Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta
n wajah yang bukan main itu saling mengobrol ringan sembari menggoda satu sama
a ini amat sangat menyejukkan matanya. Bagaimana tidak jika Adrian dan Kevin sama-sama mempunyai wajah rupawan dan juga da
Pesona mereka juga sungguh tidak bisa dihiraukan begitu saja. Kalau begini ceritanya, Elea sebagai wanita yang normal tidak t
Mikirka
ada," jawabnya sembari menyesap minuman berwar
ak melihat satupun kamera di sini." Kevin
kan beda lagi, dari jauh saja sudah terlihat ada banyak kamera di san
elain mereka bersepuluh, tetapi ada begitu banyak kamera yang sudah terpasang. Elea harus siap akan priv
, ia kemudian mengedikkan kepalanya dan berjalan lebih dulu ke arah tuju
lainnya bergabung menjadi satu. Elea kemudian memutar kepalanya lagi, menghadap ke Adrian yang masih berdiri dide
h delapan orang yang kini memusat
ngannya. Hanya saja, rasanya ini masih terlalu cepat, jadinya malah sedikit awkward
mengapa mereka tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Elea pun mengukir senyum kecil di bibirnya. Hanya saja, senyum itu sedi
g wanita dengan mini dress berwarna kuning cerah yang
semua orang di sana dan ia akui ia memang belum tahu siapa nama mereka
asing-masing sebelum intruksi datang. Ya, kan?" Arabella
i menarik Elea berdeham dan tersenyum tipis ya
wanita di sini memang sudah tampak dewasa semua, sesuai dengan umur mereka. Elea ja
eya, um
ace, um
telunjuknya mengacung ke arah Grace. "Kau sama sekali ti
ocok dengan umurnya, ia terlihat jauh lebih muda. Tidak heran j
alanya. "Aku kelahiran tahun 92,
celetuk Kevin yang disambut
lkan, aku Arabella dan umurku 26 tahun. Sepertinya aku yang termuda, ya
eseorang lagi, by the way." Azalea meng
a mata mengarah padanya, ia juga membasahi bibirnya yang te
menertawai percaya diri Arabella yang terlalu tinggi tadi dan juga
tidak begitu jauh," ujar
epan tubuhnya. "Bagaimana pula denga
laupun sebenarnya menjadi yang termuda itu menyenangkan. Tapi kalian tid
u singkat. "Kau denganku juga masih muda dirimu. Jadi tidak usah dipikirin. Umur hanya angka, tida
ekarang giliran para pria yang mengenalkan diri. Ayo cepat, aku tidak sabar mengingat nama
imanya punya bentuk tubuh yang bagus juga wajah yang rupawan, sepertinya mustahil mereka
kai kemeja bermotif daun khas musim p
u harap diantara kalian ada yang lebih tua
eya mengusap pe
mua." Adrian memberi senyum manisnya, sepe
menatap Grace, matanya bersi
berteriak saking senangnya. "Oke lanjutkan," ujarnya ke
Elea berdesir. Pria berkemeja putih yang tampaknya akan menjadi yang terpopu
s dari sosok pria itu, sudut bibir mereka juga tertarik dan tangan yang saling meremas, mungkin
ella bergumam begitu pelan, hin
Eth
juga Freya semakin tert
ta
ut menyadari fakta jika Ethan satu tahun di bawahnya. Tapi bukankah umur hanya angka? Lagipula hanya berbeda satu tahu
than dengan mata penasaran. "Siapa diantara para gadis ini yang p
berseru. "Akan lebih cocok jika
njawab cukup cuek, sembari menyesa
birnya yang berwarna soft pink itu tertarik.
carakan nanti. Aku rasa ini akan menarik karena diant
yang tahu hal itu tidak boleh berlangsung lebih lama pun akhirny
Max menatap semuanya sesaat. "
an juga senyum yang mengembang lebar. Dia adalah Azalea. Wanita itu sedari awal mema
ngungan yang lainnya. Masih tidak ada aba-aba
o, s
ejutkan mereka semua. Mereka mengedarkan pandangan kesa
yang be
h berbentuk tabung yang diletakkan di sebuah meja ke
buah pengeras suara?" Azalea mengernyit, ta
a pasangan tidur kalian. Dan jangan lupa, ce
baikan tangannya, ia juga mengambi langkah pe
ubuhnya dengan tangan yang mengepal. "Kau tidak begitu, Elea?"
. Sebaliknya, ia malah khawatir. Khawatir karena sedari tadi sejak ia datang kesini, jantungnya tida
au denga
asa bias
dengar jawaban Elea. "Jangan begitu. Kau sekarang ada di pul
adanya juga debaran itu tak kunjung hilang. Sampai tiba-tiba Elea merasa ada sesuatu yang menyangkut di rambutnya. Ia kemudian berhen
uka ra
yang memelintir ujung rambutnya, dan hal ini bukan pertanda
kamar itu ada lima. Kau sudah me
tahan mendengarnya. Seperti ada yang berat didalam suara itu. Dan sepertiny
ella sendiri yang mengatakan kalau mereka harus bersenang-senang di sana. Dari
ea dengan lekat dan bibirnya menipis membentuk senyum kecil. Kedua mata Et
elapak tangannya basah karena keringat, belum lagi kegugupannya
kita ma
pat. Wajahnya mengernyit merasa malu dengan dirinya sendiri. Ia meny
mengernyit samar dan ia menghela nafas melalui mulutnya sebelum b
*