PENGAKUAN ANAKKU
gi
sendiri yang akan men
k keduanya, dan tentu saja i
ya-gayaan mau makan enak!" cebikku lal
idit motor baru. Mana cicilannya bikin nyecik tenggorokan!" aku hempas gela
bis untuk kebutuhannya sendiri. Tidak
a selingkuhannya itu cuma laki-laki KERE yang numpan
masak apa i
o sama tetelan,
an, sup bakso saja. Hema
a, Bik. Tidak perlu i
h pir dan apel yang aku beli sekitar tiga hari lalu. Lebih baik aku bawa ke kantor dari p
benarnya aku beli buah ini untuk dia. Tapi untuk sekarang jangan harap. Dikasih buah
bahkan lebih kej
sikap lemah lembutku, hilang tak berbekas begitu saja. Peng
sa diam, terpa
, aku yang biasa mereka kenal berhati bai
sekolah ya, Bik. Uang jajan ada diatas
kerja, aku menyempatkan diri
, lagi-lagi hati ini berdenyut
mas. Kita tidak butuh laki-laki pe
elihat Mas Rudi berdiri
" ucapnya tak acuh, wajahnya
u. Butuh uang, tap
jawabku sambi
ss
n langkah, berg
n membuat syukuran untuk Hamdan, kamu jadi be
lagi, karna aku tetap b
ahas. Aku sudah telat." uca
ku tidak ada uang buat
kuran yang tidak penting." desisku. Aku kembali berlalu, suara derap l
elakukan kesalahan? Kenapa kamu jadi jutek begi
lahannya. Benar-benar otak udang! Kesalah
menepis tangan
orang-orang." ucapku dingin. Mas Rudi menghela na
jalan!" Aku melibaskan tangan diudar
tidak, toh jika dia di
an, terlihat Hella yang berdiri mem
*O
galkan like dan