icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 7
7. Surat Perjanjian
Jumlah Kata:1159    |    Dirilis Pada: 24/09/2022

Setelah makan siang. Bara mengajak Nayya pergi ke ruang kerjanya untuk mendiskusikan surat perjanjian pernikahan mereka.

Bukan tanpa alasan Bara melakukan hal seperti itu. Semuanya di lakukan agar setelah satu tahun pernikahan, Nayya bisa menikmati hidup bebasnya. Dia juga akan memberikan banyak uang serta beberapa properti miliknya pada Nayya.

"Duduk di mana kau suka," ucap Bara lalu mengambil surat perjanjian mereka.

Ainayya memutuskan duduk di sofa. Menunggu Bara untuk menyerahkan surat perjanjian mereka.

"Lihat poin-poin yang ada di dalamnya. Jika ada yang membuat mu tidak bahagia, maka katakan padaku." Bara memberikan surat pada Nayya.

Ainayya mengambil surat tersebut lalu mulai membaca poin-poin yang ada di dalam surat itu.

Dengan cermat, Nayya membaca setiap poin. Tidak ada yang membuatnya merasa berat tapi ada sesuatu yang sedikit aneh pada poin terakhir.

"Nayya tidak terlalu mengerti dengan poin terakhir."

"Kita akan memperbaharui surat perjanjian ini setelah 1 tahun menikah. Kau boleh memilih pergi atau tetap menjadi nyonya Albara. Jika kau ingin pergi, maka aku akan memberikan beberapa aset serta cek yang bisa kau tulis berapa pun jumlahnya.

Walau pun Bara tidak ingin meneruskan pernikahan ini setelah perjanjian mereka selesai. Tapi Bara akan tetap menerima Nayya jika wanita itu ingin menjadi nyonya Albara selamanya.

"Jika Nayya tetap menjadi nyonya Albara?"

"Maka kita akan memperbaharui surat perjanjian ini."

Ainayya paham. Dia juga merasa bahwa surat perjanjian mereka tidak membuatnya rugi atau bahkan berat.

"Lalu, jika salah satu dari kita jatuh cinta. Apakah surat ini akan tetap di perbaharui dan Nayya masih bisa memilih bebas?"

Bara terdiam sejenak. Jika salah satu dari mereka jatuh cinta. Apakah salah satu dari mereka bisa jatuh cinta mengingat seperti apa kebenaran yang sedang dia sembunyikan dari Nayya.

"Itu tidak mungkin. Aku tidak percaya dengan cinta. Lagi pula kau adalah pengantin pengganti. Jadi sangat tidak mungkin jika kita bisa saling jatuh cinta."

Bara lupa jika Tuhan bisa dengan mudah membuatnya jatuh cinta dengan Nayya. Lupa jika suatu hari nanti, dialah yang meminta cinta itu pada Nayya.

Ainayya menganguk paham. Dia hanya ingin bertanya dan tidak memiliki rencana untuk jatuh cinta pada Bara. Jatuh cinta mungkin hal yang mustahil bagi pernikahan salah mereka.

"Dimana Nayya harus tanda tangan?"

Bara memberikan bolpen lalu memberitahu Nayya dimana harus tanda tangan.

"Tanda tanganlah disini," ucap Bara sambil menunjuk kearah yang harus Nayya tanda tangan.

Mendengar hal itu dan melihat jari telunjuk Bara, Nayya pun langsung menandatangani surat itu.

Dan setelah surat perjanjian itu di tanda tangani, Bara memberikan sebuah kotak berukuran sedang pada Nayya.

"Ini ambillah!"

"Apa ini?"

"Buka dan lihat. Meskipun aku tahu bahwa kau mungkin merasa itu tidak penting, tapi kau harus tetap mengambil dan menyimpannya."

Ainayya menjadi penasaran. Dia tidak tahu apa yang sudah Bara berikan padanya.

Dengan pelan, Nayya membuka isi kotak tersebut dan betapa terkejutnya dia ketika melihat satu buah ponsel mewah merek Apple serta kartu kredit berwarma hitam.

"Nayya tidak bisa menggunakan ponsel mewah ini dan kartu kredit. Nayya pikir ini tidak di butuhkan karena semua yang Nayya butuhkan sudah ada di sini."

Meskipun senang melihat ponsel mewah seperti yang sering Vina pamerkan padanya. Nayya tetap menolaknya karena dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara menggunakannya.

"Sudah aku katakan padamu bahwa kau harus menyimpannya meskipun kau merasa keduanya tidak penting."

"Tapi Nayya tidak bisa menggunakan ponsel mewah ini. Nayya bahkan tidak pernah memiliki ponsel."

Bara sedikit terkejut ketika tahu Nayya tidak memiliki ponsel. Di era modernseperti saat ini, ponsel adalah kebutuhan pokok terutama untuk gadis muda seperti Nayya.

"Aku akan mengajarimu. Sekarang duduk di sampingku dan dengarkan apa yang aku ajarkan padamu."

Meskipun sedikit berat, Nayya dengan patuh duduk di samping Bara dan mendengarkan apa yang di katakan Bara tentang menggunakan ponsel mahal tersebut.

"Apakah kau sudah paham?" Nayya mengangguk.

Selama mendengar penjelasan dari Bara. Nayya menjadi mengantuk. Mungkin karena aroma parfum sang suami yang menyenangkan serta sofa yang dia tempati sangat nyaman membuat matanya sangat ingin tertutup.

"Kau mengantuk?"

Bara menyesal setelah mengajukan pertanyaan seperti itu. Dia menjadi seperti orang bodoh karena bertanya hal yang sudah terlihat.

"Maaf, Nayya tidak bermaksud tertidur ketika kakak Bara menjelaskan." Nayya malu karena hampir tertidur ketika Bara menjelaskan cara menggunakan ponsel padanya.

"Kakak Bara?"

"Ya, karena kakak Bara baik dan juga bersedia menerima Nayya di sini. Maka Nayya memutuskan memanggil Kakak, lagi pula kakak Bara lebih tua dari Nayya."

Umur Bara yang sudah menginjak usia 28 tahun membuatnya lebih dewasa dan lebih tua 8 tahun dari Nayya yang baru berusia 20 tahun.

"Kau yakin ingin memanggilku kakak Bara dan bukan paman Bara?"

Beberapa kali di panggil paman oleh gadis seusia Nayya yang tidak sengaja dia jumpai membuat Bara sedikit kesal tapi tidak berniat melarang.

"Tidak. Kakak Bara masih muda dan sebutan paman sangat tidak pantas."

Bara tertawa mendengar ucapan polos Nayya. Dia seperti seorang ayah yang sedang berbicara dengan putrinya.

Cukup menghibur untuk pria sekaku Bara.

"Baiklah, sekarang kau boleh kembali ke kamar dan istirahat. Saat makan malam, Sara akan membangunkan mu."

Ainayya memgangguk lalu beranjak dari sofa sambil membawa ponsel serta kartu kredit yang diberikan Bara padanya.

Bara yang di tinggal pergi , memutuskan pindah ke kursi kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah tertunda akibat pernikahan kilatnya.

Saat sedang sibuk bekerja, Albert mengetuk pintu meminta izin untuk masuk ke dalam ruangan. Melaporkan informasi yang di butuhkan oleh tuan mudanya.

Tok!

Tok!

"Tuan muda, ini saya Albert!"

"Masuk!"

Albert langsung membuka pintu ruang kerja Bara, lalu melangkah masuk ke dalam.

"Apa yang ingin kau laporkan?"

"Saya hanya ingin mengkonfirmasi bahwa kalung yang anda berikan pada nyonya di masa lalu berada di tangan wanita itu. Mereka sengaja mengambilnya dari nyonya lalu di hancurkan di depan mata nyonya, Tuan."

Sejujurnya, sejak awal Albara sudah berniat menikahi Vina, karena bagaimana pun kalung yang pernah dia beri pada gadis kecil yang telah membantunya tanpa dia ketahui nama serta mengingat jelas wajahnya ada di leher Vina.

Tapi sekali lagi, sepertinya Tuhan tidak ingin dia menikahi wanita yang salah. Tuhan membuat sebuah jalan cerita baru yang di dalamnyan hanya ada Ainayya dan Albara. Tidak ada pemeran yang lain.

"Sepertinya ini akan semakin sulit," ucap Bara frustasi.

Ada sebuah rahasia yang bisa membuat Nayya membencinya jika rahasia itu terbongkar. Bukan karena Bara takut akan kebencian itu. Bagaimana pun dia sudah sering mendapatkan tatapan kebencian. Janya saja Nayya adalah pengecualian untuknya.

"Apa yang harus kita lakukan agar tidak ada yang memberitahu nyonya Nayya tentang kejadian itu, Tuan?"

Sama halnya dengan sang tuan muda. Albert juga merasa tidak enak dengan Ainayya.

"Tetap awasi siapa saja yang berada di lokasi itu dan jangan sampai Nayya tahu sebelum pernikahan 1 tahun kami selesai."

"Apa anda yakin ingin bercerai setelah 1 tahun pernikahan ini?"

Albert merasa bahwa sang tuan muda tidak akan bercerai dengan Nayya. Dia bahkan sangat berharap akan ada keajaiban di tengah pernikahan keduanya.

"Tentu. Sekarang kau harus mengawasi orang-orang dari keluarga Cannor. Terutama kedua wanita itu."

"Baik, Tuan."

Setelah mengatakan itu, Albert langsung pamit keluar dan Albert langsung pergi ke ruangannya untuk melakukan tugas yang di berikan oleh sang tuan muda padanya mengawasi keluarga Javior, terutama nyonya Javior dan Pavina.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 1. Rencana2 Bab 2 2. Hati Yang Luka3 Bab 3 3. Ijab Kabul4 Bab 4 4. Pengantin Pengganti 5 Bab 5 5. Di Sambut6 Bab 6 6. Gadis Menyedihkan7 Bab 7 7. Surat Perjanjian8 Bab 8 8. Lupa Akan Karma9 Bab 9 9. Telepon Dari Ibu10 Bab 10 10. Ayah Yang Gagal11 Bab 11 Pagi Yang Manis12 Bab 12 Ucapan Terima Kasih13 Bab 13 Lukisan Berdarah14 Bab 14 Pelukan Hangat15 Bab 15 Self-Injury16 Bab 16 Sebuah Luka17 Bab 17 Perubahan18 Bab 18 Masalah19 Bab 19 Pijat Gratis20 Bab 20 Ziarah Ke Makam21 Bab 21 Insomnia22 Bab 22 Obat Tidur Terbaik23 Bab 23 Keponakan24 Bab 24 Paman Vs Keponakan25 Bab 25 Mimpi Buruk26 Bab 26 Dibawa Ke Kantor27 Bab 27 Mantan Kekasih 28 Bab 28 Posesif29 Bab 29 Bercerita Tentang Perasaan30 Bab 30 Menggapai Ridho31 Bab 31 Bertemu32 Bab 32 Tidak Tahu Malu33 Bab 33 Makan Bakso34 Bab 34 Masih Mengganggu35 Bab 35 Mengadu36 Bab 36 Ingin Mengakhiri37 Bab 37 Usai Sudah38 Bab 38 Suami Idaman Dan Kecelakaan39 Bab 39 Tiga Psikopat40 Bab 40 Wanitaku41 Bab 41 Lukman Andara42 Bab 42 Anak Kecil43 Bab 43 Benang Kusut44 Bab 44 Keluarga Malik45 Bab 45 Menjadi Bintang Utama46 Bab 46 Aku Suaminya47 Bab 47 Cucu Keluarga Malik48 Bab 48 Menjadi Pertemuan Keluarga49 Bab 49 Mempermalukan Diri Sendiri 50 Bab 50 Pelukan Sebelum Tidur 51 Bab 51 2 Orang Misterius 52 Bab 52 Karma Dimulai53 Bab 53 Firasat54 Bab 54 Menjauh55 Bab 55 Pengakuan Cinta 56 Bab 56 Tidak Untuk Poligami 57 Bab 57 Terbongkar58 Bab 58 Bertemu59 Bab 59 Kemarahan Bara60 Bab 60 Spesial Bara61 Bab 61 Memulai Rencana 62 Bab 62 Sebuah Rindu (Spesial Bara)63 Bab 63 Pelukan Sang Ibu64 Bab 64 Masih Belum Menyerah65 Bab 65 Menceritakan66 Bab 66 Kesepakatan67 Bab 67 Pindah Sementara 68 Bab 68 Gangguan69 Bab 69 Sosok Lain Dan Masuk Kuliah 70 Bab 70 Dosenku Suamiku 71 Bab 71 Membuat Berita 72 Bab 72 Mencari Tahu 73 Bab 73 Akhirnya74 Bab 74 Memulai75 Bab 75 Kita Akhiri76 Bab 76 Karma77 Bab 77 Perpustakaan78 Bab 78 Berwajah Tebal79 Bab 79 Tamu80 Bab 80 Seperti Koala81 Bab 81 Pengadilan Agama 82 Bab 82 Cemburu83 Bab 83 Tetap Nyonya Bara84 Bab 84 Diajak Meeting 85 Bab 85 Otoritas Seorang Nyonya 86 Bab 86 Penyesalan Lionel87 Bab 87 Hampir Bangkrut 88 Bab 88 Masuk Penjara 89 Bab 89 Apa Kabar, Nak 90 Bab 90 Dibuang Setelah Dipakai 91 Bab 91 Si Mantan Mulai Aktif 92 Bab 92 Untung Sayang 93 Bab 93 Dia Istriku 94 Bab 94 Tamparan Peringatan Dari Bara Untuk Agatha 95 Bab 95 Firasat96 Bab 96 Kecewa97 Bab 97 Penculikan98 Bab 98 Daddy 99 Bab 99 Kedatangan Bara100 Bab 100 Seorang Anak Perempuan