Our Difference
kan-rekan sepakat akan memakai konsep yang ini. Acara di mulai lima hari lagi. Saya juga sudah
Pak Doni mengangguk
ada kendala?" tanya
a meng
berjalan lancar,
ilakukan oleh Darel beserta rekannya. Tiga pulu
dari Pak Doni?" tanya Darel yang
gat tidak biasa dari Darel saat menatap Nishaa.
melihat dari jauh. Tidak mau ikut campur,
yuk. Aku lapar," ajak
membenarkan kunciran rambut
dari itu segera m
nyanya. Nish
kan kerja perempuannya? Terlihat Nishaa menghela nap
meeting online dengan pak Doni, lalu meninggalkan rekannya. Helen terdiam.
*
harus memulai dari mana meminta maaf
u. Nishaa menggeleng. Ia masi
luan, ya." Ungkap Darel tidak tah
haa meneleponnya, mengajaknya untuk bertemu di taman belakang pengina
ini cukup mem
u saya kerjakan terkait proyek ini." ucap Dare
ang tangan Darel, menahannya pergi. Darel pu
f pada saya?" tanya Darel s
a meng
" ucap Nishaa, memberan
a bingung. Berbuat kesalahan apa
ktunya lebih lama lagi, karena masih banyak pekerjaan yan
haa mengangguk perlahan, Darel pun pergi dari sana me
gkuman konsep untuk ia berikan besok pada kolega kantornya.
Ia memijat keningnya yang sedikit terasa pusing karena menatap lay
yang saat itu ia berikan pada gadis yang baru saja bekerja di kant
Ya
na dengan riang, berbanding terbalik d
erja," ucap Darel dengan datar
Kamu enggak genit dengan cewek-cewek
mutar bol
ekasihmu." Jelas Darel dengan helaan napasnya
" Lanjut Darel lalu menutup telepo
asih. Pada kenyataannya, mereka berdua telah putus enam bula
jijikkannya Clara bergelayut manja dengan laki-laki yang tidak ia
kepala dan semaunya sendiri. Ia teta
*
tersenyum dalam mimpi. Nishaa berjalan menuju taman belakang penginapan, lalu d
ahari pagi muncul dengan perlahan. Nishaa meringis sesaat ketika teringat apa yang ia lakukan
t Nishaa tidak nyaman. Namun sekarang perasaan tidak n
inya. Ia terlihat cerah di mata laki-la
ng bersinar terang, membuat Darel tidak bisa memalingkan tatapannya dari Nishaa. Namu
n, dan menutup mata. Ia seperti meminta cahaya matahari memeluknya
dari kepergiannya. Ia ingin ke restoran, membeli makanan ringan unt
mpiri Nishaa yang masih duduk di sana. Darel te
n ragu Nishaa terima. Darel membuka roti isi coklatnya, lalu m
etuk Darel sambil mena
espon. Mulutnya masih dipenuhi ole
au mau jawab, telan dulu makananmu. Biar enggak
nya, sambil menelan maka
nya. Darel hanya terkekeh samb
rotinya. Ia menatap Darel yang m
rti itu. Gini. Hari ini barang datang, ya? Tenda dan lain-lain? Kita hanya men
menga
ah berangkat? At
lalu membuat angka
i sini sekitar
menga
ap untuk hari yang lebi