icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Duda itu Suamiku

Bab 3 3. Pulang

Jumlah Kata:1116    |    Dirilis Pada: 08/10/2022

idur, ini s

ng bermain ular tangga di ruangan khusus bermain. Bianca segera duduk tega

lkan mereka. Bea yang masih ingin bersama dirinya, memaksanya untuk ikut bermain. Bianca sudah menolak halus, bagaimana pun dia

rmain. Mau bagaimana pun, Bianca merasa tak nyaman. Karena Papa Be

gi, Bianca tak bisa mengontrol detak jantungnya. Cepat-cepat di

lagi, kini ikut berjongk

tak menoleh, memi

acih jam tujuh," tolak Bea menggeleng,

idur," tutur Papa Bea lembut, kembali membuj

Papanya menatap lekat penuh ketegasan, dia tak berani memb

Boo sayang, Tante ini bukan Mamamu,

pa." Bea merajuk, cemberut dengan k

janji akan tidur, ya,"

embantah, tapi Bea sudah menarik tangannya. Raut wajah bahagia bocah tersebut, membuat hati Bia

itu mapan, menarik Bianca untuk berbaring di sisi satunya. Dan tak lama,

peyuk

mendongak, tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Papa Bea. Dia terdiam

uatu ha

tetap diam menyimak, sambil mengusap-usap kepala Bea dengan lembut. Entah apa yang

anc

Bianca membuka matanya tergesa, dan bisa melihat Papa

o sudah tidur,"

las. Pelan-pelan, dia melepaskan pelukan, lalu bangun dari ranjang. Bianca benar-bena

, sebelum bersiap untuk jalan,"

bisa mengangguk, sambil me

ea mengajaknya keluar. Dia hanya bisa menurut, s

karena terus-terusan menemani Boo," kata Papa Be

aimana pun dia memang merasakan perutnya lapar saat ini. Melihat bany

kata Bianca tersenyum

duduk di hadapan Bianca dan

a menyentuh piring. Keduanya sama-sama menikmati makan dalam diam. Entah karena makananny

ng gugup ditemani Bryan, hanya memakan makanannya sedikit. Wanita itu memilih untuk meng

dianggap kenyang?" tanya Bryan, mengang

taannya," jawab

elum meraih gelas air di depannya. Tepat setelah dia meneguk hampir setengah

ur sekarang, dia tak akan menahanku lagi. Kemungkinan bes

i dengan anakku?" tanya Bryan dengan s

aja ... kau tahu sendiri, putrimu itu selalu memanggilku Mama. Jujur, aku merasa tertekan, dan aku juga merasa bersalah. Bagai

egitu aku akan me

melihat jelas jika lelaki itu menatapnya tajam setelah berbicara seperti itu. Hati Bianca merasa heran, dan ing

menuju halaman rumah di mana mobil terparkir. Lelaki itu c

ia mengajak Bryan mengobrol, tapi dia takut jika lelaki itu tak akan menanggapi. Hal ini akhirnya mem

ng mana r

ri, dia sampai tak tahu jika mobil yang ditumpangi telah masuk di kawasan peruma

an," tunjuknya sambil mengarahkan j

rnya. Dia terus melajukan mobilnya pelan, sampai akhirnya tiba di rumah yang

ersenyum manis, berusaha bersikap s

pulang dulu," ujar

capnya pelan, sambil terus memand

. Entah kenapa, ada perasaan tak rela dalam hatinya saat melihat kepergian Bryan. Dan

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka