CEO
kmati sebatang rokok dan segelas kopi hitam. Ma
uat pagi ini. Lekas ia kembali melanjutkan u
Ibu tetangga yang kebetulan lewat di depan rumah. Set
" ramah Sam menimpali sapaan ringan para tetangga
Ibu-Ibu tetangga yang satunya lagi yang be
muda. Tidak pernah memedulikan omongan orang lain. Bahkan ia tidak pernah ikut campur urusan ora
angga tentangnya. Sering Sam memergoki para Ibu-
g mengerumuni tukang sayur. Sam sering mendengar p
h, mobil bagus dan motor sport. Tapi belum punya pasang
hnya selama ini. Sekarang dia jua telah memiliki rumah sendiri yang ia beli setahun lalu di pusat kota Jombang. Bah
a rumah produksi Ibukota. Tapi entah mengapa ia lebih suka mengendar
ujar Nurman seorang sahabat karib yang ia
u membantu Sam untuk membesarkan cita-citanya sebagai penulis terkemuka. Sekaran
i samping rumah Sam. Sam membeli
l satu kotak penuh," ujar Sam mulai menggoda sahabatnya
perhatikan, ada yang membuatkan bekal makan siang. Anu Sam istriku l
Nurman. Walau Sam tahu kalau kata-katanya pasti akan dibalik sebuah
lam aku yang temani kamu buat nyanyikan lagu nina bob
gkat," ucap Sam lalu naik ke atas motor bebek miliknya mema
Mereka berdua mulai melaju sealur roda dua motor bebek yang mereka tungg
an. Berbincang antar sahabat tentang perjuangan mer
memakai mobil saja seperti kebanyakan Bos-Bos pemilik pabrik di luaran sana? Mana kamu berpakaian tak selayaknya Bos. Mana ada Bos pemilik pabrik seperti sah
kalau bergaya mewah seperti yang kau katakan malah risi Man," ucap Sam sambil menghentikan laju
beknya arah lurus. Sambil mengulurkan sebungkus rokok pada Bapak-Bap
m," teriak Si Bapak
ya Nurman kembali kali ini rupanya ia khawatir
ih doyan lah, kau kira aku laki-laki tulang luna
ahun. Kamu ini loh ya sudah mapan, malah Bos besar. Menunggu apa lagi Sam di pabrik l
um ada yang cocok saja Bro," jawab Sam mulai membelokkan l
cantik dan Seksi, rupanya menaruh hati padamu. Kenapa enggak kamu sikat saja
-ada saja," jawab Sam mulai mengendarai
sapa beberapa
awab Sam ters
tadi," cetus Sam menepikan motornya d
pan, Dinda buatkan kopi ya?" ucap Adinda berla
ang berdiri pas di depan dua gedung produksi pabriknya. Adinda t
k lama-lama tidak luluh juga," celetuk
riak Dinda berlari menyusul S
rea pabrik. Tepatnya di d
paruh baya bersila di depan Dukun di dalam
engacuhkan putri Anda tadi?" ucap Mbah Dukun melihat suasana kan
cinta sampai bertekuk lutut dengan putri saya," p
alah gampang," jawab Mba