Duda itu Suamiku
tidur, ini
ang bermain ular tangga di ruangan khusus bermain. Bianca segera duduk te
. Bea yang masih ingin bersama dirinya, memaksanya untuk ikut bermain. Bianca sebenarnya sudah menolak halus karena mau bagaimana pun dia
rmain. Mau bagaimana pun, Bianca merasa tak nyaman. Karena Papa Be
gi, Bianca tak bisa mengontrol detak jantungnya. Cepat-cepat d
agi dan kini ikut berjong
emilih untuk menunduk. Godaan pri
acih jam tujuh," tolak Bea menggeleng,
idur," tutur Papa Bea lembut, kembali membuj
Papanya menatap lekat penuh ketegasan, dia tak berani memb
Boo sayang, Tante ini bukan Mamamu,
apa." Bea merajuk, cemberut dengan k
" bujuk Papa Bea lagi. Memastikan kalau kal
membantah, tapi Bea sudah menarik tangannya. Raut wajah bahagia bocah tersebut, membuat hati Bi
gera mengambil posisi, menarik Bianca untuk berbaring di sisi satunya. Dan tak
peyuk
dia mendongak, tak sengaja matanya bertatapan dengan mata Papa Bea. Dia terdiam
uatu ha
Bianca tetap diam menyimak, sambil mengusap-usap kepala Bea lembut. Entah apa yang
anc
ianca membuka matanya tergesa dan bisa melihat Papa B
o sudah tidur,"
as. Pelan-pelan, dia melepaskan pelukan itu lalu bangun dari ranjang. Bianca benar-ben
, sebelum bersiap untuk jalan,"
bisa mengangguk, sambil me
Bea mengajaknya keluar. Dia hanya bisa menurut
karena terus-terusan menemani Boo," kata Papa Be
imana pun dia memang merasakan perutnya lapar saat ini. Melihat banya
kata Bianca tersenyum
kecuali suara sendok dan garpu yang berdenting ketika menyentuh piring. Keduanya sama-sama menikmati makan dalam diam
gugup ditemani Bryan hanya mampu menikmati sedikit menu makanan. Wanita itu memilih untuk m
dianggap kenyang?" tanya Bryan, mengang
taannya," jawab
lum meraih gelas air di depannya. Tepat setelah dia meneguk hampir setengah
ur sekarang, dia tidak akan menahanku lagi. Kemungkinan b
i dengan anakku?" tanya Bryan dengan s
aja ... kau tahu sendiri, putrimu itu selalu memanggilku Mama. Jujur, aku merasa tertekan, dan aku juga merasa bersalah. Bagai
egitu aku akan me
melihat jelas jika lelaki itu menatapnya tajam setelah berbicara seperti itu. Hati Bianca merasa heran, dan in
nuju halaman rumah di mana mobil terparkir. Lelaki itu c
i dia mengajak Bryan mengobrol, tapi dia takut jika lelaki itu tak akan menanggapi. Hal ini yang membuat Bi
ng mana r
ri, dia sampai tak tahu jika mobil yang ditumpangi telah masuk di kawasan peru
an," tunjuknya sambil mengarahkan j
rnya. Dia terus melajukan mobilnya pelan, sampai akhirnya tiba di rumah yang
ersenyum manis, berusaha bersikap s
pulang dulu," ujar
capnya pelan, sambil terus memand
. Entah kenapa, ada perasaan tak rela dalam hatinya saat melihat kepergian Bryan. Dan
*