JANDA, MARRY ME!
ari tadi ia pendam terus menerus ia keluarkan. Beruntung tersamarkan dengan bunyi air yang jatuh sehin
i berubah menjadi mantan calon suami. Namun, karena tidak sekali d
tatus yang kini ia sandang. Ia manusia biasa yang ingin bahagia
agai masyarakat yang juga butuh teman dan sosialisasi? Bukan Melda orang sang janda, tapi perkataan orang-orang yang t
ya. Sudah berkali-kali ia mencoba pergi diam-diam, tapi mertuanya selalu menahannya. Menyuruhnya untuk menetap dan menj
sebagai anak untuk menahan dirinya, tapi apa mertuanya tidak tahu diluar sana ba
ga di tuduh sengaja membiarkan mertuanya hidup karena ia membutuhkan ta
juga pada sikapnya. Meskipun jutaan kali Melda menampik. Benar apa kata pepata
udah cukup tangisannya hari ini. Ia tak mau membebani mertuanya yang sudah ia anggap sep
elihat mertuanya sudah ada di ranj
ihat menantu yang sudah ia anggap anak sendiri itu
meyakinkan jawabannya sendiri. Karena jawaban itu keluar secara spontan. Ia b
epuk ruang di se
meluknya. Bahkan tak lama setelah itu terdengar isakan. Air yang keluar merembet membasahi hand
cap dari bibir mertuanya. "Maafkan Mama. Mam
ng terluka akan ucapan Rendra. Ia pikir, mertuanya bersifat egois. Ia pikir mertuanya sudah lelah menam
akan menyetujui usul ini." Melda mengangkat tangannya mengelus
Hanya kamu yang kami milik
rtemu dengan Aldo yang sempurna. Lalu, Aldo pergi menghadap sang pencipta dan ia tak punya siapapu
galin Mama apapun yang
kasih,
an kasih sayang, di sini
k akan merestui. Dia bukan pria baik dan
nya membentuk sebuah senyuman. "Ingat kata dokter, Mama tidak boleh te
taku
as Mama bangun, Melda
lalu menghormatinya. Melda butuh orang tua untuk berbagi keluh kesah dan seseorang yang me
ung saat tangannya malah bergerak mengambil kemeja milik suaminya yang masih tertata rapi di lemari. Menarik baju
hidup baru. Meski status janda tetap ia sandang, setidaknya ia akan nyaman denga
❄
, Pa,
, Say
merhatikan menantunya yang tengah mengoles
lda mau pakai tepung lain deh, Pa. Tepung yang biasanya kita pakai itu semakin lama
ung lain, kamu harus melakukan test
nya menghangat. Mungkin dia memang kehilangan Aldo anak kandungnya, tapi Melda sa
pabrik, keuangan selalu bergerak naik dan tak pernah ada kesalahan. Bagi Rima menantunya itu wanita spesial yang dikirimkan tuhan untuknya. Mengga
kala melihat roti di hadapan mereka masih utuh. "Pa
h Rudi. "Mak
si goreng dari M
Mama yang buatin," ucap Rima beranjak ke dapu
gguin aja. Melda juga nggak kebu
kan pada kita. Kita akan selalu mendenga
a,
an tadi malam tak
ma ka