Terjebak Program Cinta Buatan Televisi Swasta
nya dan Emma sudah dari beberapa hari yang lalu menyerah. Alasannya karena Elea tampak baik-baik saja berpisa
hari ini? Cuac
dengan lahap. Ia duduk di kursi meja makan, menatap Elea y
?" Elea bertanya balik. K
maka kau mau pergi," jawabnya enten
s selempang yang tadi ia letakkan di at
au yakin? Nanti k
akai sun
k ingin a
id
. "Okey, hati-hati. Aku tidak mau mendengar berita 'seorang gadis kira-kira b
juga punya beberapa tekni
iya terserah kau saja." Ia kemudian mendongak menatap Elea
ut hitam bergelombang sepunggungnya di cermin dapur dan tersenyum menatap tampil
mati waktunya sendiri sesekali. Cuaca di luar memang cukup terik, tapi
tenang. Beberapa pohon yang sengaja ditanam di sepanjang pinggir ja
emori ponselnya. Ia kemudian melihat seberapa bagus kualitas gambarnya dan mendes
us. Alasannya membayang atau kepala
pemandangan saja, pikirnya. Mau dipotong juga tidak mungkin. Kepala pria ini secara kebetulan sejajar dengan ranting pohon yang terpen
nar-benar merasakan ketenangan yang luar biasa didalam hatinya. Sudah terbentuk rencana didalam kepalanya kalau nanti malam ia akan kembali ke jalan in
elum benar-benar berhenti di satu tempat. Elea belum begitu rabun untuk tidak b
yang tadi tertarik membentuk senyuman, sekarang surut dan terkatup rapat. Matanya mengedip, berharap dalam s
tahu apa artinya. Tapi, sulit dipercayanya jika masih ada rasa untuk Jamie. Ia padahal sudah amat yakin jika tak ad
ang tadinya retak, sekarang meledak dan hancur berkeping-keping. Sudah tidak diragukan lagi,
ersisa setitikpun. Hingga akhirnya ia memutuskan berbalik dan melang
gan mereka sudah berakhir, seharusnya ia tidak merasa terkhianati. S
ta yang berkaca-kaca. Kedua tangan Elea terangkat menutup wajahnya. Ia berpikir ulang apakah keputusannya menyudahi hubungan ini ada
ke dalam apartemen. Ia sengaja, memang ingin menunjukkan perasaa
yo duduk. Kau harus memberitahuku tentang apa yang terjadi.
erasaan tersensitifnya hingga akhirnya ia menangis lagi. Kali ini l
sana?" Emma mencercanya dengan banyak pertanyaan. "Kan aku
ta yang benar-benar merah
tahu aku sekara
tinya aku masih mencintai Jamie," ujarnya memulai. "Tadi aku melihat dia dengan Millie
ya langsung ke inti. Menghibur Elea juga tidak ada untungnya saat ini, karena faktanya hubunga
lututnya. "Aku tidak tahu," jawabnya jujur. "Aku tidak ingin ke
lupakannya." Emma mengusap lembut bahu Elea. "Waktu akan
atu agar aku cepat melupakannya," ucapnya dengan mata penuh tekad. "Akan bena
ia paham dan matanya melebar karena terkejut. "Maksudmu kau ikut ke dala
ada waktu untuk mene
lepas. "Tentu! Tentu masih! Kau serius, kan?! Biar aku teri
Aku s
juga mengambil ponselnya dan menghubungi nomor yang tertera disana. Emma begitu be
*
dur memejamkan mata dengan posisi masing-masing berada di sisi kiri dan sisi kanan ranjang. K
kiri, alias Delphi terbangun lebih dulu dari Ethan yang masih memejamkan mata di sisi kanan tempat tidur. Sel
u ada rapat, kan?" Delphi bersuara serak, memberitahu E
elihat ke arah jam raksasa di dinding didepannya dan m
awa sembari membalik tubuhnya menjadi terlungkup. "Tidak ada k
tu menit sebelum turun dari tempat tidur dan melangkah sant
dan tidak lupa untuk work out beberapa kali dalam satu minggu. Namun meskipun begitu, Delphi rasanya tidak bisa meningkatkan status hubungan mereka ke arah yang lebih
elompat dari tempat tidurnya. Ia bahkan tidak sempat melilitkan selimut di
anya tidak sabar. Ia menurunkan pandangannya kemudi
nya, tadi malam ia sedang bermain laptop ketika Ethan tiba-tiba data
akhirnya ia menemukan laptopnya tertutup terje
bersila dan menaruh laptopnya di pangkuannya. Ia dengan cepat mengakti
email, berarti antara ia atau Ethan yang terpilih
n membuka email itu. Ia membacanya dengan cermat dan akhirnya sampa
Alex-Al
ing berharap masuk. Tapi, tidak buruk juga karena setidaknya dari mereka berdua, salah satu
p tubuh bagian atasmu jika
pi ia tidak fokus hingga tidak menutup
ia menyadari ada sesuatu yang j
rah Ethan. "Aku baru saja mengecek email tentang program kencan itu, ka
lul
n senyum kecil di bibir
sudn
han yang sepertinya hendak menolak, suaranya menguat seketika. "TIDAK ADA PENOLAKAN! Kau harus ikut, Ethan.
terima
paling sedihnya. "Aku benar-benar berharap salah satu diantara kita berdua masuk ke
phi dengan lekat.
au tidak tahu jika tidak mencoba. Percayalah. Hanya empat belas hari, aku yakin kau bisa menemukan seseorang yang tepat.
Ada kemungkinan ia menemukan seseorang yang tepat di sana, tetapi bisa
r saja bagaim
Ia benar-benar senang. "Oke! Jadi, se
*