PENGAKUAN ANAKKU
AKUAN
gi
ihat bibir Mas Rudi. Hati kembali teremas-remas
" aku memalingkan wajah, membuat kecupan i
k selimut lalu merebahkan tubuh. Terdengar helaan panjang
nan suami. Aku bukan perempuan sholekha yang
h sudah menduduki dikursinya masing-masing. Mas Rudi tersenyum meliha
u setelah menghempask
kat kearahku. "Mau susu atau
saya liburkan sementara ya. Banyak sekali pengeluaran. Saya harap Bibik bisa memaklumi nya.
lla, kompak menghentikan
, Nen
uaran dari penghasilan Mas Rudi. Lagi pun, ada Hella. Saya yakin dia mau membantu merapihkan atau se
" kali ini aku mena
ir. "Kalau Mas, terserah kamu saja." ja
saya hubungi." ucapku dengan senyum tipis. Wajah Bik Narti terlihat
kan sendok diatas piring, aku ters
tikan dan segala tetek bengek aku yang menanggung. Tak punya hati, beraninya merusak rumah tanggaku. Entah siapa yan
esai, Bibik boleh pul
b Bik Narti sambi
adamu. Hanya saja aku se
an menuju kamar Bik Narti. Langkahku ter
aafkan
intu dua kali. Bik Narti menoleh, dengan cepa
..." jawabnya de
Tentu saja aku tak ingin membuat Bik Narti kebingungan melanjutkan hidu
ngan mata sembab berkaca-kaca. Aku hanya
n dan segala kebutuhan pokok semakin bertambah. Saya tidak mau
aku kembali mende
Bibik pamit ya
ik. Salam untuk k
kaiannya. Saat membuka pintu aku lihat Hella berpura
i ada telinga yang ingin
harap kamu mengerti apa yang harus kamu
sambil tersenyum. Seny
*O
s lantai, bahkan mainan Hamdan banyak yang terserak diatas meja ruang tamu. Aku jal
mau tahu, Mas harus bujuk Mbak Rissa untuk membawa pulang B
.
sa itu besar. Masa cuma bayar gaji Mbak Narti
*O
-kira apa ren
komen dan lupe nya ya.
kil
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis
Romantis