icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Misteri nyai Ratu Blorong

Bab 4 Misteri Nyai Ratu Blorong 4

Jumlah Kata:2181    |    Dirilis Pada: 19/09/2022

menuju pasar. Kuli panggul waktu itu memang banyak saingan jadi untuk hari itu udin

mencatat hutangnya dan tak perduli berapa banyak lagi hutangnya sudah menumpuk. Sedan

ia hanya ingin sejenak melepas kepenatan dalam hidupnya diwarung kesayangan. Sesaat baru duduk didalam warung kakaknya yang

akan kejadian yang dialami semalam. Udin siang itu yang masih sedikit takut la

adiknya diwarung. Siang itu juga Moden yang sudah ada janji dengan

m tinggal separuh. Waktu siang beranjak ke sore hari, teman karibnya datang menyusulnya kewarung,

n saja," Tanya Sarji yan

yang mulai membenarkan posisi duduknya dari

riin kamu din

ja kangen ya," Goda Udin dengan kesal. “Hahaha

kan Udin. “Sudah tenang saja, kalau butuh uang bicara saj

iri cukup terhibur dan melupakan beban hidupnya. Tapi disaat kebersamaan y

arji melanjutkan canda tawa sampai sore hari. Menjelang magrib mereka

uang untuk kebutuhan keluarga Udin. Hari berganti minggu, udin sudah tidak mend

a juga ia pergi menjual hasil jerih payahnya tetap bersama Udin, setelah mendapat

n seperguruan dan menagih uang kepada sarji, si tuan rumah sendiripun sudah menyiapkan sejumlah uang untuk melunasi hutangnya kepada Ronald. Bahkan dalam du

i utangnya kepada R

emannya sudah berhasil, kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung sendi

i semakin siang semakin banyak yang datang, denga

orang-orang pad

u buat acara empat puluh harinya

ena apa Ji," Tany

l nald," jawab s

ng dari tadi kam

kamu sekarang sudah tahu sendi

Kemarin habis tujuh harinya,” Kata

ald?," Tany

nggal? Kena apa nald?,

Ji, " jawab

dengan cerita bapaknya sendiri yang meninggal. Mereka berdua merasa sedih karena ada kesamaan dalam nasib yang hampir bersamaan. Tapi ada sesua

lahan Ronald membujuk Sarji melakukan hal itu agar kekayaan sarji yang didapa

erpikir ada benarnya juga pendapat dan tawaran Ronald ini. Mereka berdua sepakat kerjasama akan d

irumah pemiliknya perdebatan panjang tawar menawar sewa antara sarji dan pemilik sangat lama. Sampai akhirnya sore ha

ga, keesokan hari Udin membersihkan toko dan gudang dibantu para pekerja lain

epakat untuk beker

barang yang bersifat fabrikasi. Tak begitu lama toko sarji seminggu kemudian dib

rta tempanya yang terbilang strategis. Usaha yang pada awalnya hanya sebaga

akin meningkat pesat, kebahagiaan ditahun pertama keluarga Sarji semakin terlihat. Mulai

nahnya semakin bertambah. Sarji juga membeli beberapa sawah didaerahnya, dengan berta

asi semua hutang-hutangnya. Dengan kesuksesan Sarji sikap Udin selama itu juga tidak menaru

ian bapaknya Sarji sudah terlupakan oleh harta yang datang tiba-tiba serta melimpah. Tapi ibunya masih

au bude Karto tidak seperti biasanya. Pagi hari

demikian pagi itu. Pertama budhe menanak nasi terlebih dahulu

an perlahan dan hati-hati mengupas, memotong wortel, dan kentang kecil-kecil di atas talenan kayu, di tengah kegiatannya memotong semua sayuran yang hampir selesa

adi kecil-kecil seperti potongan sayuran. Melihat ular kecil sudah mati, bude Karto mengumpulkan potongan tubuh

ptasi dari Twitte

-potongan ular memanjang membentuk kepala dan ekor kembali, dari sekian banyak bagian potongan akhirnya menjadi

berkumpul banyak ular, di waktu kepalanya menunduk bude Karto kaget bukan kepalang. Karena hal yang

ya dengan cepat kepalanya naik sedikit untuk menggigit kakinya. Sada

a daya dalam pelariannya ke depan tak sadar

o berteriak meminta

nya Sarji dengan memegangi kedua bahu ibunya. “Itu nak banyak ular mengejar aku,

bunya tidak ada apa pun, da

rto ikut melihat di belakangnya ternyata ular-ular kecil tadi sudah tidak ada, saat perasaan b

ng memegangi kaki kanannya. “Sebentar bu, anda du

elihat dengan cermat dan perlahan. Sekian kali diamati dengan mata sarji sangat de

nya satu tahun yang lalu, dalam keadaan panik dan sedih ia langsu

ruh tubuhnya. Dalam kondisi kesakitan, ibunya dibawa dengan cepat oleh sarji dan istrinya ke dokter. Waktu d

rumah. Sampai di rumah Ibunya dibaringkan di tempat tidur kamarnya, dan dijaga oleh istri Sarji. Seme

dikagetkan dengan banyak orang yang sudah memenuhi rumah Sarji, dan tangis p

i dalam rumahnya. Ia melewati beberapa kerabatnya dan menepuk pundak Sarji dengan mengatakan “Yang sabar Ji," Setelah tib

Sarji langsung dikebumikan. Dari sinilah kekacauan hid

ibu mertuanya. Dari hubungan kekeluargaan, beberapa kerabat ikut menginap di

rumah mereka yang mewah kini diisi dengan kesedihannya. Dari sorot mata yang sayu dia

pukul dengan kejadian yan

g menginap ikut membantu untuk acara keagamaan di malam hari. Hari terus berjalan se

ak Sri ini juga adalah tetangga belakang rumah, istrinya Udin. Merek

waktu tidak terlalu malam sekitar jam sepuluh. Retno dan Sri serta ket

berdua ke gudang, karena ada banyak barang yang datang dan harus masuk

pak." Panggilan ini berulang kali sehingga Retno yang mulai jengah dengan suara-suara panggilan ini, deng

g dapur, sampai akhirnya Retno menyibak pelan tirai dapur yang menutupi jendela bersekat kaca bening.

berjalan di tengah dapur suara panggilan itu muncul lagi. Kali ini Retno sudah

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka