icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku bukan wanita penggoda

Aku bukan wanita penggoda

Penulis: Larasjung
icon

Bab 1 Pergi dari sini!

Jumlah Kata:1064    |    Dirilis Pada: 11/07/2022

k laki-laki berkaca mata yang terlibat fokus

ya anak laki-laki itu yang tidak tertarik bermain bersamanya. Hal itu memb

a bisa marah," kata seseorang membuat An

harus marah?" sahutnya heran, lalu kembali menatap anak la

ecak tidak suka. "Aku juga tidak tahu,

irinya tidak salah, lalu ia mengalihkan pandangan p

gi?" Ajak Erin mengalihkan pembicara

itu mengangguk dengan cepat. "Ayok, tapi tad

njauh dari teras dan meninggalkan anak laki-laki

boneka di ruang yang berfungsi sebagai tempat m

di mainkan di luar rumah karna akan di curi

anak Yaya tadi pagi

a menulis di atas kertas kosong, lalu mend

boneka, lalu tersentak kag

i?" Celetuk Anindya dengan polos, membuat

cap Erin setelah lelah tertawa. "Aku akan menulis

apa?" tanya

un itu bingung mencari cara menjelaskan pada anak enam tahu

tuknya. "Memang apo ... tek, itu ada di rumah sakit? Kalau ngga salah ..

ernah pergi

jawaban berupa anggukan kepala dari Erin. "Be

katanya melihat Anindya sudah berdiri da

ari gerbang panti berjalan menuju ru

bohong pada Bundanya. Pikiran kecilnya terus saja beker

m rumah. Kaki kecilnya terus berjalan ke kamar pria yang

a a

ya Anindya tidak membiarkan Adam

hon

h dulu kalau mencari obatnya jauh," Anindya menatap ayahnya curi

putri bungsunya. Ia tidak pernah bercerita tentang masalah

irinya dan sang istri. Sebenarnya masalah di rumah tangganya te

kan mengalah. Bahkan istrinya m

idak akan membiarkan hal itu terjadi. Lebih baik

ahnya kesal. "Aku udah dengar semuanya. Saat Ay

utrinya, lalu ayah dari tiga orang anak itu berjongkok

nda mendapatkan telepon dari seseorang se

enyum, pria itu mendapatkan titik t

ayah. "Tapi ayah juga harus janji kalau tidak menyakiti Bunda lagi. Ayah s

sangat sulit dari pada saudaranya. Jika anaknya yang lain dengan

kin keras hati jika sudah mengingin

h ikut Ayah?" tanya Adam setelah bosan m

jauh lebih k

engan jalan pikiran anaknya. Pria itu juga tidak buk

tara Ayah? Tidak ada. Jadi, dari pada Ayah nantinya

dan menatap putrinya lelah. "Ya

*

nya Anindya begitu lewat di depan seorang

tidak putus dari anak lelaki itu hingga akhi

berhenti tidak jauh darinya. "Yaya l

jangan me

ah dengan memberanikan diri untuk semakin dekat a

ya menyerah. Ia bahkan dengan berani duduk di s

menghela nafas kasar. "

diam, mungkin bisa untuk tidak bicara, tapi tangan anak

itu sambil menepis tangan Anindya dari buk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka