icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
2. Hati Yang Luka
Jumlah Kata:1162    |    Dirilis Pada: 24/09/2022

Saat Javior dan yang lainnya sedang berbicara. Mereka tidak menyadari bahwa si pengantin penggati yang mereka sebutkan telah mendengar semua pembicaraan mereka.

Wajahnya penuh dengan air mata. Tidak pernah dia duga jika ayahnya tega melakukannya. Terlebih lagi kekasihnya. Pria yang dia pikir akan menjadi temannya di hari tua ternyata ikut dalam rencana tersebut.

Belum selesai dengan keterkejutannya. Dia bahkan akhirnya tahu kalau pria tersebut telah menjadi kekasih saudari tirinya. Benar-benar kenyataan yang snagat mengerikan untuknya. Sekarang mulai sadar kalau cinta tidak bisa mengalahkan kekayaan.

Lari ke kamarnya, Ainayya Hikari Salvina putri tidak dianggap di keluargar Cannor menangis tersedu-sedu. Hatinya sangat sakit. Sejak usia dini, dia harus dipaksa menjadi dewasa. Menahan segala tindakan. Entah itu kekerasan atau bahkan hinaan. Nayya sudah melalui semua hal tersebut.

"Bunda sekarang Nayya harus bagaimana? Nayya benar-benar terluka. Mengapa tidak ada satu orang pun yang sayang pada Nayya, Bunda?"

Usianya masih sangat muda dan kini dia harus menikahi pria yang tidak dikenalnya. Hidup bersama pria yang dikatakan jelek oleh ayahnya membuatnya semakin takut.

Bukan takut karena wujud pria itu, tapi takut jika pria tersebut tidak bisa menerimanya. Bisa saja pria yang tidak dia kenali akan membunuhnya atau bahkan menjualnya pada pria lain seperti cerita yang sering dia baca dari novel online. Nayya menjadi semakin takut.

Ingin rasanya dia lari. Tapi kemana? Dia tidak memiliki seseorang yang bisa disebut sahabat. Teman saja dia tidak punya.

"Pakai baju ini."

Ucapan itu disertai sebuah baju yang cukup seksi. Tidak cocok disebut pakaian pengantin. Di lemparkan dengan sangat kuat hingga mengenai wajahnya.

"Aku tidak ingin. Aku masih sangat muda dan belum pantas menikah," keluh Nayya.

Bukannya kasihan, Vina bahkan tertawa terbahak-bahak. Dia tidak menyangka jika wanita yang sangat dia benci sudah mendengar pembicaraan mereka.

Tapi itu bukanlah hal yang buruk. Setidaknya sebelum Nayya pergi, dia bisa melihat dengan puas wajah menderita Nayya

"Sepertinya kau sudah tahu. Tapi itu sangat bagus. Sayang, masuklah. Lihat bagaimana wajah menderita mantan kekasihmu ini," ucap Vina sembari memanggil Lionel.

Leonal yang bersembunyi di balik pintu kamar Nayya langsung masuk ke dalam. Dia bahkan memeluk pinggang Vina. Memberikan kecupan di bibirnya membuat Nayya semakin menangis tersedu-sedu.

Dia terluka. Hatinya menjadi sangat sakit akibat perbuatan Leonal.

"Mengap kalian sangat jahat padaku?Apa yang sudahku lakukan sehingga kalian dengan tega menyakitiku?" tanya Nayya.

"Kau tidak bersalah. Tapi nasibmulah yang salah. Jika saja kau terlahir dari keluarga kaya mungkin aku tidak menduakanmu. Tapi jika itu aku tidak bertemu dengan Vina. Intinya adalah kau hanya aku gunakan sebagai pelayan tanpa di bayar agar aku bisa menjadi pria idaman Vina. Cintaku pada Vina sangat besar sehingga aku rela menjalin hubungan dengan wanita sepertimu." Lionel berbicara begitu kejam di hadapan Nayya.

Seperti ada sebuah pisau yang sangat tajam sedang menusuk hati Nayya. Bahkan itu lebih sakit dari goresan pisau yang ada di tubuhnya atau sakitnya pukulan yang sering diberikan oleh ayah dan ibu tirinya.

"Apakah cinta tulusku tidak berarti apa-apa untuk, Kakak? Apakah aku hanya pantas menjadi alat untuk di manfaatkan."

"Gadis yang pintar."

Bukannya merasa bersalah, Leonal semakin bahagia. Bahkan mengucapkan hal sangat menyakitkan untuk Nayya. Namun menggembirakan untuk Vina.

"Kakak, jahat."

Sebuah tamparan tiba-tiba melayang di pipi Nayya. Vina yang tidak suka dengan ucapan Nayya tentang kekasihnya langsung memukul Nayya seperti yang sering dia lakukan setiap kali kesal pada Nayya.

"Sayang seharusnya kau tidak melakukan itu. Jika nanti calon suaminya melihat, apa kau bersedia bertanggung jawab?" ucap dan tanya Lionel dengan menatap jijik Nayya.

Vina tersadar. Dia bahkan mulai menyesal karena sudah menampar Nayya. Seharunya dia bisa menahannya. Bukannya seperti sekarang. Pasti ayah dan ibunya akan kesal padanya.

"Maafkan aku. Ini semua karena dia yang sudah menghinamu, sayang."

"Aku tahu, tapi sekarang kita harus bagaimana? Aku sudah mengatakan untuk menahan diri, tapi tetap saja kau tidak melakukannya." Leonal tidak marah. Dia hanya tidak ingin rencana mereka gagal akibat perbuatan Vina.

Nayya yang menyaksikan kejadian itu melihat bahwa wajah Loenal sama sekali baik-baik saja ketika Vina memukulnya.

Kini Nayya mulai sadar bahwa dirinya memang tidak berharga, lalu apa lagi yang bisa dia lakukan sekarang. Semuanya akan menjadi sangat sia-sia sekarang.

"Aku akan menyembunyikannya dengan make up. Tunggu di sini."

Ketika Vina pergi mengambil make up, meninggalkan Nayya dan Leonal. Keduanya hanya diam, tapi itu tidak bertahan lama karena Leonal berbicara. Namun pembicaraanya membuat Nayya semakin terluka.

"Aku tahu jika kau sangat mencintaiku. Jadi jika kau memang ingin tetap menjadi kekasihku , maka kau bisa menyimpan nomorku lalu hubungi aku ketika sudah menikah dengan pria itu. Aku tidak keberatan menjadikanmu wanita simpanan, bagaimana pun kau cukup cantik. Dan aku penasaran seperti apa rasanya menikmati tubuh mulusmu."

Apakah menjadi seorang wanita sepertinya hanya bisa di lecehkan, di anggap tidak berarti bahkan terkesan seperti wanita yang tidak boleh bahagia.

"Jangan bertindak seolah-olah kau berharga. Kau hanya wanita tanpa identitas. Pria mana yang akan mau menikah dengan wanita sepertimu."

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Javior tiba - tiba masuk.

Kehadiran Javior membuat Leonal terkejut. Untungnya pria itu tidak sempat mendengar perkatanya. Kalau saja itu terjadi mungkin hubunganya dengan Vina akan semakin sulit.

"Aku hanya memberikan Nayya pengertian bahwa aku tidak bisa melanjutkan hubungan kami dan memilih Vina, Ayah!"

Javiro mengangguk paham, lalu matanya terbelak ketika melihat pipi biru Nayya. Tidak menduga akan menjadi seperti ini. Bagaimana bisa rencananya berhasil jika ada bekas kekerasan di wajahnya.

"Mengapa wajahmu membiru seperti itu!! Apa kau sengaja melakukannya agar tidak menjadi pengantin pengganti untuk putriku?!" bentak Javior.

Air mata yang tadinya mengering tiba-tiba mengalir kembali. Hatinya kembali terluka. Apa dia tidak pantas menjadi seorang anak? Apa dia tidak bisa mendapatkan kasih sayang yang dirasakan oleh Vina? Apa hanya Vina saja yang berhak mendapatkan pelukan hangat dari ayahnya ? Nayya benar - benar terluka.

"Itu Vina yang melakukannya, ayah!"

"Jangan pernah panggil aku ayah. Kau bukan putriku. Seharusnya aku membunuhmu atau menjualmu pada pria tua. Berani-beraninya kau menuduh putriku!" bentak Javior.

Terbuat dari apa hati Javior? Bagaimana bisa dia mengatakan hal menyakitkan seperti itu. Apa pengorbanan ibunya tidak membekas dalam ingatan pria itu.

"Apa Ayah tidak bisa sekali saja membiarkan Nayya memanggil sebutan itu? Nayya hanya ingin mendapatkan pengakuan dari Ayah, meskipun itu hanya sandiwara dan satu hari ini saja."

Bukannya terharu atau sedih. Javior bahkan menambah luka di pipi Nayya. Tangannya dengan mudah memberikan bekas di tempat yang sama menambah rasa perih di wajahnya. Bahkan darah kini keluar dari sudut bibirnya.

"Sekarang kau harus tahu bahwa aku tidak pernah menganggapmu anakku. Bahkan aku jijik saat mendengarnya. Jadi kau harus memberitahu pada suamimu bahwa semua ini karena kesalahanmu bukan kesalahan putri kesayangku."

Lagi-lagi, kata putri kesayangan yang di ucapkan Javior menambah luka yang mungkin tidak akan pernah sembuh. Nayya tidak akan pernah bisa melupakannya dan tidak akan pernah bisa sembuh dari luka itu.

"Baik, terima kasih. Aku pasti akan mengingatnya, tuan Javior! Maaf jika aku terlalu banyak berharap. Kalau begitu aku ingin mengucapkan banyak terima kasih karena sudah memberikan ruangan untukku tinggal. Terima kasih karena sudah memberikanku kesempatakn hidup. Aku akan mengingat kebaikan ini. Selamat tinggal, Tuan Javior. Selamat tinggal, tuan Leonal. Dan selamat tinggal nyonya Lia serta nona Vina yang terhormat."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 1. Rencana2 Bab 2 2. Hati Yang Luka3 Bab 3 3. Ijab Kabul4 Bab 4 4. Pengantin Pengganti 5 Bab 5 5. Di Sambut6 Bab 6 6. Gadis Menyedihkan7 Bab 7 7. Surat Perjanjian8 Bab 8 8. Lupa Akan Karma9 Bab 9 9. Telepon Dari Ibu10 Bab 10 10. Ayah Yang Gagal11 Bab 11 Pagi Yang Manis12 Bab 12 Ucapan Terima Kasih13 Bab 13 Lukisan Berdarah14 Bab 14 Pelukan Hangat15 Bab 15 Self-Injury16 Bab 16 Sebuah Luka17 Bab 17 Perubahan18 Bab 18 Masalah19 Bab 19 Pijat Gratis20 Bab 20 Ziarah Ke Makam21 Bab 21 Insomnia22 Bab 22 Obat Tidur Terbaik23 Bab 23 Keponakan24 Bab 24 Paman Vs Keponakan25 Bab 25 Mimpi Buruk26 Bab 26 Dibawa Ke Kantor27 Bab 27 Mantan Kekasih 28 Bab 28 Posesif29 Bab 29 Bercerita Tentang Perasaan30 Bab 30 Menggapai Ridho31 Bab 31 Bertemu32 Bab 32 Tidak Tahu Malu33 Bab 33 Makan Bakso34 Bab 34 Masih Mengganggu35 Bab 35 Mengadu36 Bab 36 Ingin Mengakhiri37 Bab 37 Usai Sudah38 Bab 38 Suami Idaman Dan Kecelakaan39 Bab 39 Tiga Psikopat40 Bab 40 Wanitaku41 Bab 41 Lukman Andara42 Bab 42 Anak Kecil43 Bab 43 Benang Kusut44 Bab 44 Keluarga Malik45 Bab 45 Menjadi Bintang Utama46 Bab 46 Aku Suaminya47 Bab 47 Cucu Keluarga Malik48 Bab 48 Menjadi Pertemuan Keluarga49 Bab 49 Mempermalukan Diri Sendiri 50 Bab 50 Pelukan Sebelum Tidur 51 Bab 51 2 Orang Misterius 52 Bab 52 Karma Dimulai53 Bab 53 Firasat54 Bab 54 Menjauh55 Bab 55 Pengakuan Cinta 56 Bab 56 Tidak Untuk Poligami 57 Bab 57 Terbongkar58 Bab 58 Bertemu59 Bab 59 Kemarahan Bara60 Bab 60 Spesial Bara61 Bab 61 Memulai Rencana 62 Bab 62 Sebuah Rindu (Spesial Bara)63 Bab 63 Pelukan Sang Ibu64 Bab 64 Masih Belum Menyerah65 Bab 65 Menceritakan66 Bab 66 Kesepakatan67 Bab 67 Pindah Sementara 68 Bab 68 Gangguan69 Bab 69 Sosok Lain Dan Masuk Kuliah 70 Bab 70 Dosenku Suamiku 71 Bab 71 Membuat Berita 72 Bab 72 Mencari Tahu 73 Bab 73 Akhirnya74 Bab 74 Memulai75 Bab 75 Kita Akhiri76 Bab 76 Karma77 Bab 77 Perpustakaan78 Bab 78 Berwajah Tebal79 Bab 79 Tamu80 Bab 80 Seperti Koala81 Bab 81 Pengadilan Agama 82 Bab 82 Cemburu83 Bab 83 Tetap Nyonya Bara84 Bab 84 Diajak Meeting 85 Bab 85 Otoritas Seorang Nyonya 86 Bab 86 Penyesalan Lionel87 Bab 87 Hampir Bangkrut 88 Bab 88 Masuk Penjara 89 Bab 89 Apa Kabar, Nak 90 Bab 90 Dibuang Setelah Dipakai 91 Bab 91 Si Mantan Mulai Aktif 92 Bab 92 Untung Sayang 93 Bab 93 Dia Istriku 94 Bab 94 Tamparan Peringatan Dari Bara Untuk Agatha 95 Bab 95 Firasat96 Bab 96 Kecewa97 Bab 97 Penculikan98 Bab 98 Daddy 99 Bab 99 Kedatangan Bara100 Bab 100 Seorang Anak Perempuan