icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 4
4. Pengantin Pengganti
Jumlah Kata:1024    |    Dirilis Pada: 24/09/2022

Setelah perjalanan memakan waktu 1 jam, Ainayya dan sopir tersebut akhirnya tiba di sebuah mension mewah bergaya klasik. Nayya yang selalu berfikir bahwa kediaman sang Ayah merupakan termewah menjadi tercengang saat pertama kali melihat penampakan mansion yang super mewah dan terdapat sebuah taman bunga yang lebar.

"Mari ikut saya, Nona." sang pelayan berucap.

Ainayya yang sedang terpana dengan kemewahan milik suaminya langsung terkejut saat mendengar perkataan pelayan tersebut. Dia bahkan merasa malu karena terlihat seperti gadis dari desa yang baru pertama kali melihat sebuah bangunan mewah.

"Baik," ucap Ainayya lalu keluar dari mobil.

Setelah wanita itu keluar. Sang pelayan pria langsung membawa Nayya menuju pintu utama yang bisa terbuka secara otomatis tanpa dibantu oleh orang lain.

Nayya kembali terpana sangat jauh berbeda dengan rumah milik keluarga Cannor.

"Sepertinya pria itu memang sangat kaya," bisik Nayya pelan Saat keduanya telah masuk.

Mereka di sambut oleh seorang pria paruh baya yang terlihat sangat rapi dan tegas.

Pria itu juga memakai pakaian mahal yang dibuat dari bahan terpilih. Nayya yang melihat hal itu menjadi bertanya-tanya apakah pria paru baya tersebut merupakan suaminya atau tidak.

"Kami sudah tiba, tuan Albert." seorang sang pelayan berucap sembari memberi hormat.

Ketika Nayya mendengar panggilan sang pelayan kepada pria paruh baya tersebut, dia menjadi terpana sekaligus gugup dan langsung berfikir bahwa pria tersebut merupakan suaminya.

"Baiklah. Kau boleh pergi dan untuk Nona. Mari ikut saya ke lantai 2," ucap Albert dengan penuh karisma.

"Baik, tuan." Nayya menjawabnya dan pelayan tersebut secara bersamaan.

Setelah itu, Ainayya berjalan mengikuti Albert dengan wajah pucat. Dia bahkan mulai berfikir negatif tentang pria yang ada di hadapannya. Nayya benar-benar ingin menangis ketika melihat suaminya yang masih dia tebak sendiri tanpa mencari tahu terlebih dulu mengajaknya naik ke lantai 2.

Karena kemewahan mansion tersebut, setiap tamu penting yang ingin naik ke lantai atas diberikan fasilitas lift dan untuk pelayan di berikan eskelator agar setiap tuan mereka memanggil, mereka bisa langsung datang.

"Apakah keluarga anda tidak memberikan pakaian bagus saat akan datang?" tanya Albert.

Ainayya yang tidak menyadari panggilan serta cara bicara Albert yang sopan padanya menjadi terkejut dan malu karena dia hanya menggunakan gaun milik bundanya yang usang serta warnya mulai pudar karena sering digunakan.

"Mereka memberikannya. Hanya saja pakaian itu sama sekali tidak pantas untuk di gunakan. Saya benar-benar tidak ingin di panggil wanita murahan ketika bertemu dengan anda tuan," jawab Nayya jujur.

Saat Albert mendengar perkataan Nayya. Entah mengapa dia menaruh sedikit rasa kagum dengan pendirian wanita itu yang lebih memilih menjaga kehormatannya dengan menggunakan pakaian usang dari pada menggunakan pakaian baru, namun terlihat seperti seorang wanita yang tidak baik.

Setelah 5 menit berlalu, keduanya akhirnya tiba di lantai 2. Ainayya melihat penampilan pada lantai tersebut, dia menjadi semakin terpana dan takjub karena ruangan tersebut lebih mewah dari pada lantai dasar.

"Apa anda ingin mengganti pakain terlebih dahulu atau tidak?" tanya Albert.

"Sepertinya tidak," ucap Nayya cemas. "Apa anda keberatan jika saya menggunakan pakaian seperti ini saat melayani anda?"

Nayya yang tidak tahu sama sekali siapa suaminya dengan berani mengatakan hal seperti itu pada Albert yang notabennya merupakan kepala pelayan di mansion tersebut.

Saat Albert mendengar ucapan Nayya. Dia menjadi terpana dan tertawa kecil ketika mengetahui bahwa wanita yang telah menjadi istri untuk tuan mudanya berfikir bahwa dialah yang menjadi suaminya.

"Apa anda berfikir bahwa sayalah suami anda?" tanya Albert.

"Bukankah seperti itu tuan," ucap Nayya bingung. "Apasaya salah berbicara? Atau suami saya yang sebenarnya adalah pria yang lebih tua dari anda." Nayya semakin tidak mengerti dengan kondisinya saat ini.

"Tidak. Anda tidak salah berbicara. Namun sayangnya saya bukan suami anda dan untuk penampilan suami Nona. Saya tidak bisa mengatakannya karena itu bukan hak saya," ucap Albert.

"Benarkah? Lalu dimana suami saya?" tanya Nayya.

"Dia sedang menunggu anda di ruang kerjanya. Jadi sekarang saya akan mengantar anda pergi ke sana. Apa anda ingin mengganti pakaian anda atau tidak?" tanya Albert sekali lagi.

"Sepertinya tidak. Saya ingin menampilkan apa adanya saya di hadapannya. Jika dia memang keberatan dengan penampilan saya yang kampungan maka saya rela dijadikan pelayan tanpa gaji di rumah ini."

Sang Bunda sudah memberitahunya bahwa dia harus menjadi dirinya sendiri di hadapan orang lain. Jika memang suka. Mereka akan menerimanya dengan tulus, tapi jika tidak maka dia akan menerima hal itu dengan iklas.

"Mengapa anda mengatakan hal seperti itu?" tanya Albert penasaran.

"Entah mengapa saya lebih baik menjadi pelayan di sini dari pada tinggal di rumah itu," ucap Nayya sedih.

Albert yang sudah tahu kehidupan Ainayya yang penuh luka menjadi prihatin dengan gadis muda tersebut.

Dia juga tidak bisa untuk tidak mencaci maki keluarga Javior atas kejahatan tidak manusiawai yang mereka lakukan pada Nayya. Bisa di bayangkan, seorang gadis muda tanpa ibu yang mendampinginya harus menerima begitu banyak rasa sakit dari keluarganya sendiri.

"Anda tidak perlu cemas, Nona. Saya menjamin bahwa hidup anda akan menjadi baik setelah tinggal disini."

"Terima kasih tuan. Saya juga ingin meminta maaf karena sudah berbicara tidak baik dan berfikir bahwa andalah suami saya," ucap Nayya malu.

"Tidak masalah nona. Kalau begitu, mari kita pergi ke kamar tuan muda. Tapi sebelum itu, bolehkah saya tahu mengapa ada luka di wajah dan lutut anda?"

"I - ni terjadi karena kesalahan yang tidak berhati-hati, Tuan."

"Apa anda yakın?"

"Ya, Tuan."

"Baiklah. Mari ikut saya."

Albert memutuskan tidak memperdebatkan luka tersebut karena bagaimana pun dia sudah tahu dari mana luka itu berasal.

Setelah itu, keduanya berjalan menuju kamar utama yang memiliki pintu lebar dan kokoh.

Sesampainya di sepan pintu, Albert mengetuk lalu memberitahu bahwa Nayya sudah tiba.

"Tuan, ini saya Albert. Nyonya Ainayya telah tiba," ucap Albert.

"Suruh dia masuk," ucap seorang pria dari dalam dengan suara berat.

"Baik tuan."

Setelah itu, Albert meminta Ainayya masuk ke dalam kamar tersebut. Dia juga memberitahu hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan saat berhadapan dengan tuan mudanya.

"Semoga anda berhasil, Nona."

Albert cukup puas dengan kepribadian Nayya yang tulus serta jujur.

Ainayya hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu mulai masuk ke dalan kamar yang gelap serta terasa sangat dingin dan mencekam.

"Bisakah kau menekan saklar yang ada di sampingmu," ucap sosok yang menjadi suami Nayya.

"Bisa, Tuan."

Nayya langsung menekan saklar yang ada di diding dekat pintu, lalu melihat bagaimana penampilan asli kamar barunya bersama sang suami.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 1. Rencana2 Bab 2 2. Hati Yang Luka3 Bab 3 3. Ijab Kabul4 Bab 4 4. Pengantin Pengganti 5 Bab 5 5. Di Sambut6 Bab 6 6. Gadis Menyedihkan7 Bab 7 7. Surat Perjanjian8 Bab 8 8. Lupa Akan Karma9 Bab 9 9. Telepon Dari Ibu10 Bab 10 10. Ayah Yang Gagal11 Bab 11 Pagi Yang Manis12 Bab 12 Ucapan Terima Kasih13 Bab 13 Lukisan Berdarah14 Bab 14 Pelukan Hangat15 Bab 15 Self-Injury16 Bab 16 Sebuah Luka17 Bab 17 Perubahan18 Bab 18 Masalah19 Bab 19 Pijat Gratis20 Bab 20 Ziarah Ke Makam21 Bab 21 Insomnia22 Bab 22 Obat Tidur Terbaik23 Bab 23 Keponakan24 Bab 24 Paman Vs Keponakan25 Bab 25 Mimpi Buruk26 Bab 26 Dibawa Ke Kantor27 Bab 27 Mantan Kekasih 28 Bab 28 Posesif29 Bab 29 Bercerita Tentang Perasaan30 Bab 30 Menggapai Ridho31 Bab 31 Bertemu32 Bab 32 Tidak Tahu Malu33 Bab 33 Makan Bakso34 Bab 34 Masih Mengganggu35 Bab 35 Mengadu36 Bab 36 Ingin Mengakhiri37 Bab 37 Usai Sudah38 Bab 38 Suami Idaman Dan Kecelakaan39 Bab 39 Tiga Psikopat40 Bab 40 Wanitaku41 Bab 41 Lukman Andara42 Bab 42 Anak Kecil43 Bab 43 Benang Kusut44 Bab 44 Keluarga Malik45 Bab 45 Menjadi Bintang Utama46 Bab 46 Aku Suaminya47 Bab 47 Cucu Keluarga Malik48 Bab 48 Menjadi Pertemuan Keluarga49 Bab 49 Mempermalukan Diri Sendiri 50 Bab 50 Pelukan Sebelum Tidur 51 Bab 51 2 Orang Misterius 52 Bab 52 Karma Dimulai53 Bab 53 Firasat54 Bab 54 Menjauh55 Bab 55 Pengakuan Cinta 56 Bab 56 Tidak Untuk Poligami 57 Bab 57 Terbongkar58 Bab 58 Bertemu59 Bab 59 Kemarahan Bara60 Bab 60 Spesial Bara61 Bab 61 Memulai Rencana 62 Bab 62 Sebuah Rindu (Spesial Bara)63 Bab 63 Pelukan Sang Ibu64 Bab 64 Masih Belum Menyerah65 Bab 65 Menceritakan66 Bab 66 Kesepakatan67 Bab 67 Pindah Sementara 68 Bab 68 Gangguan69 Bab 69 Sosok Lain Dan Masuk Kuliah 70 Bab 70 Dosenku Suamiku 71 Bab 71 Membuat Berita 72 Bab 72 Mencari Tahu 73 Bab 73 Akhirnya74 Bab 74 Memulai75 Bab 75 Kita Akhiri76 Bab 76 Karma77 Bab 77 Perpustakaan78 Bab 78 Berwajah Tebal79 Bab 79 Tamu80 Bab 80 Seperti Koala81 Bab 81 Pengadilan Agama 82 Bab 82 Cemburu83 Bab 83 Tetap Nyonya Bara84 Bab 84 Diajak Meeting 85 Bab 85 Otoritas Seorang Nyonya 86 Bab 86 Penyesalan Lionel87 Bab 87 Hampir Bangkrut 88 Bab 88 Masuk Penjara 89 Bab 89 Apa Kabar, Nak 90 Bab 90 Dibuang Setelah Dipakai 91 Bab 91 Si Mantan Mulai Aktif 92 Bab 92 Untung Sayang 93 Bab 93 Dia Istriku 94 Bab 94 Tamparan Peringatan Dari Bara Untuk Agatha 95 Bab 95 Firasat96 Bab 96 Kecewa97 Bab 97 Penculikan98 Bab 98 Daddy 99 Bab 99 Kedatangan Bara100 Bab 100 Seorang Anak Perempuan