The Arrogant Boss
tubuh mungil tengah tersingkap piyama ia kenakkan. Perut rata, kulit putih tersib
ta
hir bulan mau tutup buku mau tidak mau sebagian pekerjaan kantor ia bawa pulang. Den
terus mengedarkan pandangan menatap kedatangan bus roda banyak tersebut. Peluh bercucuran,
begini semua malah semakin runyam? Baru beberapa minggu d
bisa bekerja di perusahaan besar. Semua juga berkat kampusnya dulu memberikan kesempatan berkecimpu
at ke kantor. Aurora mulai gelisah tidak tenang. S
an tubuh senyaman mungkin. Menghela napas panjang, akhirnya ia bisa m
berjalan cepat setengah berlari. Sampai ia tidak sempat mengucapkan terim
uju ruang kerja. Ia menatap para team satu ruangan sibuk dengan aktivitas m
upkan komputer lalu memberik
eman seperjanganku," ucap Auora lega s
i udah jam berapa?"
gelihat kok temen kita pada sibuk nggak s
uara bass seksi san
n di ruangan ini malah menatap Aurora balik-bergantian. Ada apa sih sebenarnya?
a menatapiku Chik
utama atau lebih tepatnya pemilik perusahaan kita ini datang. Dan, sa
nti setelah ia mendapati pria bertubuh sempurna itu. Yang sangat ter
Mata mereka saling beradu penuh tuntutan jawaban. Betapa tampan
uatu. Meyakinkan diri, akan minta maaf kalau memang itu diharuskan. Ia dongakkan kembali wajah frustasi dan pacua
ama bekerja?" tanyanya
ru dua minggu," u
apa ba
Staff Bapak Anton Suhen
enerimamu bek
Berkat kampus terbaikku," ucap
. Thom tampak takut dan gugup tapi siap menur
h," ucapn
om dengan si
uangan ini. Segera!" Perintahnya tanpa mena
. Aurora mulai gusar, cemas dan tidak tenang. Tapi, berharap
Thom hadir bersama
ng Pak Austin. Mohon maaf P
awabnya
yang bisa sa
nya gumama
, "Dia Assistenmu?" Kali in
a Pak? Ya, dia A
nya salah satu karyawan dari sini. Katakan pada pihak kampus, dia orang terakhir di teri
uora spontan, nada
perduli bahkan tidak mau mendengarkan penjelasan Aurora dahulu. Aurora yang syok tid
tapi kepergiannya yang
aja di pecat?" tanya
ng kamu lakukan?"
hika berwa
u Pak. Aku terlambat bahkan Bus
an aku
saya?" tanya Aurora
usan terbaik dari kampusmu tapi kamu tahukan. Bag
perusahaan ini sangatlah besar Pak. Masa iya, hanya ka
CEO kita akan datang mendadak
harus apa
at telat?" tanya Chika m
ahu kalau keadaanny
i apa boleh buat. Itu adalah kepu
mungkin dong." Auro
tampak berpikir
ergantian. Mereka juga sepertinya ikut mem
f langsung?" Chika menyara
emang memikirkan i
a maaf sepulang bekerja. Kami mendoakan semoga b
telat karena tugas menumpuk di perusahaannya ini. Sudah sombong, arogant, dan suka
n yang sangat kamu dambaka
mengangguk lemah dengan keputusan itu
ingga menunjukkan sudah pukul enam sore. Chika bergegas pulang
kan jika kamu di dekatnya. Dia sudah memi
arik. Dan, Chika berlalu. Ia memutuskan menunggunya di ruang tunggu k
l berbunyi, lalu ia me
yang selalu kurinduka
? Ia membentuk bibir ke atas. Betapa bahagia, belum sempat memb
pencarian favor
husus dan dia berjalan elegan menuju pintu keluar. Menarik n
n juga menelphone. Aurora terhenti sejenak, ingin mengangk
y
apas berat yang t