PENGAKUAN ANAKKU
AKUAN
gi
nia teman satu ruangan kerja terke
tas kesayanganku diatas meja kerj
Mumet dia," timpal
gi, duit sudah ludes." ja
Pusingkan kaya gue!" jawab
r lagi Pak Bowo datang, kena SP luh kalau ketahua
n. Jadi tidak bisa rumpa-r
ayani suami dulu sebelum jalan ker
a pasti suasana jadi ramai. Kami kerja sudah lama, membua
engan laporan yang menunpuk diatas meja. Fikiranku terbagi,
ya," aku menyodorkan selembar uang berwarn
bnya sambil meraih
ipis yang uratnya terasa menegang. Sulit sekali menghilangkan kemelut ini, dit
firull
ma, aku kah yang bersalah karna sudah membawa masuk biang masalah kedala
kaya pusing banget?" Tania meng
. Gue cuma kurang i
memperhatikan waj
bentar. Nanti juga sembuh," sah
lalu menggeser kursiny
enduduki kursi kerjaku. Menyandarkan tubuh pada punggung kursi, fikiranku menerawang
terlihat cantik bahkan lebih muda dari usiaku saat ini. Tubuh pun se
ngkuhi. Aku wanita mandiri, bahkan b
k bisa terus-terusan terpuruk sendiri seperti ini. Jiwaku tersiksa, hati
enunggu Bik Narti mendapatkan bukti. Aku harus bergerak cepat
*O
m rumah. Enam minggu sudah, Bik Narti mengintai pergerakan mereka. Namun kedua musang
an sederhana sehari-hari. Bahkan dia lebih sabar dan perhatian lebih dari biasanya. Pun dengan Hella,
a sudah memutuskan
h mereka benar-be
eh, aku yakin mereka sed
i a
duduk terpaku diatas pembaringan. Matanya menatap lembut, senyum m
kamu selalu melamun. Hmm?" Mas Rudi perlahan men
ikit pusing memikirka
wajah ini. Aku sedikit menghindar, Mas Rudi sedikit heran lalu
ksimal mungkin, agar keuangan kita kembali membaik dan
at dibibirku, aku segera m
sih halanga
kami melakukannya. Seingatku sejak Dila mengungkap penglihatannya, aku sudah meras
jadi tak jelas seperti ini." ucapnya sambil
ihat bibir Mas Rudi. Hati kembali terremas-rema
*O
galkan like dan