Aku Suka Kamu, Tapi ....
ng, wajah bulat telur, hidung mancung, bibir tipis, rambut ikal bergel
nya sejak SMA. Ia tak tahu persis kesalahan apa yang sudah diperb
en
idengar saat memasuki halaman se
ebagai teman, ia merasa
nya menghilang. Pikirannya mulai berisi dugaan apa yang akan terjad
ahi tubuh sena. Seluruh seragamnya basah, b
pa yang seda
terjun. "Bukannya kalian yang harus jelaskan padaku
ya tertawa. Tepatnya menertawak
aja song
siswa menimpali dan dii
dengannya. Namun, diplester. Maka deng
ang sudah terjadi, setia
an. Mereka semua mengelilingi Sena dua kali seperti peman
g sebenarnya terjadi. Saat tersadar karena bunyi bel, lekas dip
aian separuh basah. Pasti nanti saat pelajaran kedua, pakaia
ti biasa. Hanya saja tidak ada Adit
mejaku ke ma
na menganggap Sena tidak ada. Mereka masih ayik berbin
bahu Adit yang duduk
atap Sena penuh kemarahan, seolah Sen
jaku nggak? Kok, me
iling sebelum kembali menoleh p
apa?" tanya Se
i ke sekolah dan belum berbicara dengan siapapun-kecuali
seolah kami yang salah? Kamu
rena takut. Saat berbalik untuk lari keluar kelas, tiba-tiba pintu menghilang. Teman-temannya ju
k!" Sena ber
model dan lainnya masih tersusun rapi di rak dekat pintu masuk. Meja belajar yang telah beralih fungsi menjadi tempat meletakan
...
peluh di keni
lantas berdiri dan membuka pintu. Ia duduk saja di tepi
pa teriak?
tak mau membiarkan Mama masuk dan mulai mengomel segala hal. Itu tidak akan membantunya kelu
Ma. Sena bai
Kamu kenapa sih kebia
mendesah dan beringsut mundur lagi ke tengah tempat tidur, menarik selim
au tidur!
u tidur malam ini. Se
aannya atas permintaan Mama. Ia men
uat Sena membuka pintu. Lalu kemudian i
g. Ia lega. Bukannya Sena tak mau ditemani Mama. Ia hanya tak
n dengan setiap nama yang pernah melakukan perundungan padanya. Mama menanyakan apa kesal
*
ka
as pesannya. Pesan pertama yang dikirimkan Senas ama sekali tidak digubris. Pesan kedua juga begitu. Karena itu Sena malas berharap. Mungk
a
karena dianggap terlalu berlebihan. Ia kemudian menunggu balasan selanjutnya dengan tak sabar. Sayang sekali, sampai Sena
lahan beberapa kali dalam pengambilan gambar. Wa
sedang ka
no. Ia segera menanyakan kenapa lama sekali pesan balasan sampai. Rono
acara reuni kemarin. Senan
li padanya saat SMA. Walau kepedulian Reno sama sekali tidak membuat perlakukan perundungan terha
bertemu
dah masuk ke kelas kembali. Sena mulai berkhayal bisa bersama Reno saat ini. Namun, semua itu hana
*
enarnya
hati sendiri b
itu
aling menyakiti s
atus galau seperti ini. Ia bahagia, tetapi juga r
api sampai di luar. Sena gadis yang ramah. Ia bisa cepat akrab den
. Gadis yang disukai Adit itu dengan cepat terlibat pembicaraan seru. Bahkan sesekal
tahukan siap
a dan pemuda itu akhirnya berpisah beberapa menit lalu. Kini Adit dan Sena
isa akrab dengan dia
napa tidak boleh ak
polos menamp
ba ia mendapat firasat jika Sena sudah m
nya apa
menjawab, "Dia tanya soal perlombaan ilmia
a sedang bikin a
adar aku kasih tahu, tapi tenang
reka nggak akan jiplak ide ki
alu bisa dimanfaatkan. Adit lalu berdiri dan mulai mene
ru Adit sambil menarik Se
ntang perlombaan ilmiah itu menjadi masalah. Padahal dari obrolan tadi, pemuda te
lah, kamu pasti bakal
takan itu
a kalah, itu pasti bukan keberuntungan mere
*
sedan
i saat mendengarkan namanya dipanggil karena memenangkan penghargaan sebagai artis pendatang baru tahun lalu. Kegembi
g kamu hari
." Ia menjawab sambil terus m
lahirkan Sena tersebut berdiri dan mencoba mencari tahu apa
us, sana bersihkan badanmu da
uju kamar utama yang terl
ebelum berdiri dan naik ke lantai dua. Rayna mengikut
menata kembali beberapa barang yang baru keluar dari
gangguk. Ia lalu menjatuhkan diri di
uara Sena yang mengucapkan terima kasih de
bergumam di depan pintu kamar Sena yang telah te
di Sena yang
rang yang berbeda. Ia menemukan dirinya yang du
menjadi ora
ya. Ia lalu berpikir untuk lekas membersihkan riasan
atas kasur beberapa saat setelah mendengar notifikasi pesan masuk
mereka menyesal sudah memperlakukanmu dengan buruk. Kamu t
ertemu dengan Reno, bahkan bahagia saat mengobrol. Akan tetapi untuk kembali bersik
napa aku membenci Ad
n untuk menyel