Our Difference
Austin saat menjemput Nishaa dari kantornya. Ia
berpegangan pada jaket Austin
guk, lalu kembali f
edainya dan menambah bahan soto karena tadi pagi Austin bilang Nishaa akan datang. Setelah memeluk Nis
enatap se
ntar Nishaa. Austin pun memutar bol
sini. Komentarmu seperti kamu ba
memukul pelan lengan atas Au
engaja dipisah oleh Bu Agung. Tak lupa Bu Agung meletakkan potongan jeruk nipi
ongan jeruk nipisnya, lalu mengaduknya.
kin gagal move on aku." Komentar
ebar. Tidak sia-sia ia menambah b
t lama ketika kamu berada di tempat baru, kecuali tempat lama menyakitimu," nasehat Bu Agung
mbil membuat gestur hormat.
ntuk kamu bawa pulang," ucap Bu Agu
penuh keyakinan, Ni
tanya Austin saat Nishaa s
ambil mengelap pinggir
balikan bo
terimakasih juga. Habis itu, ya sudah. Aku ke mejaku, terus kerja. Aku fokus
snya masih bisa professional. Gadisnya? Memangnya, Nishaa menyadari perasaa
sambil menyandarkan tubuhnya. Aust
*
uk proyek yang cukup besar untuk kantornya, dan Darel ditunjuk sebagai
saja b
ngkat dua hari lagi. Akomodasi tiket, penginapan dan lain-lain sudah diurus oleh sekretaris pimpinan. Kalian hanya ting
Mati
a tidak percaya pak Doni membiarkannya pergi b
ang menikmati waktu istirahat. Mereka tidak kelua
n pak Doni sudah memeringatkannya untuk tidak menolak
juga kita sekamar dan Darel sendiri. Jadi tenan
itu mas
alu antara dia dengan Darel, namun Nishaa memilih untuk diam. Ia tidak
fessional. Ucap
khawatirkan apapun. Ia percaya, dengan kebe
ja. Meskipun nanti tiba-tiba Darel bersikap manis atau apa misalnya, ia
apapun dari Darel terkait perasaan. Semua sud
el pasti tidak
*
menegaskan pada Nishaa untuk tidak menolak," ucap Darel samb
s, tanpa cacat apapun. Saya doakan da
dengan semangat. Ia pun segera p
enatap kepergian Darel. Kemudia
alu terkekeh. Ia pun segera ke
*
a kembali barang-barang yang hendak di bawa. Meskipun masi
i memasuki musim hujan, dan di sana daerah pegunungan, jadi Nishaa menebak pasti aka
teratur dalam mengerjakan proyeknya. Meskipun ia hanya seo
ari lagi waktu tersisa untuknya pergi bersama Helen dan Darel. Tidak, t
rbawa perasaan apalagi sampai menumbuhkan perasaan yang dulu ia rasa
itu bekerja, menghasilkan uang, yang bisa i
ng setia menemaninya dari masa kuliah hingga sekarang, namun, Austin tentu tidak bisa bertangg
ponnya. Ini bahkan sudah malam, tidak bias
hati-hati. Jadil
pun memutar