icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pudarnya Pesona Janji

Bab 5 Tamu Undangan Bapak

Jumlah Kata:1005    |    Dirilis Pada: 29/06/2022

ukai kamu katanya sejak umurnya lima belas. Sejak SMP. Es-em-pe." Sengaja

u menikah kecuali dengan kamu." J

rela menjadikan dirinya perawan tua

harus menjawab apa. Tidak ada yang bisa ia katakan. P

mu bisa menerima. Sebagai orang tua, khususnya Ibu, sangat khawatir terjadi sesuatu dengan an

k perlu khawatir. Cukup kamu buat Intan bahagia dan bisa tersenyum setiap harinya.

ng-imingi kekayaan. Keluarga miskin macam mereka pas

Informasi tadi hanya numpang lewat di telinga Iman. Kepala pemuda itu kesulitan mencerna apa yang sang juragan

u saya masih hidup. Tidak baik saya menjawab langsung tanpa persetujuannya. Lagi pula pernikahan

unek-unek, Iman pergi. Pamit pulang karen

ntan keluar. Ibu dan Bapak masih

u, kan, bisa dandan dulu tadi. Malu di depan Iman kucel begini," katanya kemudian. "Apa kata di

Ibu udah cantik. Tena

sembunyikan. Membuat Ibu dan Bapak

, Bu. Tapi ini nyata, kan? Aku gak lagi mimpi

i dan istri

kegembiraannya pun bisa dirasakan orang tuanya. "Bu, Pak, makasih, ya, kalian mendengar yang aku ma

inginan kamu meskipun sebenarnya Ibu k

udah mau nikah sama Iman jug

mu itu anak kami satu-satunya kami, jadi semampu kami akan mweujudkan itu selama menurut Ibu dan Bapak baik. Dan untuk ini,

*

Bapak tonton hingga pagi atau jangkring dan binatang malam semacamnya.

atikan. Kalau sudah begini harusnya mata terpejam. Rupanya tidak. Mata Intan malah terjaga. Segar. Rasa kantuk taka da menghampiri.

ik. Sesak dadanya dipenuhi berbagai macam kegembiraan. Ah, padahal belum ap

berlebih. Apa istimewanya? Hanya melamar dan belum tentu diterima

Tentunya yang menyenangkan. Jauh sudah membayangkan lelaki itu mengatakan dirinya siap menikah. Lalu mereka bersanding di al

pan dan tangan saling menggenggam, Intan berkata, "Yah, terima kasih sudah bersedia menikahi aku. Aku bahagia luar

adan sang istri ke pelukannya. Didekaplah sang istri dengan mesra. Tak lupa keningnya dicium. D

luar biasa. Tenang, aman, dan nyaman. Cukup itu yang Intan butuhkan. Tidak perlu banyak bicara. Cu

rga bahan pokok yang terus meroket. Gas LPG dan sabun yang habis berbarengan

Intan

menggenggam mesra tangan sang suami. Dia menjadi orang terakhir yang dilihat Iman

anya tak juga luntur. Hingga lamunannya ditarik ke alam nyata gara-gara

sudah menjadi candu. Baga

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka