icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ketika Hujan Turun

Ketika Hujan Turun

icon

Bab 1 Kenangan Saat Hujan

Jumlah Kata:1711    |    Dirilis Pada: 03/08/2022

HUJAN

usanti Pel

enangan

up. Tampak di barat, Matahari terbenam dengan sinarnya yang kemerah-merahan.

Ryan. Perlahan-lahan Ira menghampiri jendela kamarnya dan memandangi hujan yang turun. Ia mencoba mengingat kembali memori itu. Memori tenta

yan sudah banyak mengajarkannya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya. Ira sangat bersyukur bisa mengenal Ryan, mencintai dan dicintai olehnya. Ira sangat beruntung bi

sai mengikuti ekstra kulikuler basket di sekolah, Ira beristirahat dan bermaksud untuk pulang ke rumah namun ti

rimis yang berjatuhan membasahi dedaunan. Tak terasa ada seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. Dia

, Ir?" tanya

asih gerimis," sahut Ira perlahan s

sedikit kan e

hujan bisa-bisa penyakit demam

Ryan cukup puas mendengar jawabannya. Ryan memandangi langit. Tak terasa gerimis pun mulai mered

h. Perlahan Ryan menuju area parkir di samping gerbang sekolah itu.

wat di jalan itu. Namun sayang sejak tadi ia berdiri di sana, ia belum menemukan satu taksi pun yang lewat. Keban

pulang kalau begini

n motor. Ia pun menoleh. Dilihatnya Ryan yang sedang mengendarai motor, ber

ksi ya, Ir?" tan

u taksi. Kamu mau pulang ya,

g. Yuk bareng aku aja, biar a

ima atau tidak tawaran dari Ryan. Ira tampak bing

aku naik taksi saja nanti," uj

Enggak apa – apa kok, aku siap mengant

k gadis orang kok," kata Ryan mantap. Menco

p Ira tidak enak. Ia tidak ingin Ryan

merepotkanmu,"

u aku senang bisa membantumu. Lagian hari hu

g dikatakan Ryan barusan. Sebaiknya aku

mu memaksa. Aku mau

o naik ke motorku,"

u. Setelah ia duduk, Ryan pun melajukan motor itu

rjalan di tengah gerimis yang mulai mereda. Di sanalah awal

dan lembut begitu pas dipadukan dengan Ryan yang berwajah tampan dan berkarisma. Tak hanya itu tubuh atletis Ryan juga sangat mendukung. Postur tubuhnya yang ti

annya, pemberian ayahnya semasa muda dulu. Di depan pintu

rdengar suara Ryan d

angkan ayahnya sudah tidak ada lagi, meninggal lantaran tertembak saat bertugas di Palestina. Ayahnya adalah seorang tentara di salah satu kesatuan di Indonesia yang ditugaskan ke luar negeri dalam

jumpainya Ryan sedang menunggunya d

riku keluar juga,"

itu. Ia pun berkata," Iya pangeran! Pangeran

osan menunggu tuan putri

ri, tentu saja t

k ini!" goda Ryan sembari tersenyum. Senyumnya sangat mani

Pangeran akan selal

putri tidak perlu

a pergi pangeran. Nanti kita t

k ya ke kuda putihku ini," ujar Ryan

ke motor Ryan, ia

n sembari menghidupkan motornya, be

an jalan saja," pinta Ir

sekarang. Pegang yang kuat ya tuan pu

tegas Ira membal

anyak hal yang mereka bicarakan salah satunya tentang perguruan

mana?" tanya Ryan perlahan sambil tetap fok

yan, aku anak tunggal di keluarga Imran Cik Nang, sedangkan ayahku, sudah meninggal saat misi perdamaian

pai- sampai tidak menyuruhmu pergi jauh mesk

sudah membekas di hati ibuku. Mungkin ia sedikit trauma akan hal itu. Menjadi posesif

bnya ibumu melarang kamu untuk k

un maklum dengan

ijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya. Namun impiannya itu harus ia kubur da

au kuliah di mana? Apa mau kul

a di sini. Kalau tahun depan beliau masih kerja di sini, kemungkinan besar sih kuliah di sini," ujar Ry

mau kuliah di universitas m

i ITB, Ir! Aku suk

rbaik dan terkenal di Bandung. Ternyata pil

" Ryan bertanya pada Ira

lucu. Dia tipikal yang humoris. Kalau kamu dekat den

k yang bernama Cecep itu. Kapan – kapan kamu ke

nanti aku k

ngomong Ayahmu kerj

i dengan pekerjaan yang dilak

ogya yang dipindah tugaskan ke sini. Ayah

Ayahmu tugas di sin

ima tahun atau selamanya. Mudah - mudahan saja, ayahku kerja d

ja begitu ya Ryan,"

sekolah. Mereka sudah sampai di sekolah yang dituju. Segera Ryan mema

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kenangan Saat Hujan2 Bab 2 Suasana di Sekolah3 Bab 3 Guru Muda yang Memesona4 Bab 4 Teman dari Kampung5 Bab 5 Dua Sejoli6 Bab 6 Lima Sahabat7 Bab 7 Telepon dari Kakek8 Bab 8 Pembahasan di Kelas9 Bab 9 Sebuah Rahasia10 Bab 10 Tumbang11 Bab 11 Sepucuk Surat Izin12 Bab 12 Membesuk Ryan13 Bab 13 Menyembunyikan Kebenaran14 Bab 14 Lekas Sembuh Ryan15 Bab 15 Cerita Untuk Ryan16 Bab 16 Kembali Ke Sekolah17 Bab 17 Kejutan yang Gagal18 Bab 18 Hobi yang Menyenamgkan19 Bab 19 Berlatih Bersama Sahabat20 Bab 20 Kedatangan Kakek Dari Yogya21 Bab 21 Sesuatu yang Tak Terduga22 Bab 22 Ayah, Kakek di Mana 23 Bab 23 Perjalanan Menuju Rumah24 Bab 24 Sekantong Oleh - oleh dari Yogya25 Bab 25 Prank Untuk Ryan26 Bab 26 Melepas Rindu27 Bab 27 Percakapan di Meja Makan28 Bab 28 Coklat Untuk Kekasih29 Bab 29 Persiapan Tim Elang Biru Sebelum Pertandingan30 Bab 30 Menuju Gedung Olahraga31 Bab 31 Kemenangan Ryan dan Tim Elang Biru32 Bab 32 Kembali Tumbang33 Bab 33 Ke Rumah Sakit34 Bab 34 Pertolongan Untuk Ryan35 Bab 35 Operasi Untuk Ryan36 Bab 36 Setelah Operasi 37 Bab 37 Sesaat Sebelum Kritis38 Bab 38 Napas Terakhir 39 Bab 39 Dibawa Pulang40 Bab 40 Firasat Seorang Wanita41 Bab 41 Berita Duka42 Bab 42 Senin Kelabu43 Bab 43 Melepas Ryan Untuk yang Terakhir Kalinya44 Bab 44 Doa Untuk Ryan45 Bab 45 Ira yang Down46 Bab 46 Pergi ke Rumah Sahabat47 Bab 47 Sahabat Sejati48 Bab 48 Curahan Hati Ira49 Bab 49 Memberikan Solusi50 Bab 50 Kembali Bangkit51 Bab 51 Keceriaan Bersama Sahabat52 Bab 52 Warung Bakso Favorit53 Bab 53 Syukuran Kecil di Rumah Ira54 Bab 54 Persiapan Sebelum Ujian Nasional55 Bab 55 Mengikuti Ujian Nasional56 Bab 56 Hari yang Mendebarkan57 Bab 57 Obrolan Seputar Ujian58 Bab 58 Masa Penenangan59 Bab 59 Rencana Setelah Kelulusan