JANDA, MARRY ME!
m pada speedometer terus bergerak ke kanan. Andai tid
Andai ia adalah bom atom, sekarang adalah detik-detik menjelang
at dan gesit. Berjalan dengan kekuatan kilat seolah
?" tanya satpam itu sopan. Karena ia tak pernah bert
Si Janda itu a
Bingung siapa sosok yang dimaksud oleh pria ini.
suk. Tak peduli panggilan dan
uh kalian," geram Rendra karena
ndak kekerasan," jelas satpam tersebut.
belakang. Meski ini pertama kali ia masuk kantor Melda, tapi tak sulit menemukan letak ruangannya. Buktinya, sekarang ia sudah ada di depan ruangan direktur. Mengan
ncang dengan salah satu dewan direksi sempat terkejut, tapi dengan cepat ia menjadikan ra
malah marah-marah dan memaksa masuk," ungkap satpam ya
empat satpam itu mencapai pintu, Mel
n menyuruh menutup pintu karena itu menganggu privasi atau ingin rahasianya aman.
r
galihkan atensinya pada pria di hadapannya. "Ambil ini da
aman berpikir, Rendra akhirnya menemukan ide ini. Bahkan ia dengan cepat menjal
m lagi bentuk dan warna mata yang indah itu membuat Rendra tak berkedip. Raut wajah yang kebingungan dan imut me
dari laci meja kerjanya. Mengeluarkan suara yang tegas tapi merdu. Suar
Rendra. Pria itu mengangkat satu alisn
memperjelas ucapannya,
luh m
lalu menyerahkan pada Rendra. Menggesernya ke hadapan pria yang katanya kaya raya i
tuhkan harga dirinya. Wajahnya mengeras dan giginya bergemelatuk, berbun
rsalah atas ucapan yang keluar. Bahkan raut wajahnya tetap tenang
i hingga langit itu harus dibantai tanpa ampun. Memukul telak kepercayan dirinya dengan satu kali
sekali ka
," ucap Melda santai. Tangannya dilip
u harus memberikan seluruh hartaku untuk membeli harga dirimu, itu akan aku lakukan
ahkan sebelum ia maju. Diserang membabi buta sebelum ia mempersiapkan
aya raya, bergelimang harta, berwibawa, cerdas dan intelejen. Tak mungkin mundur dan mengaku
pa yang sudah ada di otakmu." Melda menyandarkan tu
"Kau tahu apa yang ada di otakku? Wah wah wah
Dua pasang obsidian itu terus saling tatap dan baru terp
alu beran
yang menyelimuti diri. Tatapan setajam pisau belati. Hawa panas bisa d
i-kali. Berteriak penuh emosi. Menyambar minuma
kira wanita itu akan ketakutan dan panik. Atau setidaknya gemetar dengan sorot mata yang tidak enak hati. Rendra salah, nyatanya Melda malah bersikap san
sesuatu untuk pelampiasan amarah dan kekesalan yang
kretaris. Ini masih pagi dan Rendra sudah berhasil m
dan pemikiran laki-laki yang ber
nikahinya?" tanya
enyandang status