Terpenjara Cinta Sang CEO Kejam
dan pelecehan dari pria yang kini mengurungnya di kamar utamanya itu. Vallen masih mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Tadi pa
karena ancaman setelah diberikan penyiksaan dan pelecehan, tidak mungkin Vallen sampai ber
as ranjang mewah. Bahkan, Morgan menyiramkan segelas air pada wajah
an tubuh gemetar memandang Morgan yang saat it
u hanya ingin melupakanku?" tanya Morgan dengan tatapan
pa kau membawaku ke sini?" Vallen ma
at ingin menguji k
lilitkannya di telapak tangan, kemudian dengan sekali hen
g kau lakukan?" teriak Vallen dengan menahan rasa s
aikkan sebelas alisnya. Morgan menguatk
ila? Aku bahkan tidak tahu apa salahku!" teriak Vallen menc
Morgan bertambah saat ia mendengar Vallen bertanya apa salahnya. Morgan tidak akan pernah menyakiti seseorang
kasar lagi padanya dan mau mendengarkan permohonannya. Namun, belum lama wanita itu merasakan lega, sebuah tarikan di pakaiannya membuat Vallen beru
tangan dan memandang Morgan dengan raut wajah ketakutan. Vallen tidak pernah mengira bahwa Morgan akan melakukan hal itu padanya. Dengan gerakan lambat, Vallen beringsut
njauh dariku!" teriak Vallen m
n bisa merasakan deru napas yang dihembuskan oleh pria itu. Terasa hangat menyapu wajah Vallen dan sempat membuat wanita itu hampir terbuai oleh aroma na
ang sudah kau lakukan di masa lalu? Apa aku harus mengingatkanmu untuk hal
kau salah orang. Aku bukan Vallen yang kau maksud! Ada banyak nama Vall
atmu mengingat siapa diriku!" ujar Morgan deng
kanyakannya. Di depan mata kepalanya, Vallen melihat batang kemaluan Morgan yang sudah mengacung tegak seakan sudah bersiap untuk ke dalam lobang surgawi seorang wanita. Namun, bukan hanya
mbuatmu semakin mengingatnya dengan jelas," ucap Morgan dan m
dari bawah tubuh Morgan, meski tetap saja semua sia-sia. Tenaga Vallen tak sebanding dengan tenaga pria kekar dan
ya. Namun, karena Vallen tidak lagi memberontak membuat selera dan minat Morgan perlahan melenyap. Ia melepas pagutan bi
tanya Vallen ketakutan dan berus
sangat kau rindukan dariku," ja
eperti dirimu! Aku bukan pelacurmu!" pekik Vallen lagi dengan diiringi d
yang dia berikan padamu? Saat ini aku bahkan bisa membayarmu seratus kali lipat dari yang dia berik
ng hina dan murahan itu!" ucap Vallen yang sudah
r Morgan dan dengan kasar menghentakkan batang kemaluannya ke dalam pusat kenikmatan seorang wanita itu. Vallen menjerit