icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CEO

Bab 8 Tidak ada restu

Jumlah Kata:1107    |    Dirilis Pada: 16/09/2022

ka setiap ujung ruas tanah di bumi menghitamkannya perlahan. Kala takbir panggilan

di ujung barat bumi. Ketika itu rembulan putih pucat tertutup

ojokembang termasuk jua ikut tersapu malam mengubah terang ke arah gelap. Di ujung sela

lah selatan. Menghadap barat tampak sederhana namun asri dengan beberapa tan

lah magrib menjelang kini ia memiliki kegiatan baru. Yakni duduk termenung di kursi panjang buah tangan sang bapa

ji kemarin siang. Dimanah iya harus datang besok untuk melaksanakan akad nikah s

s terang permintaan sang calon mertua. Tak sanggup rasanya ia menahan kemarahan sang bapak yang s

jauh dan berpikir keras bagaimana cara ia merangkai kata dengan baik tanpa sala

us dalam kerongkongan namun tak seperti biasanya. Kopi hitam pahit kesukaannya kini tak lagi me

p pekat rokok yang ia hisap. Kali ini sama dengan kopi yang serasa hambar. Isapan rokok di bib

irih parau bercampur lelah di mat

., Eh

bawa segelas kopi hitam ditangan dan tersenyum simpul. Mungkin sudah sedari tadi Pak Jaka Aji memp

uk," ucap Pak Jaka me

s meminta ijin ini Si Bapak," tim

ete

ejenak memutar cangkirnya oleh Pak Jaka. Mencari pegangan cangkir agar

crek,

ah tempat penyimpanan garam di bibir Pak Jaka Aji yang sema

t pertanyaan terlontar dari mulut P

ara musuh saat perang dunia kedua selalu pas sasaran. Begitu jua pertanyaan dari Sang Bapak ka

berucap dari bibir Sam yang tiba-tiba kaku sehingga

ini tak mampu lagi menatap tenang mata sang bapak seperti biasanya. Dan seakan seperti tak mau menurut bola ma

an bagai halilintar terus merongrong dada Sam dan terus meraih r

gah dada lalu menghembuskannya perlahan dari hidung. Demi mengumpulkan

ni Pak Darmaji. Kata beliau besok aku harus datang untuk melaksanakan akad secara agama yang di nikahkan oleh kiai. Katanya

at bermakna bagi Sam yang semakin tenggelam den

a tampak berair penuh emosi menatap semu ke depan tangannya meraih cangkir berisi seduhan kopi yang tinggal separuh. Kembali k

mana. Aku mengerti maksud dan tujuan dari Pak Darmaji dengan maksud khawatir kalau-kalau kalian berdua melakukan zina atau satu hal yang tak diinginkan. Tapi apa kau yakin

yandarkan kepalanya di atas kursi panjang depan

kau mampu melewatinya," ucap

dahulu ya Nak sudah jangan terlalu dipikirkan," kata Pak Jaka seraya kembali masuk ke dalam rumah. Sambil membawa cangkir bekas kopi yang suda

aku akan pergi ke rumah Jingga untuk melaksanakan akad secara agama walau tanpa restumu," u

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka