icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Duda itu Suamiku

Bab 3 3. Pulang

Jumlah Kata:1151    |    Dirilis Pada: 08/10/2022

tidur, ini

ang bermain ular tangga di ruangan khusus bermain. Bianca segera duduk te

. Bea yang masih ingin bersama dirinya, memaksanya untuk ikut bermain. Bianca sebenarnya sudah menolak halus karena mau bagaimana pun dia

rmain. Mau bagaimana pun, Bianca merasa tak nyaman. Karena Papa Be

gi, Bianca tak bisa mengontrol detak jantungnya. Cepat-cepat d

agi dan kini ikut berjong

emilih untuk menunduk. Godaan pri

acih jam tujuh," tolak Bea menggeleng,

idur," tutur Papa Bea lembut, kembali membuj

Papanya menatap lekat penuh ketegasan, dia tak berani memb

Boo sayang, Tante ini bukan Mamamu,

apa." Bea merajuk, cemberut dengan k

" bujuk Papa Bea lagi. Memastikan kalau kal

membantah, tapi Bea sudah menarik tangannya. Raut wajah bahagia bocah tersebut, membuat hati Bi

gera mengambil posisi, menarik Bianca untuk berbaring di sisi satunya. Dan tak

peyuk

dia mendongak, tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Papa Bea. Dia terdiam

uatu ha

Bianca tetap diam menyimak, sambil mengusap-usap kepala Bea lembut. Entah apa yang

anc

ianca membuka matanya tergesa dan bisa melihat Papa B

o sudah tidur,"

as. Pelan-pelan, dia melepaskan pelukan itu lalu bangun dari ranjang. Bianca benar-ben

, sebelum bersiap untuk jalan,"

bisa mengangguk, sambil me

Bea mengajaknya keluar. Dia hanya bisa menurut

karena terus-terusan menemani Boo," kata Papa Be

imana pun dia memang merasakan perutnya lapar saat ini. Melihat banya

kata Bianca tersenyum

kecuali suara sendok dan garpu yang berdenting ketika menyentuh piring. Keduanya sama-sama menikmati makan dalam diam

gugup ditemani Bryan hanya mampu menikmati sedikit menu makanan. Wanita itu memilih untuk m

dianggap kenyang?" tanya Bryan, mengang

taannya," jawab

lum meraih gelas air di depannya. Tepat setelah dia meneguk hampir setengah

ur sekarang, dia tidak akan menahanku lagi. Kemungkinan b

i dengan anakku?" tanya Bryan dengan s

aja ... kau tahu sendiri, putrimu itu selalu memanggilku Mama. Jujur, aku merasa tertekan, dan aku juga merasa bersalah. Bagai

egitu aku akan me

melihat jelas jika lelaki itu menatapnya tajam setelah berbicara seperti itu. Hati Bianca merasa heran, dan in

nuju halaman rumah di mana mobil terparkir. Lelaki itu c

i dia mengajak Bryan mengobrol, tapi dia takut jika lelaki itu tak akan menanggapi. Hal ini yang membuat Bi

ng mana r

ri, dia sampai tak tahu jika mobil yang ditumpangi telah masuk di kawasan peru

an," tunjuknya sambil mengarahkan j

rnya. Dia terus melajukan mobilnya pelan, sampai akhirnya tiba di rumah yang

ersenyum manis, berusaha bersikap s

pulang dulu," ujar

capnya pelan, sambil terus memand

. Entah kenapa, ada perasaan tak rela dalam hatinya saat melihat kepergian Bryan. Dan

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka