icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pudarnya Pesona Janji

Bab 6 Pendekatan

Jumlah Kata:1204    |    Dirilis Pada: 29/06/2022

n luar biasa. Iya, sih, Intan paham. Siapa pula yang mau ditodong pernikahan tan

ri. Ada masa yang tak dapat diterawang. En

pernikahan adalah 25. Sudah matang secara emosi dan pikiran. Se

erhitung remaja. Pikirannya belum dewasa. Untuk rumah

min tingkat kedewasaan. Buktinya masih banyak orang yang sudah menikah tapi masih kekanak-kanakan. Pikirannya main

kum. Benar ini

tekan dan pesa

da lelaki tercintanya. Dengan keberanian y

im dan pesan akan sampai di nomoro si penerima. Sayangnya jemari lentiknya l

dan tak sabar menunggu jawaban lamaran. Sepuluh tahun bukan waktu singkat. Kin

layar dilakukan berulang. Dag dig dug hati Intan tak karuan. Kadar

am. Iya, benar.

gkap gendang telingan Intan. B

ntan mendapati pesan dari Iman

bodoh sekali dia! Baru dibalas begini saja sudah bahagia

ji Junaedi. Mmm ..

at. Entah kenapa Intan dan Iman klop begitu cepat, padahal ini

ga waktu sudah larut dan

yang mana

Sayangnya, si pemilik gawai sudah di alam mimpi. Tak ada balasan

*

an menjadi lebih berani m

sama dengan mengundang bahaya dan menjauhi rezeki. Ibu dan Bapak sudah membuk

ehari-hari sang calon pasangan. Sekali lagi, Intan membuang pikiran apakah lelaki itu akan

buat Intan bahwa pilihannya memilih pasangan adalah benar. Si lelaki berkumis tipis itu selalu

a kali dia mengucap salam dan belum ada jawaban dari si punya rumah.

suaranya kurang keras? b

n mengucapkannya. Intonasinya naik beberapa not

il. Mungkin meman

lebih baik Intan pulang. Menunggu hanya akan menjadi pe

angkahkan kaki. Segera ia menjauh

rambut panjangnya. Membuat mahkotanya yang lurus dan hitam itu berkibar. Pelan-pelan udara bergerak itu dirasakann

lumayan jauh dan Intan lihat mereka sedang ngobrol dan tertawa-sambil membulak-balikkan padi yang sed

uasana alam sekitar. Kebetulan Bapak ada suatu urusan di sawah-entah untuk apa. Maka jadilah anak gadisnya ikut. Namun, karena kesenangan Intan luar biasa, jadilah dia kot

um akhirnya dimandikan. Iya, lumpur di badan Intan tak karuan tempatnya. Kalau dibiarkan mandi s

al yang lumayan parah. Jadilah Ibu dan Bapak panik karena seharian In

gatnya. Masa kecil itu

a salah seorang ibu-ibu yang

cuma ia malu mengatakannya. Duh, ke rumah laki-laki? Apa kata orang nanti?

ji," ujar ibu yang pakaiannya heboh. Bajunya kembang-kembang

h berteriak berkata. Ah, padahal tidak perlu begitu

k. Sedang-sedang saja. Meski kulitnya keriput masih bisa Intan lihat sisa-sisa kecantikannya. Kulitnya tidak terlalu gelap. K

ya dimaklumi, sih. Mata Intan menyapu seluruh bagian tubuh ibu ini. Dari ujung kepala hingga kaki. Bukan tanpa ala

Maaf rumahnya kosong. Iman sedan

Nanti saja kapan-kapan ke sana lagi. Dan ini ada titipan dari Ibu." T

main, ya, main saja ke rumah, jangan

juga bukan sesua

Marni melangkah besar-besar, sudah ditinggal rombongan, sementara Intan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka