah berhasil ke luar, Bianca
gitu saja di pinggir kolam. Bianca menoleh dan meliha
kan sedikit makanan ikan itu ke dalam kolam
adi ikan yang bisa berlarian
yang tidak jelas, membuat wanita itu bergegas masuk kembali ke d
n yang bekerja di rumah Bryan. Mereka berdua saling
nya sesuatu?" tanya
anyaannya sendiri. Pasalnya apa yang ingin dia tanyakan sedikit sensitif atau lebih ke priv
mbuat pelayan terdiam. Tatapan mereka salin
ea membuat Bianca tersentak dan segera berlari menuju kamar gadis kecil itu
nca berusaha untuk membuat Bea tenang. Gadis keci
oo atut
ji Mama akan di sini." Bea berangsur-angsur diam, hembusan napas tera
takut jika dia kembali menangis. Apalagi pesan dar
itu begitu baik dalam menjaga Bea membuat Bianca sendiri kagum. Meskipun di
a tubuhnya terasa lengket akibat keringat dan cuaca panas yang membuatnya
luar dengan hanya mengenakan handuk. Tentu saja dia tidak malu
ang. Bianca sangat menjaga sekali kebersihan karena itu
spresi karena di dalam kaca Bianca begitu dingin karena tatapannya kosong. Entahlah se
ongeng. Bertemu dengan pangeran, hidup bahagia da
menuju ke arah balkon lagi. Angin semilir berhembus menyapu p
ng mendukung membuat Bianca sendiri seperti memiliki
lu kembali memasuki pikiran Bianca. Menumpuk dan ras
diri Bianca selalu gagal menemukan jawabannya. Namun apa yang sedang dia
kan bangun
dang tertidur dengan pulas membuat Bianca yakin jika Be
g tepat aku melanjutk
*