icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Suka Kamu, Tapi ....

Bab 3 Prasangka

Jumlah Kata:1816    |    Dirilis Pada: 20/08/2022

ng, wajah bulat telur, hidung mancung, bibir tipis, rambut ikal bergel

nya sejak SMA. Ia tak tahu persis kesalahan apa yang sudah diperb

en

idengar saat memasuki halaman se

ebagai teman, ia merasa

nya menghilang. Pikirannya mulai berisi dugaan apa yang akan terjad

ahi tubuh sena. Seluruh seragamnya basah, b

pa yang seda

terjun. "Bukannya kalian yang harus jelaskan padaku

ya tertawa. Tepatnya menertawak

aja song

siswa menimpali dan dii

dengannya. Namun, diplester. Maka deng

ang sudah terjadi, setia

an. Mereka semua mengelilingi Sena dua kali seperti peman

g sebenarnya terjadi. Saat tersadar karena bunyi bel, lekas dip

aian separuh basah. Pasti nanti saat pelajaran kedua, pakaia

ti biasa. Hanya saja tidak ada Adit

mejaku ke ma

na menganggap Sena tidak ada. Mereka masih ayik berbin

bahu Adit yang duduk

atap Sena penuh kemarahan, seolah Sen

jaku nggak? Kok, me

iling sebelum kembali menoleh p

apa?" tanya Se

i ke sekolah dan belum berbicara dengan siapapun-kecuali

seolah kami yang salah? Kamu

rena takut. Saat berbalik untuk lari keluar kelas, tiba-tiba pintu menghilang. Teman-temannya ju

k!" Sena ber

model dan lainnya masih tersusun rapi di rak dekat pintu masuk. Meja belajar yang telah beralih fungsi menjadi tempat meletakan

...

peluh di keni

lantas berdiri dan membuka pintu. Ia duduk saja di tepi

pa teriak?

tak mau membiarkan Mama masuk dan mulai mengomel segala hal. Itu tidak akan membantunya kelu

Ma. Sena bai

Kamu kenapa sih kebia

mendesah dan beringsut mundur lagi ke tengah tempat tidur, menarik selim

au tidur!

u tidur malam ini. Se

aannya atas permintaan Mama. Ia men

uat Sena membuka pintu. Lalu kemudian i

g. Ia lega. Bukannya Sena tak mau ditemani Mama. Ia hanya tak

n dengan setiap nama yang pernah melakukan perundungan padanya. Mama menanyakan apa kesal

*

ka

as pesannya. Pesan pertama yang dikirimkan Senas ama sekali tidak digubris. Pesan kedua juga begitu. Karena itu Sena malas berharap. Mungk

a

karena dianggap terlalu berlebihan. Ia kemudian menunggu balasan selanjutnya dengan tak sabar. Sayang sekali, sampai Sena

lahan beberapa kali dalam pengambilan gambar. Wa

sedang ka

no. Ia segera menanyakan kenapa lama sekali pesan balasan sampai. Rono

acara reuni kemarin. Senan

li padanya saat SMA. Walau kepedulian Reno sama sekali tidak membuat perlakukan perundungan terha

bertemu

dah masuk ke kelas kembali. Sena mulai berkhayal bisa bersama Reno saat ini. Namun, semua itu hana

*

enarnya

hati sendiri b

itu

aling menyakiti s

atus galau seperti ini. Ia bahagia, tetapi juga r

api sampai di luar. Sena gadis yang ramah. Ia bisa cepat akrab den

. Gadis yang disukai Adit itu dengan cepat terlibat pembicaraan seru. Bahkan sesekal

tahukan siap

a dan pemuda itu akhirnya berpisah beberapa menit lalu. Kini Adit dan Sena

isa akrab dengan dia

napa tidak boleh ak

polos menamp

ba ia mendapat firasat jika Sena sudah m

nya apa

menjawab, "Dia tanya soal perlombaan ilmia

a sedang bikin a

adar aku kasih tahu, tapi tenang

reka nggak akan jiplak ide ki

alu bisa dimanfaatkan. Adit lalu berdiri dan mulai mene

ru Adit sambil menarik Se

ntang perlombaan ilmiah itu menjadi masalah. Padahal dari obrolan tadi, pemuda te

lah, kamu pasti bakal

takan itu

a kalah, itu pasti bukan keberuntungan mere

*

sedan

i saat mendengarkan namanya dipanggil karena memenangkan penghargaan sebagai artis pendatang baru tahun lalu. Kegembi

g kamu hari

." Ia menjawab sambil terus m

lahirkan Sena tersebut berdiri dan mencoba mencari tahu apa

us, sana bersihkan badanmu da

uju kamar utama yang terl

ebelum berdiri dan naik ke lantai dua. Rayna mengikut

menata kembali beberapa barang yang baru keluar dari

gangguk. Ia lalu menjatuhkan diri di

uara Sena yang mengucapkan terima kasih de

bergumam di depan pintu kamar Sena yang telah te

di Sena yang

rang yang berbeda. Ia menemukan dirinya yang du

menjadi ora

ya. Ia lalu berpikir untuk lekas membersihkan riasan

atas kasur beberapa saat setelah mendengar notifikasi pesan masuk

mereka menyesal sudah memperlakukanmu dengan buruk. Kamu t

ertemu dengan Reno, bahkan bahagia saat mengobrol. Akan tetapi untuk kembali bersik

napa aku membenci Ad

n untuk menyel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Orang-Orang yang Tak Ingin Ditemui2 Bab 2 Reno3 Bab 3 Prasangka4 Bab 4 Fans5 Bab 5 Bertemu Reno6 Bab 6 Asal Mula7 Bab 7 Senyummu Itu Cukup8 Bab 8 Tentang Adit9 Bab 9 Maafkan Aku10 Bab 10 Satu Kesempatan yang Diberikan Tuhan11 Bab 11 Aku Masih Menyukaimu12 Bab 12 Sahabat dan Luka di Antaranya13 Bab 13 Tersangka14 Bab 14 Saksi Mata Lain15 Bab 15 Pengakuan16 Bab 16 Sesuatu yang Terasa Lain17 Bab 17 Rencana Sena18 Bab 18 Saat Tahu Ternyata Begitu Mencintainya19 Bab 19 Bahagia20 Bab 20 Makan Malam Tidak Menyenangkan21 Bab 21 Sena, Reno, dan Mama22 Bab 22 Tak Mau Mengaku23 Bab 23 Rasa yang Berbeda24 Bab 24 Deal25 Bab 25 Pengalan Ingatan26 Bab 26 Semakin Jelas27 Bab 27 Hal Pertama yang Harus Dilakukan28 Bab 28 Berbaikan29 Bab 29 Pertemuan Empat Mata30 Bab 30 Ini Kencan, Kan 31 Bab 31 Bioskop dan Hantu32 Bab 32 Menipu33 Bab 33 Tertangkap34 Bab 34 Cemburu35 Bab 35 Hilang36 Bab 36 Sesuatu di Dalam Gudang37 Bab 37 Pertengkaran yang Indah38 Bab 38 Kesalahan39 Bab 39 Tidak Bernapas40 Bab 40 Mayat Dalam Bagasi41 Bab 41 Kabar Buruk42 Bab 42 Di Balik Jeruji Penjara43 Bab 43 Bukti yang memberatkan44 Bab 44 Masa Kecil Monik45 Bab 45 Keinginan Sena46 Bab 46 Jangan Pernah Menemuiku Lagi47 Bab 47 Bahu untuk Bersandar48 Bab 48 Ingatan yang Kembali49 Bab 49 Kenapa Harus Sena 50 Bab 50 Di Luar Rencana51 Bab 51 Aku Tidak Akan Menemuimu Lagi52 Bab 52 Lelaki yang Tidak Dicintai53 Bab 53 Dia dan Adit54 Bab 54 Jangan Ganggu55 Bab 55 Kecemburuan Adit56 Bab 56 Perasaan yang Kita Rasa57 Bab 57 Bantuan58 Bab 58 Mencari Alasan Tindakan Sena