Iblis Itu Suamiku
. Jika beberapa orang menghabiskan waktu awal tahunnya dengan canda, tawa, dan bersulang. Seorang wanita justru duduk di dalam selimut menatap jendela besar di samping tempat tidurnya
tersamarkan riuh suara kembang api serta teriakan warga London yang teng
andar di balik pintu, mendengarkan setiap racauan serta kehancuran seseorang yang lain. Makhluk itu baru memasuki ruangan kamar yang gelap itu hampir saat din
**
in tinggi, mencoba memilih gaun mana yang terbaik. Rambut serta riasanku sudah siap hampir
emakai. Aku terbelalak melihat sosok pria bersurai pirang tampan dengan setelan tuxedo hitam tersenyum. Tentu saja, aku segera berteriak karena hanya mengenakkan pakaian dalam, dan tanpa pikir panjang aku me
si Iblis yang sepertinya telah keluar dari sana. Terkagum-kagum, entah itu karena gaun yang kukenakan kelewat mewah d
artemen. Senyum rupawannya berhasil mencetak rona di pipiku karena meliat penampilannya yang sangat tampan. Rambut
k ,tapi aku tidak tahu
u semakin tersipu. Ia melangkah mendekat dan menggenggam jemariku, siapa sangka ia akan menarik cincin bermakhotakan berlian sapphire y
itu ucapnya sebelum memutuskan untuk
*
sertai dengan hamparan taman bunga. Jangan lupa keberada
tebak jantungku tak berhenti berdebar, begitu pula denganmembawa jemari tanganku ke dalam genggaman hangat tangan besar dan kekar miliknya. S
mereka mendidih," serunya lagi, sehingga senyumku kian melebar saat uca
menunjukkan tak ada penye
bastian aku menyunggingkan senyum bahagia terbaikku saat berjalan mele
na untuk pertama kalinya seseorang menggenggam tanganku kembali dan menguatkanku untuk tersenyum. Ba
ku ada di si
, kembali. Kini tampak bersinar, terlebih lagi tak ada yang mengetahui sosok yang berada dalam gandenganku adalah pria
k Ra
hun lebih muda dariku tengah berjalan cep
perti anak-anak padahal umurnya
ari mengusap surai hitamnya, dapat kulihat
bertahun-tahun dan kembali sudah
yang hampir saja turun dari ujung matanya. Aku
erlari kecil sama seperti yang dilakukan Anna, namun langkah me
par, kami tidak akan memel
a sesuatu yang sudah ia rencanakan untuk memperlihatkan seberapa dekat dan seromant
alkan mereka A
yang sama dengan kak Rael," ujar pria bersurai legam rapi itu maj
unduk memberikan salam, "AnnaVan Kruger, Kakak. Senang b
ra hatiku, kenapa Adik-adik Sepupuku semanis ini, astaga. S
uga ingin terlihat keren
legam dengan tubuh lebih pendek dari Alan me
ruger, tolong jaga Kakakku. Jangan biarkan
merindukan momen kebersamaan dengan mereka meskipun kami hanya Sepupu. Sebastian sendiri langsung membaur dengan mereka bercanda dan
asakan dingin yang amat pada tanganku. Namun aku hanya diam saja, begitu pula deng
tau mengapa ia melakukannya saat aku melihat Ibu beserta Saudari-saudariku tengah bercakap-cak
gaimana kabar kalian?" tanyaku menyapa
yum palsu semata. Sebuah formalita
erta ciuman di pipi kanan serta kiriku, "Ra
kenal sebagai ahli tipu daya sepertinya, dapat melihat tipu daya
ya. Saya adalah suami dari Rael ja
n Sebastian saat mendengar permintaan Suamiku
u benci sekali dengan drama
menikah dengan Sebastian Rael," seloroh Ibu dengan sedikit mencub
ie akan merebut atau menggoyah
knya untukku. Aku sangat memahaminya karena dari kedua
n tidak pintar merawat diri, jika kau tau bagaimana joroknya d
k ada apa-apanya ini. Anak ini hanya tau belajar dan bahkan selalu
itu pun ia justru dikhianati Sahabatnya sen
an sorot matanya memandangku rendah, "Aku tidak tahu bagaimana bisa memiliki Pu