icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tulisan, Basket, & Piano

Bab 6 Kak, Aku ke Sini

Jumlah Kata:939    |    Dirilis Pada: 15/07/2022

yang sedang menuju ke motorku. Mataku terpaku pada ban mot

seperti yang sedang aku lakukan. Kami memandang ban motor i

Ia melihatku dan merogoh sakunya, mengeluarkan ponsel pintar miliknya

mu bisa bawa motor ini ke bengkelm

enelepon temannya. Ketika ia selesai, ia menganggukkan kepalanya padaku. "Temanku akan ke sini, ia

an. "Temanmu waktu

utkan dahi

selagi kecil sebelum kamu pindah ke Bandung. Jadi kupikir di

enyukaimu. Dia tidak pernah berbicara tentang masa kecilnya pad

bena

ngguk deng

embawa motorku dan memberitahuku kalau motornya akan selesai se

a gak papa. Aku sama Rara mau pergi seben

Kami tidak akan pergi ke mana-mana, kurasa. Namun, setelah pemuda

" ia bertanya, benar. Namun pertanyaannya adalah

motornya. Dan akibatnya rambutku melayang-layang ke sana dan ke mari. Ia tidak

ng membuat kami sulit mendengar. Ditambah ia melajukan motornya dengan cepat.

an menoleh ke belakang sedetik

gangan, kamu jangan ng

, kan? Itu masih dirahasiakan. Namun cukup jauh sih, sekitar

bagian lagi penasaran setengah mati. Kami memang sudah kenal selama kira-kira satu bulan, tapi

nku memang s

-

rputar dan memand

dalam bukit yang pendek namun lebar di permukaannya. Kalian pasti bisa membayangkannya, dengan rumput kecil di sekitaran kaki. Bunga

di bawahku. Aku memandang kota yang aku tinggali selama hampir dua

di kota, namun aku tidak berniat sama sekali untuk mengunjungin

il mini. Semuanya tampak indah, terlebih lagi ketika matahari mulai terbenam. Sinar keemasan membanjiri seluruh ko

ngkapku dengan p

melipat kedua tangannya di dada. "W

ota indah itu. Aku merogoh sakuku dan mengambil ponsel,

memandangnya seraya tersenyum. "Ini sungguh i

Tidak ada bangku yang tersisa jadi kami duduk di rumput. Tidak

berumur sembilan tahun, dan dia berumur lima belas tahun, ia sering membawaku ke sini. Dan ini menjadi tempat favorit kami berdua." Ia berhenti sejenak, kemudian. "Aku s

atan kan aku bawa

Ia membalasnya dengan senyu

ngan alunan musik merdu yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia, namun aku bis

untuk beberapa saat. Senyuman penuh pesona itu masih terukir indah di wajahnya. Sudut

lagi, Kak,"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka