icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Duda itu Suamiku

Bab 2 2. Ikut Pulang

Jumlah Kata:1099    |    Dirilis Pada: 08/10/2022

Bianca, langsung memposisikan diri di

imana pun, Bianca tidak tahu siapa dan bagaimana bentuk orang tua Bea. Dia hanya ingin melindungi bocah

pulang," jawab seorang lelaki yang terlihat seperti pemimpin

iga dan tak mempercayai mereka. "Memangnya s

tak menjawab, hanya mengangkat dagu untuk

apan Bianca memicing. "Siapa nama

na." Lelaki itu menjawab

g, Bianca pun menjadi heran. Wanita itu menarik Bea ke sudut rua

bicara dengan bocah ini!" bentak Bianc

a paling ujung kemudian mendudukkan bocah itu. Dirinya berjongkok menyamai tinggi Bea. "Bea sayang,"

kerut. "Meleka bukan olang jahat, Mama. Mel

sih saja memanggilnya Mama. Hal ini membuat

dingin itu. Matanya memicing, masih tak mempercayai

u adalah Nona kecil kalian?

nca tadi, mengeluarkan telepon.

ya dia harus pasrah dan percaya mene

itu tegas pada Bianca. Tatapan matanya melirik ke belakang, memberikan kode pada teman-temannya.

n bocah kecil itu tak segan menggigit penjaganya yang membuat para penjaga itu kesakitan d

puyang!" teri

liau sudah menunggu Anda di rumah," kata lelaki pemimpin kelompok tadi berusaha me

merasa tidak tega lalu menggendong bocah kecil itu penuh sayang. "Bea pula

g lemah. "Boo

k boleh seperti itu, ya,"

tap para pengawalnya dengan mata berair.

lagi untuk Bea sebelum lelaki di dekatnya mengulurkan sebuah telepon padanya.

nya. Bisakah kau ikut sebe

an. Bianca merasa bingung, dari mana orang yang menelpon itu bisa tahu. Dan jawabannya, ternyata semu

menolak, namun matanya justru berpapasan dengan mata

yanggupi permintaan orang yang be

ng-orang yang berpakaian rapi tersebut. Bea benar-benar tak melepask

Karyawannya itu menatapnya dengan cemas sekaligus panik. Memangnya ora

tidak akan diapa-apain kan, sama ora

agi pula jika mereka macam-macam, aku akan mene

pi,

epat, Tuan su

emimpin itu menyela. Dia menatap Bianca taj

anjutkan langkah mengikuti lelaki itu. Dia hanya mengacungkan jempol pada

a memeluk Bianca sangat erat dalam diamnya. Bianca pun sama, tak mengenal lelaki yang semobil deng

dari mobil dan lagi-lagi Bea minta untuk digendong. Wanita itu terlihat mengagumi kemewahan bangunan tinggi di depannya. Tanaman-t

aat langkahnya sudah berada di dalam rumah. Dia terkejut,

pa

ngat tampan. Potongan rambutnya yang rapi, menambah nilai plus untuk wajahnya. Dan saat tersenyum membalas p

ah kenapa dia merasa kecewa apalagi saat lelaki itu tak lagi menunjukkan s

isa du

icara sama sekali. Namun, meskipun lelaki itu terlihat dingin, jantung Bianca justru berdegup kencang dengan liar. Hati Bianca berdenyut nyeri, seolah mera

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka