icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pudarnya Pesona Janji

Pudarnya Pesona Janji

Penulis: Tiny Tin
icon

Bab 1 Lelaki Kedua

Jumlah Kata:1163    |    Dirilis Pada: 29/06/2022

ki itu memang pintar. Rasa bersalah yang mengungkung Intan akhir-akhir ini dilenyapkannya dengan mu

lupakan

apkan yang jauh ka

yang belum tentu! Sekarang

ingga lama-lama mereka jalin pertemanan dan tak canggun

a Dodi, orang tuanya pasti senang. Setidaknya pilihan anak perempuannya kali ini benar dan tidak mengecewakan. Toh, mereka sendiri yan

Dodi adalah pengusaha sepatu yang memiliki cabang di beberapa ko

*

ta ketika Intan baru saja pulang main

saja suara mobil berlalu. Sudah menjadi rahasia umum penduduk sini

tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mereka butuh kepastian. Kalau d

. Dia hanya melabuhk

ntung mendapatkannya. Di luar sana mungkin

ya mencerocos. Malah hingga ibu

angit yang berwarna putih. Diam-diam hatinya menyuarakan kejujuran

at, cantik. Semo

ntan tengah dirundung bimbang. Benarkah ini jalannya? Benarkah hadirnya orang baru bisa melupaka

impiin aku. Ak

dan love, untuk kali ke

tanpa sengaja melihat poto pernikahan. Senyum merekah sepasang pengantin itu

tak henti bersyukur karena penantiannya selama ini terwujud. Ia

n sekadar untuk melampiaskan kesepiannya. Dengan kesadaran penuh Intan mengakui dosa in

*

idaman Ibu Bapak itu bebas keluar masuk kapan pun ia mau. Menemui Intan hin

an menggulingkan Dodi dari atas tubuhnya. Ibu, Intan, dan Dodi kaget. Untuk beberapa detik suasana hening. Tiga manusia itu hanya terpaku dan saling menatap. Lalu di detik b

a menjijikkan seperti kalian!" Bapak bersungut-sun

macam kamu! Benar kata orang, Iman lebih baik. Biar pun

acak-acakan. Lalu dengan santai meneruskan, "Dulu Bapak remehkan Iman. Sekarang memojokkan Do

ak bermartabat! Dia lela

g tak tahu diri. Intan sudah bersuami tapi malah s

melemparkan kotoran ke muka kami. Sekarang, pergilah! Enyah dari s

ka berbalik akan menuju kamarnya. Dipukulnya

u

sebuah bantal ditekan ke lubang pernapasannya. Ah, padahal kalau Intan sad

ya itu. Diiringi kalimat-kalimat pedas dan menusuk jantung. Jika dulu Bapak membentaknya gara-gara uang belanja dan Intan biasa saja, itu karena dia tak merasa bersalah. Iman sasarannya. Kali ini,

gkan Intan yang masih menekan bantal di wajah Bapak. Tapi

u sendiri. Kurang apalagi Bapak menyayangi

-gara satu kekhilafan? Bukankah Dodi lelaki yang mereka inginkan? Soal Iman, bukankah Bapak dan Ibu sendiri y

a. Intan tersungkur. Namun, Intan tak berhenti. Ia lebih brutal melawan. Syu

s pikir, kenapa bisa anaknya bersikap

. Ibu ditusuk berkali-kali. Lantai berkeramik putih itu kini menjadi lantai darah. Ibu t

at!" Lelaki itu berusaha pergi. Intan ketakutan. Lelaki itu sat

nusukkan pisau ke punggung Dodi yang su

nnya lebih besar dari Intan, ia tak bisa melawan. Ia pikir Intan tak aka

curan, tubuh Intan ambruk. Tidak ada air mata. Dia ha

nya sambil mengge

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka