The Arrogant Boss
skan napas terusan berat, mengingat kebaikan Pa
n banyak cobaan setelah masuk nanti, bulu roma bergidik ngeri dengan kondisi
o
setidaknya dia menden
n ruangan khusus untuknya begitu luas seperti lapangan basket. Tenggorokan ter
kilas menatap ruangan besarnya ini lagi. Ruangan yang tertata rapi, dan ini kali
mendekor ruang
i
rora memaksa senyum da
tidak perlu basa
ati bawahan seperti Aurora? Mengesalkan. Sejenak
kas mengenai laporan keuangan. Saya mewak
u, lalu menatap Aurora.
ah karena kegugupan. Ruangan ini memang tidak ada yang salah, bahkan ruangan ini
itu sesaat membuat terhanyut. Aroma tubuh yang
itu ada yang salah atau apa keningnya terlihat mengkerut. Tapi yakin, sebelum ia keruang
erjamu?" Dia
itu tanpa sengaja Aurora ja
jakan." Rora berkata sambil
alah!" Bentaknya melempa
g dirasakan saat ini, tida
belum saya datang. Saya pastikan semuanya
ambil menunjuk berkas, lalu dia
Austin, dia menghamburkan potongan ke
tidak. Ia tidak akan menangis di hadapan pria arogant tersebut. Mencoba te
engandalkanmu yang jelas tidak punya kemampuan di bidang
kan akan saya perbaiki lagi dan saya ak
n dan ketiga pekerjaanmu begitu buruk. Kecantikan tida
gembuskan
kamu harus lembur malam ini. Dan, laporannya haru
pas, "Baiklah Pak-
angan saya. Saya muak harus
ya air mata ingin jatuh tapi berus
ermisi." Aurora menu
sesak dengan ucapannya. Dia memang pria yang
aginya terkutuk. Tapi sekuat hati menahan tangis sedari tadi tertahan,
bali dan menatap komputer,
" tanya Chika terus
han rasa sedih,
s laporan k
an di
man di nerak
Kenapa aku harus berhadapan dengan Austi
ape
kita diganti atau secepatnya berla
dalam bange
emari sanking me
angnya Ra,
mbentak
riu
rora habis
gimana s
tu dan memberikan pada pria kejam itu.
ah
gepang usus dua belas
pang. Eh- gimana kamu ngep
njutkan pekerjaan
a lalu mulai sibuk dengan pekerjaannya
dak tahu kenapa ia mulai tertarik tentang wanita itu. Sebenarnya laporan tidak a
laporan. Menyenangkan membuat gugup seperti tadi,
p intens, dia bahkan memiliki ketertarikan itu bisa ia nilai d
-gila pada Austin O'pry. Tidak boleh ada seorang wanita pun menolak. Ia memiliki bany
h pukul enam sore namun kedatangannya belum juga terlihat. Austin menekan tombol remote tirai berlapis kaca hita
gah menuju kendaraan
Akan ia buat menyesal sedalam mungkin, Austin
berikan semangat sembari m
dan keep smile,"
erkata apa pun lagi, mendengus ti
erah." Aurora mengetuk p
an buruk, sepertinya itu dia. Ia mengatur posisi untuk duduk
ap Austin masi
napas, memberi
kan hasil laporan keuangan ter
uduk." Semena
akasih Pak," ucapnya sem
hasilnya masih sa
urangan. Tapi aku
akasih." Aurora
dasi tatapan maut menatap Aurora. Embusan napas s
anmu?" Austin a
aksudn
kamu akan p
akan pul
tor atau
us setiap harinya," ucapny
ikuk, terlihat dari panca
kamu yakin Bis
ada pak," jawab
arkan pulang bersama. Sialan! Apa ia ingin
nya Austin santai, seolah tidak berg
o menatap Austin
k kantor bisa mengantarmu pulang." Austi
api saya akan pulang naik bus saja," tola
penasaran, Austin ingin meniduri Aurora. Entah ke
s saya lakukan Pak?" Aurora
noth
alau begitu say
baik
mungil nan ramping dan
... Au
, perlahan membalikkan tubuh
an. Apa yang terjadi dengan Austin, kenapa menjadi seperti
arut malam. Tidak baik wanita
biasa Pak, semuanya akan baik saja. Tapi s
-kata agar kamu lebih was-was." Austin berkilah,
, saya p
k. Dan, Aurora berlalu
napa dia masih tidak tertarik, tapi Austin sudah bertekat akan men