icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pudarnya Pesona Janji

Bab 2 Pokoknya Iman

Jumlah Kata:1261    |    Dirilis Pada: 29/06/2022

lahir dari rahim Ibunya. Takdir menuliskan ia menjadi

ntong ajaib, Intan punya lisan magic. Ingin ini, ingin itu, apa yang tidak bisa? Apa pun yang ia sebut

h lugu yang menggunakan jurus tantrum, begitulah Intan melancarkan aksi. Hanya saja ia tak pakai acara ngamuk-ngamuk. Simpel. Hanya membicarakan keinginannya sam

jauh-jauh hari. Awalnya Bapak dan Ibu bersikap biasa ketika Intan dengan terang-terangan mengakui suka anak tetangganya. Paling-paling cinta ses

Ibu berikan. Padahal calon-calon jodoh Intan kelak adalah anak-anak pengusaha yang memiliki cabang di be

mengerti. Cinta itu tidak bisa dipaksa. Kalaupun Ibu dan Bapak me

ang tuanya mencoba membicar

Padahal sudah lebih dari s

rabutan. Tidak ada yang istimewa ditilik dari latar belakangnya. Salahsatu alasan kenap

saat jatuh di acara Agustusan. Saat itu, ketika usianya kurang lebih lima belas tahunan

senang menontonnya. Selama ini Intan sering dilarang Ibu dan Bapak walaupun sekadar m

a minggu sebelumnya, Intan tertarik. Akhirnya Intan nekad pergi tanpa sepengetahua

n mereka itu kotor! Ga

teman kayak mereka. Miski

h esktrem Ibu

sepadan. Kamu ini orang kaya. Anak semata wayang Ibu dan Bapak. Keluarga Ha

Sebagai gantinya Intan di

rta ditutup sedang tangannya diikat ke belakang. Nahas, setelah lomba itu selesai, Intan malah jatuh gara-gara menginjak ku

terduduk. Lelaki itu bernama Iman. Dengan sigap ia bertanya, "Sakit, Kak? Kakak

menjadi satu-satunya orang yang bertanya dan menolong. Itu cukup memb

ng disertai senyuman. Teman-teman Intan yang pengalamannya jauh lebih banyak justru mencium sebuah kecurigaan bahwa sesuatu tengah terjadi. Sikap itu memancing ingin tahu berle

bak. Tapi, itu sa

ersenyum. Sepertinya ia masih ingin

ma

an-teman hanya bengong. Bukan tanpa alasan, sebab

mengatakan secara rinci. Sekali lagi, Intan

*

pinggir meja Intan sesaat bel pulang be

an sambil memasukkan

u saja membalikkan badannya ke b

ong!" j

n yang tak tahu asal mua

lehkan main kapanpun waktunya, bahkan kalau perlu sampai menginap. Bersama mereka, orang tua Intan sangat percaya, utamanya senang. Jelas saja, Ayah Indri pemilik toko elektronik

Mia, Intan tahu ada sesu

ngin tahu Im

dalam pertemanan yang sudah bertahun-tahun terjalin itu belum sekali pun Intan membi

dimana?" Mia tak sabar se

ar," timpal Indri sambi

a emas. Intan sudah hapal jam berapa Iman akan lewat. Kesempatan

ersiap. Matanya tak lepas

tujuh menit, lewatlah l

Dia

makai tas hitam itu masih tampak rapi meskipun jam sudah siang. Biasanya kebanyakan siswa hanya rapi pada jam-jam pertama sekolah. Kalau sudah pulang, penampilan mereka su

g. Teman-teman Intan yang berjum

h menatap Intan dengan mata agak

u Intan

dan lihat. Dia memang Iman. Lelaki

cil, Tan!" Mia ka

u tujuh belas. Selisih kami juga jauh. Bah

ih bau kencur. Apa yang ka

ena umur dia masih dua belas. Tunggulah d

u dua pu

s? Ada ya

h urusan cinta, apa yang bisa diperbua

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka